[BOL 1 - The Gift] Eps 26

72 6 0
                                    

BAB 26 : REFLECTION.

"WOW coba liat, siapa yang udah nyelamatin gue?" Rei mengembangkan senyumnya. Kata orang, pahlawan itu selalu muncul pada waktu yang tak terduga dan tepat sasaran. Sepertinya mitos itu akan Rei percayai untuk detik ini saja. Jika saja pahlawan itu terlambat sedikit, namanya bukan lagi penolong tapi pahlawan kesiangan. Dipastikan jika hal itu terjadi maka nyawa Rei-lah yang akan menjadi taruhannya.

***

Hidup anda dalam bahaya, Rei.

Anda akan menyesal.

Anda bisa memilih; mau bertemu satu kali dengan saya atau tidak akan bertemu selamanyakarena anda tidak akan ada lagi di dunia ini?

Rei bercucur keringat, napasnya tertahan. Sebenarnya siapa liveinsomewhere? Apa tujuannya berlaku seperti ini? Apakah dia adalah psikopat berbahaya yang mengincar nyawa Rei? Apakah dia salah satu dari para pemilik Toko Roti Bersama?

Cowok itu menggigit bibir bawahnya gemas, diacaki lagi surainya. Sungguh dia frustasi. Masalah demi masalah terus berdatangan silih berganti seakan tidak ada ampun untuk menyiksa si tuna asmara SMA Sini bernama Rei Kusumawijaya tersebut. Kapan semua ini berakhir? Kapan? Kapan? Tolonglah seseorang beritahu!

Daripada terus-menerus bergelut dengan rasa penasaran, Rei meneguk saliva dan mengiyakan itu semua. Lebih baik mengambil risiko daripada tenggelam dalam jurang penasaran yang mendalam.

***

Sebuah sistem transportasi Bus Rapid pertama di Asia Tenggara dan Selatan yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem yang dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia itu yang tiba-tiba terpikirkan di kepala Rei.

Ya, buktinya sekarang cowok itu menghela napas panjangnya di depan halte Transjakarta, menunggu salah satu bus tiba. Diperhatikannya hiruk pikuk orang-orang, tua muda, semua ada. Ini adalah salah satu hari sibuk sehingga tidak heran kalau cukup padat.

Sekitar lima menitan bus pun datang, Rei mendapati sebuah tempat duduk di deretan baris umum. Baru saja melewati dua halte, muncul seorang bapak-bapak yang kelihatannya secara keperawakan bukan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang pantas diprioritaskan. Tapi dengan seenaknya bapak itu menegur tuna asmara tersebut.

"Hei, bocah, minggir," ketus si bapak membuat Rei melotot tidak terima. Apa-apaan? Rei baru saja bisa duduk setelah menunggu lima menit di halte dengan kumpulan manusia-manusia yang memenuhi halte tadi dan sekarang ....?

"Maaf, pak. Tapi kan bapak bukan golongan ibu hamil, atau bawa anak, atau disabilitas, jadi ya menurut saya sah aja kalo bapak berdiri dan saya duduk," sanggah Rei sopan. Meski begitu orang-orang memandanginya jijik.

"Dek, berdiri dong, kasian bapaknya," cemooh penumpang di sebelah Rei, seorang mbak-mbak pegawai restoran.

'Kampret!' dengus Rei, mau tidak mau Rei langsung berdiri dan membuat bapak itu menyegih senang. Dia menang.

Rei yang sekarang sudah resmi berdiri dalam bus sejak itu karena dia tak lagi mendapat kesempatan untuk duduk selama tiga puluh tujuh menit perjalanan.

Sampai akhirnya perjalanan yang cukup melelahkan itu selesai pula. Rei lantas mengarahkan kakinya untuk keluar dari halte kemudian berjalan kurang lebih lima belas meter dari halte Transjakarta. Kini ia meneguk salivanya seraya memastikan bahwa alamat yang sekarang ini di hadapannya sama persis dengan alamat yang dia terima di dalam kotak surel. Yang membingungkan Rei adalah mengapa tempat yang dipilih untuk pertemuan ini dilaksanakan di hotel mewah berbintang tiga di kawasan Jakarta Pusat?

Langsung saja tanpa menunggu lama, Rei masuk ke dalam restoran. Dia kemudian dipertemukan dengan seorang karyawati berpakaian seragam hitam dengan garis memanjang diagonal di bagian kirinya dan dilengkapi sebuah aksesoris kancing tiga, kemungkinan besar wanita ini yang biasa mengurusi reservasi.

"Maaf Mbak, apa benar ini Restoran Chandraya?" tanya Rei gugup gundah gulana bagai gegana.

Mbak itu tertawa, tidak lucu melainkan hambar seperti sayur tanpa garam. Wanita itu menaikkan ujung alisnya, sedikit heran. "Mas bisa baca plang resto kami di depan, kan?"

Rei menggaruk kepalanya, malu. Sebenarnya dia hanya ingin memastikan saja, saking kagetnya karena menerima undangan makan di restoran besar seperti ini.

"Oh ya, Mas atas nama siapa? Kebetulan restoran kami sudah direservasi." Si wanita itu lantas mengalihkan pertanyaan membuat Rei sedikit bersyukur, dia tidak mau dong semakin diremehkan? Walau sebenarnya mbak ini bertanya begitu untuk memastikan apakah cowok ini benar-benar serius ingin makan di sini atau cuma sekadar iseng ingin meminjam toilet atau numpang ngadem? Habisnya ya bukan menghina, penampilan Rei tidak ada keren-kerennya. Baju kumal awut-awutan, keringat deras turun dari peluhnya, belum lagi rambut lepek yang sepertinya belum dikeramasi dari dua hari yang lalu.

"Nama saya Rei, Mbak," jawab Rei sungkan. Wanita itu kembali mengecek sesuatu dari balik layar komputernya. Nama yang diucapkan sama. Ternyata dia telah salah menilai Rei. Wanita itu buru-buru tersenyum ringan lalu tangannya seakan mengarahkan cowok itu untuk bergerak ke sebelah kanan.

"Mas belok kanan saja, sudah ditunggu kok." Rei mengangguk bodoh lalu mengikuti petunjuk wanita itu.

Kini yang tampak di mata Rei adalah sebuah meja besar lengkap dengan berbagai macam makanan; pembuka, makanan utama, bahkan makanan penutup yang seakan telah siap untuk dieksekusi. Cemas-cemas cowok itu melirik kiri dan kanan. ingin tahu siapa orang yang sudah mengundangnya? Benarkah liveinsomewhere sebaik ini padanya?

Tapi nihil. Tidak ada sama sekali orang yang Rei tunggu-tunggu. Cowok itu menyerah lalu menduduki salah satu bangku di dekat meja sebesar bak mandi rumahnya. Kini dia mengambil salah satu jus mangga dan menyesapnya sampai habis. Haus sekali, sih.

Tap.

Sebuah tepukan pada punggungnya itu sedikit mengejutkannya. Akhirnya! Akhirnya Rei akan tahu siapa dia! Cowok itu lantas berbalik dan membelalakan pupil saat melihat figur seorang yang tak pernah diduganya.

Help me out, inside of me.

BOL 1 : The Gift✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang