Alhamdulillah, wasyukurillah. Sungguh besar nikmat Allah SWT karena telah memberiku ide yang sangat luar biasa untuk menulis cerita Bread of Love 1 - The Gift yang lebih dikenal dengan BOL 1.
Jujur saja ini adalah salah satu cerita yang sangat sulit ditamatkan mengingat waktu menulisnya pertama kali diriku masihlah seorang bocah yang duduk di bangku kelas 1 SMK :) Di mana saat itu ujian hidupnya tidak jauh-jauh dari masalah dunia perbucinan yang sangat cringe dan juga tugas-tugas sekolah, kuakui. Betapa aku harus begitu survive untuk terus menulis sementara didesak keadaan sana sini.
Apalagi dahulu aku belum menyadari betapa penting dan berharganya sebuah nilai estetika dari eksistensi sebuah cerita, sehingga dengan mudahnya aku malah berpindah dari satu cerita ke cerita lain dan begitu seterusnya tanpa kejelasan.
Sampai aku kembali berpikir lagi, bahwa aku memulai semua perjuangan ini berawal dari BOL 1. Aku mungkin harus mengapresiasi cerita ini, benar-benar first timeku. Sebelum BOL 1, aku memang sudah sering menulis tetapi tidak pernah mendapat euforia sebesar ini. Mungkinkah karena BOL 1 adalah cerita pertama yang kuposting di Wattpad? Entahlah.
Aku baru sadar bahwa diriku tidak bisa kabur begitu saja. Senseiku, Yamashita_Izumi, mengatakan kalo karya adalah hutang yang wajib dibayar. Itu pula yang menohokku pada kenyataan bahwa sejago apa pun aku berlari, aku harus menyelesaikannya pula.
Betapa bersyukurnya aku disaat duduk di bangku perkuliahan awal, aku berhasil menyelesaikannya. Iya, betul. Meski sekarang aku juga masih anak bawang alias baru semester dua tapi aku bersyukur sudah memiliki tekad yang kuat dan berhasil menyelesaikan cerita yang paling banyak dramanya ini.
2017 ditulis, hiatus, lanjut lagi, hiatus lagi, revisi, dan selesai pada di 2020. Seberat apapun perjuangan dan proses, hal terpenting adalah mencapai akhir, kan? Aku sangat menyadari cerita ini jauh dari kata bagus, tapi yang perlu diingat ini adalah bagian dari imajinasiku semasa SMK. Aku berusaha merombak cerita ini sebaik-baiknya. Entahlah, apakah sudah layak dibaca atau belum. Intinya aku hanya harus selalu mencoba, kan?
Mengikutkan karya ini dalam GMG Challenge adalah sebuah tolok ukur pencarian jati diri dan mengasah pengalamanku lebih luas lagi. Di sini aku belajar banyak hal tentang materi kepenulisan yang awalnya sangat awam dan buta kuketahui. Terima kasih kuhaturkan pada Grass_Media yang sudah memberikan kesempatan bocah ini untuk berkembang lebih banyak lagi, untuk mempersiapkan diri menghadapi beratnya dunia kepenulisan yang sebenarnya. Terima kasih untuk para juri yang sudah menyempatkan diri membaca cerita ini di antara sekian banyak cerita yang lebih bagus, serta terima kasih kepada Puri dan Chieva yang sudah memberikan materi di grup GMG E. Serta terima kasih bagi semua teman-teman yang sudah berjuang bersama dalam menyelesaikan ceritanya masing-masing.
Ah ya, sebenarnya penyesalan terbesarku selama hidup sampai hari ini adalah menjadi seorang bucin tidak jelas. Padahal kalau saja aku lebih banyak berjuang sewaktu di usia belia dulu, bukankah akan lebih mudah menggapai keberhasilan? Aku justru malah mengharapkan ketidak jelasan. Tapi apa mau dikata? Semua itu sudah berlalu dan menjadi bagian dari pengalaman lampauku.
Sekarang aku akan terus maju, aku akan terus bangkit, aku akan terus memberikan yang terbaik untuk semua orang yang ada buatku. Aku akan menjadi Rygga versi terbaik di masa depan nanti.
Omong-omong, aku adalah seorang yang sulit untuk menjalin hubungan interpersonal. Tetapi aku berterima kasih kepada orang-orang yang selalu mendukungku dari awal; Mama, Papa, Koko, Cece, keluargaku, Sidd_tesa, BakaaLu, cumiif, dan lain-lain yang tidak bisa kusebutkan satu per satu.
Khusus untuk Mama, terima kasih banyak atas perjuangan Mama dari kami kecil, dari aku bersekolah sampai bisa kuliah dan bisa sebesar ini. Perjuangan Mama untuk selalu berusaha membahagiakan kami, kasih Mama yang tidak ada habisnya. Dan cinta Mama yang selalu hadir untukku. Mama adalah wanita terbaik, terspesial yang pernah ada di dalam hidupku. Terima kasih Mama.
Aku juga tidak lupa berterima kasih untuk ONE OK ROCK sebagai idola dan inspirator awalku untuk menulis BOL 1 ini. Karena awalnya cerita ini adalah fanfic yang dirombak menjadi orisinal, aku juga bertekad untuk menjadikan judul-judul lagu mereka sebagai judul bab. BOL 1 ini adalah gabungan dari mimpi, pengalaman pribadi, serta inspirasi dari ONE OK ROCK.
Oh ya, terakhir aku juga berterima kasih pada para pembaca BOL yang sedari awal sampai akhir rela menghabiskan waktunya untuk mengikuti kisah Rei Kusumawijaya ini 🤭 Maaf bila masih banyak kekurangan, aku akan terus berusaha!
Btw, BOL ini akan ada seri kelanjutannya yang InsyaAllah akan kukerjakan setelah beberapa projekku selesai. Tentunya ditunggu saja, ya! Semoga bisa jadi lebih baik lagi.
Sebenarnya juga ada dua bonus chapter yang akan menjadi jembatan menuju season kedua. Sayangnya tidak akan aku posting di Wattpad. Maaf. Dua bonus chapter ini akan aku simpan saja kalau-kalau suatu hari nanti BOL 1 terbit. Ya, doakan saja ya. Sehingga aku tidak perlu menghapus yang ada di Wattpad namun aku memberikan dua chapter segar yang hanya ada di versi cetak nanti. 🌞
Baiklah, sampai bertemu lagi di versi cetak dan season 2! ^^
Salam cinta, hangat, dan peluk dari semua karakter Bread of Love,
Tunas, Tedy, Tomy, Ryo, Kuro, Tari, Rei, Toriko, Felly, Eru, Hime, serta penulisnya (Rygga), hehe.Sampai jumpa! 🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
BOL 1 : The Gift✔
Mystery / Thriller[BREAD OF LOVE SERIES 1/END] Bread of Love adalah sebuah cerita yang diangkat dari 2 tema, yaitu cinta dan pengkhianatan. Dengan dicampur bumbu misteri yang sengaja disuguhkan untuk kalian, wahai para detektif yang selalu haus misteri! Berkisah tent...