Part 12 (✓)

31K 4.9K 276
                                    

Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan sekarang. Kamu tidak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

.
.
.
.

Empat gadis berparas cantik yang membuat pandang mata tak bisa beralih sedang berjalan bak model fashion show di koridor sekolah. Rok di atas lutut, seragam sekolah yang sedikit dikecilkan serta gincu merah yang merekah menyempurnakan penampilan cantiknya.

Rambut lurus yang dibiarkan tergerai mulai berterbangan mengikuti arah angin, dan itu semakin menambah kesan mempesona dimata para lelaki. Sesekali dia mengusap rambutnya ke belakang. Sejenak mereka lupa siapa dia sebenarnya.

Cekluk..

Sepatu fantofel berhak tinggi yang ia kenakan tidak seimbang, membuat kakinya kecekluk dan hampir jatuh jika saja ketiga gadis dibelakangnya tidak langsung gercep membantunya.

Mereka semua akan tertawa keras jika saja gadis tersebut bukan Riska. Sayangnya, mereka takut untuk menertawai ratu sang penguasa sekolah.

Sebenarnya dia malu, tapi tatapan gadis itu biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Riska mulai membenarkan bajunya serta mengibaskan rambutnya ke belakang lagi.

"C'mon girl, "

Ajaknya pada antek-anteknya. Tujuan mereka adalah kelas XI IPS 3.

Riska langsung memasuki kelas tersebut tanpa peduli ada guru yang masih mengajar di kelas itu. Gadis bergincu merah itu menyapu seluruh isi kelas, dia tidak menemukan seseorang yang ia cari.

"Dimana Gendisku?"

Semuanya juga mencari keberadaan Gendis, mereka tau jika hari ini dia tidak masuk sekolah. Alasan mereka menoleh ke kanan dan ke kiri hanya untuk menghindari tatapan Riska.

"Dia tidak berangkat, sudah ada surat izinnya." Bu Fatma menunjukkan sebuah amplop pada Riska. Semua siswa bernapas lega.

"Izin? Izin apaan?"

"Sakit, Riska."

Riska tau, ini hanyalah alasan Gendis agar tidak bertemu dengannya. Pasti Gendis sudah tau apa yang akan Riska lakukan saat dia masuk sekolah hari ini, makanya dia izin duluan sebelum permasalahan terselesaikan.

Gadis itu menyeringai. "Bisa aja lo Ndis, takut ya?" lirih gadis itu.

"Kabur dia Ris, gimana terus?" tanya Vania selaku assisten Ketua Cheerleader.

"Tunggu aja tanggal mainnya."

***

"Tunggu gue ditaman, jangan pulang dulu sebelum ada kabar dari gue."

Seperti yang dibisikkan oleh Arjuna tadi siang Acha menggiring kakinya melangkah menuju taman belakang sekolah. Gadis itu duduk di bangku sembari menunggu kedatangan cowok menyebalkan itu.

"Awas aja nanti minta ganti rugi!"

5 menit.

10 menit.

Hari sudah semakin sore, namun Arjuna masih belum menampakkan batang hidungnya. Acha menoleh kesana kemari mencari keberadaan cowok tersebut. Tapi tetap saja belum nampak. Gadis itu berencana akan mencari di sekitar sekolah, tapi jika saat Arjuna menuju kesini jika Acha tidak ada di taman bukannya bertemu, mereka malah saling mencari satu sama lain.

Akhirnya setelah hampir setengah jam dia duduk diatas bangku taman, gadis itu memutuskan untuk pulang. Percuma saja jika dia menunggu cowok tidak jelas itu. Tapi... Hahh gadis itu kembali duduk. Bagaimana jika Arjuna datang setelah ia pulang? Bukannya Arjuna mengatakan bahwa nanti dirinya akan memberi kabar.

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang