Part 31

21.8K 2.9K 18
                                    

Secarik kisah milik Anya

"Persahabatan tak selama seperti kiasan kepompong"
.
.
.

Cewek cantik bermata coklat menatap foto hasil jepretan kamera polaroid miliknya. Dia tersenyum melihat betapa indahnya persahabatan sejati. Sahabat yang selalu berbagi cerita. Berbagi kisah kasih. Berbagi suka duka. Berbagi segalanya bersama.

Persahabatan itu seperti kepompong, suatu hal yang buruk jika dilalui bersama akan menjadi seperti kupu-kupu yang sangat indah. Fiksi tersebut Anya kiaskan pada kisah persahabatan dirinya antara Gendis dan Kalila. Bukan hanya keduanya. Melainkan juga dengan kelima cowok itu.

Sejak pertemuan mereka pada waktu Mos, ketiganya selalu bersama dalam melakukan hal apapun. Anya sangat bahagia dan bersyukur memiliki sahabat seperti mereka.

"Ahh, bagus banget fotonya," Kalila sangat bahagia melihat senyum manis dia dan kedua sahabatnya di dalam kertas polaroid.

Dia memeluk kertas polaroid mungil hasil rebutannya dari tangan Anya tanpa menghiraukan tatapan kesal Gendis.

"Gue juga mau lihat La,"

Gendis mencoba merebut polaroid itu dari tangan Kalila. Tapi Kalila tak mengizinkan Gendis untuk menyentuhnya. Anya tertawa melihat tingkah lucu mereka, akhirnya dia mengabadikan momen saat keduanya bertengkar.

"Kalian berdua selalu saja berantem," Anya geleng-geleng kepala.

Gendis menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Pelit banget sih lo La, kan gue juga mau foto kita."

Anya tersenyum dan memeluk bahu Gendis, "Tenang, bisa di cetak lagi kok,"

Gendis berbinar mendengarnya. Setelah Anya mencetak lagi, Gendis melompat kegirangan diatas rumput hijau.

"Akhirnya gue punya foto kita yang mungil ini, gue bakal taruh di dompet supaya gak hilang."

Tanpa mereka sadari, itu adalah foto terakhir di antara mereka bertiga. Karena kisah selanjutnya adalah kisah yang tak akan pernah mereka lupakan. Kisah kasih persahabatan yang tak sampai. Kisah persahabatan yang sama sekali tidak pernah Anya bayangkan.

Kisah persahabatannya tidak seperti fiksi kepompong kupu-kupu. Melainkan, kisah persahabatannya bagai gunung merapi yang menyemburkan abu vulkanik serta lahar lava panas yang bisa membuat apapun mati seketika jika tersentuh olehnya.

Kisah itu berawal dari sebuah pengkhianatan penusuk anak panah yang menancapkan api di dalam jantung pemilik duri.

***

Kedua cewek itu menimbang persyaratan sang penguasa sekolah. Kartu tanda member serta uang berwarna merah dua puluh lembar terpampang elok di mata keduanya.

Bimbang memikirakan apakah ini akan baik-baik saja nantinya? Jika mereka menurut pada pemilik kuasa, keduanya yakin tidak akan pernah terjadi hal buruk yang akan menimpa dirinya dan keluarga.

"Cukup kalian turuti semua permintaan gue, kalian akan menjadi member resmi sekaligus anggota Riska's friends."

"Tapi dengan satu syarat. Kalian hanya perlu buat Anya terpuruk dan keluar dari sekolah ini karna berita tak terduga."

Keduanya mendongak secara serempak.

Tangan Riska menepuk bahu keduanya pelan.

"Tenang, apapun yang kalian lakukan tidak akan pernah terbongkar sampai kapanpun."

"Karna gue yang bakal urus semuanya."

"Jika kalian sudah memiliki rencana yang begitu indah, jangan lupa kasih tau gue."

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang