Part 41 (✓)

22.7K 3.2K 379
                                    

"Vindadari tunggu gue," teriak Satria yang mengejar Vinda di koridor sekolah.

Cewek itu mempercepat langkahnya sembari menarik kedua tangan sahabatnya dengan tergopoh-gopoh.

"Huft... gue capek Vin," eluh Acha sulit menyeimbangkan langkah Vinda.

"Cepetan, gue gak mau pulang sama tuh Bangsat,"

"Ya ngomong aja kali," sahut Fana kesal.

"Udah, tapi tuh orang tetep keukeuh njir," Vinda memberenggut wajahnya kesal.

"Yaudah pulang aja ama si Satria. Apa susahnya sih? Lagian dia juga bawa mobil kan,"

"Bodo amat mau dia bawa mobil kek, mau bawa pesawat kek, pokoknya gue gak mau pulang bareng dia!"

"Lo kan gak bawa mobil Vin," Fana merasa ada bau yang tidak enak.

"Emang," jawab Vinda santai.

"Terus lo mau pulang sama siapa?" Fana melirik was-was Vinda.

"Sama lo lah Fan," Vinda nyengir kuda.

Fana melepaskan tangannya dari Vinda seraya mencebikkan bibirnya. "Gak! Gue ada acara sama sepupu gue," elaknya.

Vinda menghentikan langkahnya mendadak secara mendadak. Acha dan Fana pun mau tak mau juga ikut berhenti.

"Lo tega ninggalin gue sama dia?!"

"Kenapa nggak?"

"Kok lo gitu sih Fan sama gue,"

"Apa salahnya sih nerima si Satria. Lagian dia juga baik, cakep, tajir lagi."

"Dia tuh nyebelin,"

"Tapi lo suka kan?"

"Gak!" bantah Vinda memalingkan wajah.

"Ngaku aja deh lo," Fana terkekeh dan mencolek lengan Vinda untuk menggodanya.

Vinda bersedekap menghadap Fana. "Fan! Lo tu ya!" Vinda menunjuk Fana yang sedang tertawa menggoda.

"Akhirnya lo berhenti juga," Satria memegang tangan Vinda dengan cepat. Cewek satu ini sangat cepat lari menghindar darinya.

"Huft," hela Satria ngos-ngosan.

Vinda terlonjak kaget melihat Satria sudah ada disampingnya. Dia menghempaskan tangan Satria keras. "Lepas!"

Satria tidak melepaskan genggamannya. Dia memperkuat tangannya. "Gak! Hari ini lo harus pulang bareng gue," Satria menarik Vinda menuju parkiran secara paksa namun lembut.

Fana dan Acha tertawa melihat Vinda yang terus saja memberontak menolak ajakan Satria. Tolakan Vinda tak dihiraukan olehnya. Satria tak berniat melepaskan tangan cewek itu.
Vinda sedikit sulit untuk menyeimbangkan langkah kaki besar milik Satria.

"Gak mau Satria!!! Gue gak mau pulang sama lo!"

Satria menghentikan jalannya lalu beralih menatap Vinda dengan lekat. "Lo diem atau gue cium?"

Vinda tercenung. Matanya melotot melihat Satria tajam. "Apa lo bilang?!!"

"Gak jadi, Vindadarinya galak," sahutnya nyengir kuda seraya menggaruk kepala.

"Lo kan gak bawa mobil, jadi pulang sama gue aja. Tidak ada penolakan!"

Satria kembali menarik tangan Vinda. Kali ini Vinda diam dan menuruti ucapan Satria dengan sedikit helaan nafas.

"Sok-sokan nolak, padahal juga demen,"

Acha terkekeh mendengar umpatan Fana. "Gengsi banget Vinda."

"Tau tuh,"

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang