Part 17

28.9K 3.9K 400
                                    

"Lama amat sih lo!!"

"Yaelah, nunggu si Acha di pindah dulu," kata Gendis melepaskan ikatan tali yang melekat pada tangan Kalila.

Ikatan tali sudah terlepas. "Aihh gerah," Kalila mengibaskan tangan di leher. "Lo gak bisa nyari tempat yang lebih bagus apa?!" Gadis itu berdiri, membersihkan celana dan bajunya yang kotor dengan tangan.

Salah satu pria berbadan kekar datang dan memberinya air minum. Kalila langsung meneguknya hingga tandas.

Gendis memutar bola matanya malas. "Lo kira nyari tempat penculikan gampang apa? Untung aja anak buah gue berhasil dapet tempat yang gak bisa dijangkau ini, kalau gak rencana kita bakalan gagal."

"Seharusnya lo cari lokasi yang bagus dulu dong!"

"Kelamaan, mending gue nyuruh anak buah."

Kalila menghela nafas berat. "Terserah! Terus si Acha mau lo apain? Dia udah tau kalo lo yang nyulik."

Gendis diam sejenak, otaknya sedang memikirkan sesuatu. "Gimana kalo di kurung aja?"

"Lo gila apa?!" Kalila sedikit emosi. Gadis cupu nan dekil itu tidak seharusnya ikut dalam permasalahan ini. "Bahkan seharusnya dia tuh gak berada disini!!"

Gendis berkacak pinggang. "Ya lagian lo sih! Ngapain juga pulang bareng si Acha."

"Eh, siapa suruh gak ngasih tau gue kalo rencananya berubah?!!"

Gendis nyengir lebar mendapat semprotan Kalila.

"Kalo gue tau lo di dalem sana, gue gak bakal biarin Acha masuk ke kamar mandi satpam,"

"Gue juga gak ngira dia bakal kesana bego!"

Kalila mengernyitkan dahinya. "Elo yang bego!?"

Gendis menceburkan bibirnya sebal. "Terserah," gumamnya.

"Btw kenapa dia ke kamar mandi situ? Kata lo kos nya dia deket sekolah," seru Kalila.

"Mungkin dia gak pengen mengotori lantai kos, secara kan badannya penuh tepung dan telur busuk," tutur Gendis memegang dada dan ingin memuntahkan sesuatu saat ingat bau gadis itu.

"Tapi, kok gue ngerasa ada yang aneh ya sama si cupu itu," katanya Kalila heran.

Gendis menyilangkan tangan di depan dada. "Kalo lo ngerasa aneh, kenapa lo nolongin dia?"

Kalila mengedikkan bahu, "Gak tau, tiba-tiba aja pengen nolongin dia."

"Tumben lo jadi gadis baik."

"Gue kasian, ntar kalo dia mati gimana?" gumam Kalila sedih.

Gadis itu menyentil dahi Kalila. "Nih mulut minta di tabok emang,"

"Yang lo sentil dahi bego!?"

"Iyakah?"

"Hm,"

Gendis manggut-manggut. "Terus yang nyuruh kalian buat ngurung Acha di toilet siapa?"

"Siapa lagi!?" Kalila beranjak menuju tas yang berisi pakaian.

"Riska?" tebak Gendis.

Kalila mengangguk membenarkan.

"Hah!? Riska lagi! Riska lagi!"

Gadis itu mengobrak-abrik isi di dalam tas seraya berkata, "Lo tau sendiri kan si Riska kek gimana orangnya?!"

"Kita kan gak ngrencanain untuk bully dia," Gendis heran, rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa harus terhambat karna ulah Riska yang mem-bully Acha.

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang