Part 20

29.5K 3.6K 243
                                    

Geng motor yang tengah dipimpin oleh cowok bernama Revano kini melaju menuju tempat yang akan diadakan tawuran. Berbagai raut wajah ditampilkan oleh mereka sangatlah berbagai macam. Mulai dari garang, tegas, tersenyum smirk tak lupa juga dengan emosi mereka yang sudah memuncak.

Lain halnya dengan pengendara lain dan juga orang-orang yang melihat area jalan yang tengah dikuasai Arkas menampilkan raut wajah geram namun juga takut.

Cuaca di siang hari ini sangat panas, ditambah kobaran api didalam diri mereka yang semakin menguasai dan menggerogoti tubuh hingga membuat mereka tak sabar untuk cepat sampai berada di tempat itu.

Kecepatan diatas rata-rata pun sudah mereka lakukan. Pengendara lain juga sudah memberikan jalanannya untuk mereka dengan keadaan terpaksa.

Namun sayangnya, sang ketua mengurangi kecepatan motornya dan berhenti di persimpangan secara tiba-tiba. Padahal kurang 100 meter lagi mereka sampai tujuan.

Membuat mereka terkejut dan mengurangi bahkan menge-rem secara mendadak karna hampir menabrak satu sama lain, untung saja mereka bisa mengatasi ini dengan baik.

Geo yang sama terkejutnya dengan mereka pun melototkan matanya dan membelokkan motornya sedikit kekanan agar tak menabrak motor ketua.

Lantas ia membuka suara, "Bangsat!! Kenapa berhenti njing!! Untung gue belokkan motor gue. Kalo gak udah gue tabrak lo!" kesalnya sembari mengelus dada karna jantungnya berdebar sangat kencang.

Revano hanya meliriknya sekilas tanpa menjawab pernyataan dari mulut Geo yang suaranya seperti burung Beo versi cemprengnya. Cowok itu mengalihkan pandangannya pada mereka dan menatap satu persatu seluruh anggota Arkas.

"Kalian tunggu sini!!" perintah cowok berhidung mancung itu.

Mereka semua mengerutkan dahi, tak biasanya sang ketua menunda tawuran, tempat tujuan mereka sangat dekat bahkan jika dilihat dengan mata tertutup pun mereka bisa sampai di sana.

"Kenapa harus berhenti sih? Noh mereka udah pada nunggu kita." ketus Riki menujuk SMA NUSA BANGSA dengan dagunya.

Walaupun tidak ada satu pun warga dari musuhnya berada di depan gerbang, tapi Riki yakin jika mereka sudah menanti kehadiran Arkas, termasuk Arjuna.

Semuanya mengangguk membenarkan ucapan Riki, mereka sudah lama tidak melatih otot-otot mereka dengan musuh bebuyutan tapi Revano malah memperlambat dan menunda tawuran yang sudah mereka tunggu sejak lama.

"Kalo lo pada mau nyerang sendiri tanpa gue ya silahkan!"

Tanpa jawaban dari member Arkas, cowok itu berlalu meninggalkan mereka yang menatapnya melongo tak percaya. Tidak ada penjelasan dan kepastian selanjutnya dari mulut cowok itu.

Dia melajukan motor meninggalkan mereka dengan seenak jidatnya. Walaupun mereka terlihat kesal dan geram dengan sikap Revano yang sangat menyebalkan, mereka tetap menjalankan instruksi dari sang ketua.

Yaitu, menunggu.

"Nunggu dia gak peka mah udah biasa. Tapi ini? Tawuran aja ditunda anjir! Mana tangan gue udah gatel lagi." Mereka semua terkekeh mendengar umpatan Geo.

Sudah enam bulan lamanya dia masih menunggu Dea gadis incarannya menerima perasaannya yang selama ini dia pendam. Walaupun gadis itu masih menggantungkan jawabannya cowok itu masih bersabar.

Tetapi hal ini berbeda, Geo sudah sangat menantikan tanggal mainnya tawuran ini dan si Revano malah menunda dan meninggalkan anggotanya seperti seorang Orang tua yang menitipkan anaknya pada baby sitter jika ia ada tugas mendadak.

Tapi untuk Arkas beda, Revano lebih memilih mereka untuk menitipkan mereka pada persimpangan tempat tawuran. Rasanya Geo ingin mencabik-cabik daging ayam. Tidak mungkin kan dia mencabik si cowok tengil itu?

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang