Part 13 (✓)

30.9K 4.4K 1.1K
                                    

Tidak akan ada kata yang pantas untuk para penghianat!
.
.

Audy Nantasya Barafian


......................



Kalila, gadis cantik berkulit putih itu masih setia berdiri di sana untuk menunggu Acha keluar kamar mandi. Namun, Acha belum juga keluar setelah sekian lama, bahkan suara percikan air pun tak terdengar di telinganya. Niatnya, dia hanya ingin mendengar penjelasan Acha tentang apa yang diketahuinya tentang masa lalu Kalila.

Gadis itu mulai gelisah berada ditempat sepi nan gelap sendirian. Takut dan sedikit merinding. Berkali-kali iya meneriaki nama Acha dengan keras, hanya dijawab iya bentar olehnya.

Beberapa kali ia juga menggedor pintu kamar mandi, tapi tak ditanggapi.

Menautkan jari adalah salah satu yang ia lakukan untuk menemaninya di tengah malam. Kalila heran, sebenarnya apa yang dilakukan Acha didalam sana.

Lama amat sih, si Acha, gerutunya dalam hati.

Jika saja Kalila tidak penasaran dengan ucapannya tadi, ia tak akan mau menunggu gadis cupu aneh yang sudah ditolongnya tadi.

Tak lama kemudian engsel pintu terbuka. Pintu terbuka sedikit demi sedikit sampai akhirnya terbuka lebar. Mata gadis itu terbelalak, ia tak henti-hentinya menatap orang yang membuka pintu. Dia mengamati lekat dari atas tubuh hingga bawah secara rinci tanpa berkedip.

Kalila menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Seoalah tak percaya apa yang ia lihat ini nyata atau hayalan semata. Lokasi di sekililing sangat gelap. Hanya ada satu dua lampu yang berpijar di atap sekolah sehingga sulit untuk melihat orang yang sepertinya bukan Acha.

Kalila mengambil senter ditasnya, ia mengarahkan senternya pada orang itu. Matanya berkedip dengan cepat melihat sosok yang ada di depannya. Dia tak tau harus bersikap dan berkata seperti apa. Lidahnya sangat kelu dan tak bisa dibuka sama sekali. Seperti ada perekat yang menempel dimulutnya. Kalila mendadak bisu melihat sosok di depannya.

Ting

Ting

Ting

Ting

Lampu menyala secara serempak. Sekolah yang tadinya gelap berubah menjadi terang benerang. Kalila menatap sekelilingnya. Tak ada seorang pun di sana, kecuali dia dan orang itu.

Matanya beralih pada seseorang yang sudah terlihat begitu sangat jelas. Napasnya tercekat di tenggorokan. Gadis itu tak bisa menelan salivanya dengan lancar.

"G-gendis?"

Cewek yang bernama Gendis itu tersenyum menyeringai padanya. "Apa kabar Kalila?"

Gadis itu menautkan alisnya jadi satu. Mulutnya menganga lebar. Ia tak percaya, yang masuk Acha kenapa yang keluar Gendis.

"Ngapain lo disini?" Kalila celingukan mencari keberadaan Acha di dalam sana.

"Dimana Acha?"

Gendis masih berdiri dikamar mandi, lalu ia melangkah ke kanan untuk memperlihatkan apa yang ada di dalam kamar mandi.

Kalila terkejut tatkala melihat cewe cupu yang bersamanya, sedang meronta dengan ikatan tali pada kedua tangan dan kakinya. Keadaannya masih sama seperti terakhir kali. Air, tepung dan juga telur busuk masih melekat di badannya. Pantas saja Kalila tak mendengar suara percikan air.

Ternyata Acha sedang disekap.

Gadis cupu nan dekil itu berteriak meminta pertolongan pada Kalila tapi sayang, teriakan dari mulutnya terhalang oleh kain. Acha tidak bisa bergerak banyak karna ikatannya terlalu kuat. Air matanya mengalir begitu deras di pipi. Semilir angin malam membuat kulit coklatnya semakin menggigil.

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang