Prolog (✓)

148K 10.8K 1.7K
                                    

Haii, tau cerita Dia Acha darimana nih?

Untuk pembaca Dia Acha, mon maap ceritanya sedikit aku ubah. Alurnya masih sama, tapi mungkin ada sedikit bumbu-bumbunya. Hehe.

Okee guys, Happy Reading ( ◜‿◝ )

❤❤❤

Jakarta, Bandara Soekarno Hatta.

Gadis remaja itu melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu keluar Bandara. Hari ini ia akan memulai kehidupan barunya di Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Setelah sekian lama ia pergi, akhirnya gadis itu kembali ke kota kelahiran.

Apa yang akan ia jalankan sudah terasa sangat berat. Bagaimana tidak? Kini, ia akan memulai kehidupan baru setelah kehilangan sebagian hidupnya. Kehidupan tegarnya, kehidupan kuatnya, kehidupan tenangnya, serta sumber kebahagiaannya. Sekarang, ia harus melalui kehidupan yang begitu keras, sendirian.

Setiap kali merasa tidak ada harapan nyata, gadis berambut hitam lebat itu terus mengingat kata-kata mutiara sang Papa sebelum meninggal.

"Bagaimana pun kehidupan baru yang kau jalani nanti, tetaplah semangat untuk Papa. Jadilah wanita tangguh yang bisa menghadapi kerasnya dunia. Papa yakin kau pasti bisa. Meski banyak orang yang membencimu, jangan sedih! Ingatlah bahwa kita tidak bisa membuat semua orang menyukai kita. Lakukan apa yang menurutmu baik untukmu, buang semua hal negatif yang menyakitimu."

"Acha, Papa menyayangimu melebihi hidup Papa sendiri,"

"Kamu harus bahagia nak, jangan lihat kesuksesan hidup orang lain yang kita tidak tau bagaimana orang itu berproses. Cintai diri sendiri, dan jadilah dirimu sendiri."

Mengingatnya saja membuat hatinya terenyuh. Matanya kembali berlinang air mata. Usapan halus dari tangannya menghapus jejak air, ia tidak boleh membiarkan semua orang menatapnya kasian.

Acha sayang Papa, batin Acha tegar.

Cewek itu menghela nafas panjang, menghirup oksigen gratis sebanyak banyaknya untuk membuatnya lebih rileks dan tenang. Acha harus kembali fokus pada jalan.

Karna baru kedua kali ia disini, dia masih bingung mencari pintu keluar. Bolak-balik kesana kemari tetap saja tidak menemukan jalan keluar. Dia menggeret koper mencari petugas bandara. Tidak lucu kan jika dirinya tersesat disini dan tidak tau arah jalan pulang?

Akhirnya setelah beberapa menit mondar-mandir dan bertanya pada petugas, dia berhasil menemukan pintu keluar.

"Alhamdulillah, nggak jadi nginep Bandara," syukur ia bisa melihat tulisan Exit setelah diberi tau petugas.

Baru saja dia melangkahkan kakinya di pintu keluar, sudah terdapat taksi mewah yang menjemputnya tepat di depannya. Taksi itu memakai mobil merk Alphard. Dia sangat beruntung mendapatkan taksi istimewa.

"Taksi saja berpihak padaku," cewek itu tersenyum penuh arti. Kemudian, ia menghampiri pria paruh baya yang sedang membuka bagasi mobil.

"Pak, ni yah koper saya!"

Dia memberikan koper hitam pada sopir taksi. Pria paruh baya itu mengerutkan dahinya bingung. Dia menatap lama gadis manis itu. Memandangnya dari atas sampai bawah. Beberapa saat kemudian pria paruh baya itu tersenyum, lantas ia menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, Acha masuk ke dalam mobil. Dia mencari posisi duduk yang paling nyaman. Karena terlalu lelah, dia memejamkan matanya sebentar. Terdengar suara pintu taksi ditutup, dia menyampaikan tujuannya kepada Pak Supir tanpa membuka mata.

"Hotel Mawar ya, Pak!" katanya yang masih memejamkan mata. Dia terlalu penat, badannya terasa sangat pegal.

"Baik Nona," setelah semua urusan sudah selesai, akhirnya beliau melajukan kendaraannya.

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang