Part 19

28.2K 3.7K 252
                                    

Typo bertebaran dimana-mana.

Riska bersekolah seperti biasanya hanya saja bedanya tidak ada Kalila di samping bangkunya. Sampai sekarang masih belum ada kabar apapun tentang dia, bahkan Papanya juga ikut andil dalam pencarian Kalila.

Sebenarnya siapa dalang di balik penculikan Kalila dan apa motifnya? Riska rasa Kalila tidak memiliki musuh sama sekali atau mungkin ini semua ada hubungannya dengan peneror Annabelle!?

Bicara soal peneror, Riska masih belum bisa menerka dalang itu. Dia selalu memikirkan siapa yang menempatkan boneka Annabelle di lacinya kala itu. Sampai sekarang pun, dia tak tau siapa yang sudah berani menantang sang Ratu. Kepala Sekolah belum menemukan jejak peneror, di kamera CCTV pun tidak ada kejadian itu.

Takut jika ada boneka laknat itu datang lagi, Riska menunduk kebawah laci untuk mengecek apakah masih ada barang yang aneh atau tidak. Dia melihat ke dalam laci, mengarahkan senter dari handphonenyanya, tapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

Kemudian dia beralih pada laci Kalila, siapa tau Kalila mendapatkan sebuah hadiah sebelum penculikan itu terjadi. Itulah yang dipikirkan oleh Riska. Gadis itu mengamati laci yang gelap. Dia melihat ada sepucuk bunga mawar di dalam laci.

Keningnya berkerut. Alisnya menyatu. Gadis itu memanggil Vania yang berada di bangku depan. "Van, sini," seru Riska.

Vania pun menoleh dan langsung menghampiri Riska. Vania melototkan mata terkejut ketika melihat bunga mawar hitam ada di dalam laci Kalila. "Astaga?!! Apaan tuh?"

"Ambil bunga itu!" perintah Riska.

Vania sedikit ragu, tapi kemudian dia mengambilnya. "Ngapain si Kalila nyimpen bunga mawar hitam? Bikin gue merinding aja."

"Lo yakin Kalila yang nyimpen itu?"

"Iyalah Ris, bunga ini kan ada di dalam lacinya. Masak gue yang nyimpen bunga di dalam laci Kalila?" Vania tertawa kecil.

"Tapi, kalo gue dapet bunga kek ginian sih langsung gue buang atau kalo bunganya bagus ya gue tanem di rumah," kata Vania.

Riska yakin, jika ini bukanlah sebuah kebetulan. Gadis seperti Kalila tidak akan mau menyimpan bunga layu di dalam lacinya, apalagi itu adalah bunga mawar hitam. Karna mengingat kalau Kalila tidak terlalu suka bunga.

Apakah orang itu salah laci? Batin gadis itu bermonolog menebak jika peneror salah tujuan.

Beberapa hari yang lalu, teror itu di laci Riska dan sekarang Kalila juga mendapatkan teror. Apakah Riska dan Kalila adalah incarannya? Jika memang benar, Riska harus memperketat penjagaan untuk dirinya.

Gadis itu merogoh ponselnya di saku. Dia mencari nama seseorang disana. Setelah mendapatkan kontaknya, gadis itu langsung memencet tombol hijau dan meneleponnya.

"Hallo? Ada apa sayang?"

Riska tersenyum mendengar suara pria paruh baya yang selalu membuat hidupnya terasa sempurna. Semua masalah apapun bisa terselesaikan dengan mudah. Bahkan, permintaan gadis itu pun selalu ia kabulkan tanpa pamrih.

Dan sekarang, siapa saja tidak akan bisa melawannya. Mereka akan kalah telak sebelum permainan dimulai.

"Papa dimana?"

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang