Part 24

23.3K 3.3K 452
                                    

Typo bertebaran dimana-mana :v

Happy Reading.

***

Sudah lama sekali Arjuna tidak datang ke cafe kucing ini. Dulu, waktu SMP ia sering sekali datang dengan Gugu, kucing peliharaannya. Namun, semenjak Gugu meninggal Arjuna tak lagi datang ke cafe ini. Itu hanya akan mengingatkannya pada Gugu.

Tapi sekarang, dia tidak ingin terus-terusan bersedih akan kenangannya pada Gugu. Sebagai gantinya ia datang ke kafe kucing untuk menghilangkan sedikit rasa rindunya pada Gugu.

Melihat banyak kucing, membuat perasaannya yang buruk kembali membaik.

Arjuna masuk ke dalam cafe ini dan disambut berbagai jenis kucing. Cowok itu melengkungkan senyumnya lebar. Tangannya mulai mengelus kepala kucing-kucing itu.

"Selamat datang di cafe kucing," sapa pemilik cafe ramah.

Arjuna mendongak, lalu ia mengangguk dan tersenyum.

"Silahkan duduk,"

Pemilik kafe menunjukkan beberapa kursi yang kosong pada Arjuna.

"Terima kasih," sahut Arjuna.

Cowok itu memilih duduk di kursi dekat jendela, beberapa kucing mengikuti langkahnya bahkan ada yang mengeluskan kepalanya di kaki Arjuna.

"Manja," ucap Arjuna.

Arjuna mengambil salah satu kucing Persia yang hampir mirip dengan Gugu. Arjuna membawanya kepangkuan.

"Lucu banget sih kamu," ucapnya sambil menggelitiki perut kucing.

"Mau pesan apa?" tanya pelayan yang menghampirinya.

Cowok itu mendongak, lalu menyebutkan pesanannya. "Coffe Latte,"

Pelayan itu mengangguk, "Tunggu sebentar ya,"

Arjuna pun juga mengangguk.

Sembari menunggu pesanannya datang, ia mengambil mainan yang sudah disiapkan cafe ini untuk Kucing.

Arjuna mengayunkan mainan bola kecil yang berbentuk seperti pancing kesana kemari. Kucing-kucing pun mengikuti setiap gerakan bola pancing yang ia mainkan.

Sesekali Arjuna tertawa melihat Kucing yang terjungkal akibat tersandung oleh kakinya sendiri. Ada juga Kucing yang bertengkar kecil berebut mainan.

Beberapa menit kemudian, pelayan datang membawa pesanannya.

"Terimakasih," gumam Arjuna.

"Sama-sama," sahut pelayan itu.

Arjuna menghentikan mainan itu sebentar untuk menyeruput minumannya.

Arjuna menatap luar jendela. Hari semakin sore. Awan yang biru pun berganti menjadi oranye.

"Suasana yang sangat menenangkan."

Arjuna menghirup udara dalam. Matanya terpejam. Badannya ia sandarkan di kursi.

Ting!

DIA ACHA (PUBLISH ULANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang