Dipertemukan sejak masih di dalam kandungan, tak mudah untuk menerima kenyataan bahwa mereka harus berpisah.
ⓒ kalejengga
Mars, 23 Februari 2020
020420 #1 in Perasa
020420 #1 in Antares
020420 #1 in Otak
020420 #5 in Fajar
190420 #3 in Kembar
2004...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
。◕‿◕。
Pancaran sinar dari arah timur bergelut untuk masuk ke celah-celah jendela kamar anak itu. Ia sendirian di kamar itu, karena kembarannya masih di rumah sakit. Senja sudah tidak ada diatas kasurnya, karena ini sudah jam 5:56 pagi, ia sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Milan, sedang membantu Mbak Heni memasak di dapur. Ia tidak akan membiarkan Mbak Heni bekerja seorang diri. Milan adalah orang yang benar-benar baik, ia anak yang mandiri dan ia orang yang murah hati. Milan pergi ke kamar sepupunya itu, ia berniat mengajak sang empunya rumah untuk sarapan pagi.
Milan memegang kenop pintu lalu ia perlahan membuka pintu kamar sang empunya rumah. Ia masuk ke dalam kamar itu tenpa menutup pintunya kembali.
"Senja, sarapan dulu yuk" ucap Milan sembari mencari sepupunya yang tidak ada di kamar
Milan membulatkan mulutnya membentuk huruf O saat melihat pintu kamar mandi tertutup rapat. Ia mengetuk pintu itu pelan.
"Kamu di dalem, Ja?" tanya Milan
"Senja? Kamu di dalem?" Milan mengulangi pertanyaannya karena tidak ada jawaban dari dalam
Milan perlahan membuka pintu kamar mandi, pintunya tidak terkunci. Milan mengulum bibirnya saat ia masuk ke kamar mandi. Disana Senja sedang bersimpuh di lantai kamar mandi, dan bersender ke dinding.
"Kenapa?" tanya Milan panik
Senja mengatur nafasnya, ia sendiri pun panik terhadap dirinya sendiri. Senja meneteskan air matanya. Milan memapah sepupunya itu keluar kamar mandi, lalu membaringkan tubuh sepupunya diatas kasur. Milan pergi keluar untuk memanggil Mbak Heni. Tak lama keduanya masuk ke kamar Senja, memapah anak itu untuk keluar kamar dan membawanya ke rumah sakit.
Milan dan Mbak Heni memapah Senja menuju mobil Milan. Mereka berdua mendudukkan Senja di kursi sebelah kemudi, lalu Milan memasang seatbelt pada sepupunya itu.
"Mbak, Milan titip rumah ya" Milan meminta Mbak Heni agar menjaga rumah tantenya itu
Mbak Heni mengangguk dengan wajah yang sangat khawatir akan anak majikannya itu, "Iya, Non Milan hati-hati nyetirnya"
Lalu Milan menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya ke rumah sakit. Sesampainya di depan UGD, Milan memanggil perawat yang kebetulan sedang jalan di depan pintu UGD. Langsung saja Milan meminta tolong dan Senja pun dibawa ke UGD oleh beberapa perawat. Milan benar-benar panik, namun ia berhasil mengatasi masalahnya.
Milan duduk di kursi tunggu depan UGD, ia mengusap wajahnya frustasi.
"Loh, kok jam segini kamu udah disini sih, Lan?" itu Arisha yang menemui Milan sedang duduk sendirian
Milan menatap tantenya yang sedang berdiri di hadapannya itu, lalu kedua matanya berkaca-kaca, "Senja di dalem, Tan" ucap Milan pelan
Arisha tersentak, kedua kakinya lemas, dan langsung duduk di sebelah Milan, atau ia akan tersungkur di lantai. Arisha mengatur nafasnya yang terasa sedikit sesak itu.