Berdosakah Kita Bila Tidak Mengamalkan Hadits Shahih?
Mon 3 July 2017
Pertanyaan :Assalamu 'alaikum war. wb.
Bila ada hadits yang shahih dan telah disepakati keshahihannya oleh para ulama ahli hadits, tetapi hadits itu malah tidak kita amalkan, apakah kita jadi berdosa karena meninggalkan hadits yang shahih?
Wassalam
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pertanyaan ini cukup menjebak, yaitu berdosakah kita bila tidak mengamalkan hadits shahih?
Kita yang awam dan kurang belajar ilmu hadits secara mendalam biasanya sering 'terjebak' dengan pertanyaan model ini. Dan cenderung akan menjawab secara gegabah bahwa berdosa bila tidak mengamalkan hadits shahih.
Sebenarnya bila dibilang berdosa memang tidak salah, hanya saja belum benar seratus persen. Jawaban semacam itu agak kurang teliti dan masih belum terlalu kritis dalam menjawab.
Yang benar bahwa ada sebagian dari hadits shahih yang memang wajib dijalankan dan berdosa bila ditinggalkan. Tetapi ketentuan itu tidak berlaku pada semua hadits shahih. Mengapa demikian?
Sebab kita juga menemukan banyak sekali hadits shahih yang ternyata hukumnya tidak wajib untuk dikerjakan, tetapi hanya sebatas sunnah atau mubah saja, tidak sampai menjadi kewajiban.Maka meninggalkannya tidak lantas membuat kita berdosa.
Bahkan beberapa hadits shahih itu ada yang hukumnya justru makruh kalau dikerjakan, hingga sampai batas diharamkan. Alih-alih berdosa, jusutru hukumnya wajib ditinggalkan.
A. Contoh Hadits Shahih Yang Boleh Ditinggalkan dan Tidak Berdosa
Kita menemukan banyak sekali hadits shahih yang mana secara hukum boleh kita tinggalkan dan tidak mengapa bila kita tidak mengerjakannya. Dan kita tidak berdosa bila meninggalkannya.
1. Shalat Memakai Sepatu dan Sandal
Hadits-hadits tentang Nabi SAW dan para shahabat shalat memakai sepatu cukup banyak yang shahih, diantaranya hadits berikut ini :
Abu Maslamah Said bin Yazid Al-Azdi bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahuanhu :
أكان النبي صلى الله عليه وسلم يصلي في نعليه قال نعم
"Apa benar bahwa Rasulullah SAW shalat dengan mengenakan kedua sandalnya?". Beliau (Anas bin Malik) menjawab,"Ya". (HR. Bukhari) [1]
Coba kita perhatikan sekeliling kita, siapa diantara kita yang mengamalkan hadits shahih di atas? Nyaris tidak ada dan bahkan kalau sampai kita kerjakan, yaitu shalat pakai sepatu di dalam masjid, pasti habislah kita dibantai orang semasjid.
Padahal kalau dipikir-pikir, ketika Beliau SAW shalat dengan mengenakan sepatu, bukan hal yang terjadi sesekali dua kali, melainkan perbuatan yang bersifat standar, dimana beliau selalu bersepatu ketika mengerjakan shalat.
Bahkan kita juga menemukan hadits lain yang menyebutkan bahwa ada penekanan khusus dari Nabi SAW kepada para shahabat untuk shalat mengenakan sepatu, sebagaimana hadits berikut :
خَالِفُوااليَهُودَ فَإِنَّهُمْ لاَ يُصَلُّونَ فيِ نِعَالِهِمْ وَلاَ خِفَافِهِمْ
Dari Syaddan bin Aus radhiyallahuanhu (marfu') bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Berbedalah kalian dari Yahudi. Mereka tidak shalat memakai sandal atau sepatu. (HR. Abu Daud) [2]
KAMU SEDANG MEMBACA
مختصر لمادة؛ علوم الحديث | Ringkasan Pembahasan Ilmu Hadist ✓
Spiritualبِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم الحمدلله وكفى، وسلام على عباده الذين اصطفى. وبعد... Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw. Untuk memudahkan mempelajari Sebuah Hadist, maka ditunt...