Kedudukan Hadits Perpecahan Umat Jadi 73 Golongan
Wed 9 December 2015
Pertanyaan :
Salamun 'alaikum ayyuhal akhil karim,
Bismillah, washshalatu wassalamu 'ala rasulillah,
Sejak lama Ana menyampaikan kebenaran dan tahdzir kepada umat ini, terutama tentang sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa alihi wasallamtentang berpecahnya umat Islam dan semua pecahan itu pasti masuk neraka, kecuali satu yang masuk surga, yaitu para penerus manhaj salaf (ahlu sunnah).
Namun belakangan Ana juga mendengar bahwa hadits ini bermasalah dari segi sanadnya. Untuk itu Ana ingin menanyakan sanad dan kekuatan hadits ini, yaitu tentang perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan. Barangkali antum mengetahuinya.
Kalau memang hadits itu tidak shahih, berarti ana harus mengoreksi pidato dan ceramah ana selama ini. Itu saja, jazakallhu ahsanal jaza'.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahatullahi wabarakatuh,
Ayyuhal akhul karim,
Hadits yang anda tanyakan itu memang sangat populer di hampir semua lapis umat ini. Bahkan tiap kalangan umat telah menghafal betul hadits ini, malah sebagiannya telah menjadikan hadits ini sebagai 'senjata andalan' untuk menguatkan hujjah bahwa kelompoknya adalah yang selamat, sedangkan kelompok yang lain dianggap termasuk yang tidak akan selamat.
Hadits nabi yang menceritakan bahwa umat beliau SAW akan terpecah menjadi 73 golongan lumayan banyak versinya. Namun kesemuanya seakan seragam tentang terjadinya perpecahan dalam tubuh umat Islam.
Di antara versi-versi hadits itu adalah:
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, nasrani terpecah menjadi 71 atau 72 golongan. Dan umatku terpecah menjadi 73 golongan. (HR Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ibu Hibban dan Al-Hakim)
Selain hadits ini, juga ada hadits lainnya yang senada, misalnya hadits berikut ini.
Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 millah (agama), sementara umatku berpecah menjadi 73 millah (agama). Semuanya di dalam neraka, kecuali satu millah." Shahabat bertanya, "Millah apa itu?" Beliau menjawab, "Yang aku berada di atasnya dan juga para shahabatku." (HR At-Tirimizi, Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan Al-Hakim)
Kedudukan Hadits Dari Segi Sanad
Sebenarnya kami tidak berada dalam kapasitas sebagai muhaddits yang tahu seluk beluk tiap hadits. Apa yang kami sampaikan hanyalah kutipan dari para muhaddits yang telah melakukan penelitian panjang terhadap kedudukan hadits ini. Maka apa yang kami sampaikan bukan semata pandangan kami, melainkan pandangan orang lain.
Hadis Pertama
Hadits pertama oleh Al-Imam At-Tirmizi disebut sebagai hadits hasan shahih. Penyebutan hasan shahih adalah khas beliau seorang, muhaddits lain tidak ada yang menggunakannya. Umumnya muhaddits hanya menggunakan istilah shahih saja atau hasan saja.
Para ulama hadits berikutnya kemudian menjelaskan bahwa apabila Al-Imam At-Tirmizi menyebut istilah hasan shahih, maka ada dua kemungkinan.
Pertama, hadits itu punya 2 sanad. Sanad pertama hasan dan sanad kedua shahih. Kedua, hadits itu punya 1 sanad saja, oleh sebagian ulama dikatakan hasan dan oleh ulama lain disebut shahih. (Lihat kitab Taisir Musthalah Hadits oleh Mahmud Thahhan halaman 47).
KAMU SEDANG MEMBACA
مختصر لمادة؛ علوم الحديث | Ringkasan Pembahasan Ilmu Hadist ✓
Spiritualبِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم الحمدلله وكفى، وسلام على عباده الذين اصطفى. وبعد... Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw. Untuk memudahkan mempelajari Sebuah Hadist, maka ditunt...