19. Apa Alasannya Semua Sahabat Dihukumi Adil dalam Hadits?

22 1 0
                                    

Apa Alasannya Semua Sahabat Dihukumi Adil dalam Hadits?

Thu 29 November 2012
Pertanyaan : 
Assalamualaikum wr wb, 

Pa ust yg saya hormati, 

Apa alasan atau dalilnya bahwa semua sahabat Rasul itu dihukumi adil dalam Jarh Wa Ta'dil? 

1. Bukankah sesama sahabat juga ada yang bermusuhan, bahkan bisa jadi menganggap buruk satu sama lain, toh berperang saja terjadi,apalagi menilai buruk. Lalu darimana kita bisa menilai semua sahabat adil? 

2. Bukankah sahabat ada yg imannya masih lemah, kuat, ada yg ilmunya masih sedikit, banyak, pasti ada juga yang hafalannya belum tentu kuat, bahkan ada banyak yang pernah berbuat dosa. Sedangkan perawi hadits non sahabat 'salah' sedikit saja sudah bisa dinilai dhaif.

Mohon dijelaskan, syukron Jazakallah

Jawaban : 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pertanyaan ini sebenarnya bagus dan sangat menarik, karena memang sangat esensial dan fundamental. Namun di sisi lain juga harus berhati-hati. Sebab tema tentang sifat al-adalahdari para shahabat ini juga masuk ke dalam ruang lingkup aqidah yang fundamental, dimana bila kita punya persepsi yang keliru, urusannya bisa sampai menjadi salah satu penyebab gugurnya aqidah kita, dan juga menjadi salah satu dari dari penyebab kekafiran.

Sebab para ulama ahlussunnah wal jamaah umumnya sudah berijma' bahwa siapa saja yang menentang atau menolak ekssitensi sifat al-'adalah bagi para shahabat, maka gugurlahkeislamannya. 

Saya tidak mengatakan bahwa saudara penanya ini termasuk kelompok penentang, karena saya yakin pertanyaan ini tidak lahir dari sikap penentangan. Sebaliknya, pertanyaan ini lahir dari rasa ingin tahu dan penasaran serta ingin menambah ilmu dan wawasan, yang tentunya pertanyaan ini berhak untuk mendapatkan jawaban yang layak. 

Saya kira wajar saja kalau banyak orang awam masih agak kurang memahami secara detail duduk permasalahannya. Tidak sedikit dari kita yang bertanya-tanya, yaitu kenapa al-jarhu wa at-ta'dil tidak diterapkan kepada para shahabat. Padahal faktanya, para shahabat juga bukan orang yang makshum atau kebal dosa. Mereka kadang punya kesalahan, lupa, teledor, bahkan juga saling berperang dan berbunuhan satu dengan yang lain.

Sebelum terlalu jauh kita membahas masalah ini, alangkah lebih baiknya bila kita bahas dulu siapakah yang dimaksud dengan para shahabat dan apa yang dimaksud dengan apa itu sifat al-'adalah

A. Pengertian Shahabat Nabi

Istilah sahabat dalam bahasa Arab sebagaimana disebutkan dalam Al-Mishbah Al-Munir, bermakna :

الرُّؤْيَةُ وَالْمُجَالَسَةُ وَالْمُعَاشَرَةُ 

Penglihatan, duduk bersama dan bergaul

Dan kata shahabat juga bisa diartikan sebagai shahabat, kawan atau teman. Namun secara istilah, kata ini dinisbatkan kepada para shahabat Nabi Muhammad SAW. 

Dan para ulama mendefinisikan siapa saja yang dimaksud dengan shahabat Nabi SAW sebagai :

مَنْ لَقِيَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤْمِنًا بِهِ وَمَاتَ عَلَى الإْسْلاَمِ

Orang yang bertemu dengan Nabi SAW dalam keadaan mukmin dan meninggalkan dalam keadaan mukmin.

Tidak semua orang yang pernah bertemu dengan Nabi SAW berhak disebut shahabat. Hanya mereka yang memenuhi ketentuan saja yang disebut shahabat, yaitu :

مختصر لمادة؛ علوم الحديث | Ringkasan Pembahasan Ilmu Hadist ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang