18. Kesahihan Hadits dan Kritik Matan

12 1 0
                                    

Keshahihan Hadits dan Kritik Matan

Thu 28 February 2008
Pertanyaan : 

Asslaamu'alaikum wr.wb

Minggu lalu ustdz menjawab bahwa keshahihan hadits Bukhori dan Muslimyang diambil dari masing-masing kitab shahihnya dijamin keshahihannya 100%, mungkin benar kalau hanya sanadnya saja.

Apakah matannya tidak ada yang betabrakkan dengan Al-Qur'an..?

Dengan kitab apa ustdz mengoreksi hadits...?

Jawaban : 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Kritik hadits dengan menggunakan jalur matan adalah sebuah pekerjaan yang terlalu beresiko, meski memang tetap bisa dilakukan. Akan tetapi biar bagaimana pun kritik matan itu ada batasnya. Dan kritik matan itu akan selalu kembali kepada wawasan dan kemampuan seseorang dalam memahami teks suatu nash yang shahih.

Kalau sanad suatu hadits memang sudah dhaif, lalu matannya pun memang rada tidak masuk akal, mungkin kita masih bisa terima. Misalnya, isi matannya mengandung hal-hal yang bertentangan dengan aqidah dan syariah yang sudah menjadi ittifaq para ulama.

Tapi kalau isi matannya sekedar masalah khilafiyah, sementara sanadnya shahih, seshahih hadits yang ada di dalam dua kitab shahih, maka jelas bukan tempatnya untuk kritik matan.

Sebagai contoh sederhana, boleh jadi selama 14 abad terakhir, banyak ahli hadits yang agak bingung ketika harus membaca hadits shahih tentang yahudi yang akhirnya dikalahkan oleh umat Islam. Mungkin hanya kita di hari ini saja yang merasakan bahwa matan hadits itu tidak aneh dan malah benar.

Tapi sepanjang 14 abad ini, para ulama boleh jadi sangat bingung dengan isi hadits yang menggambarkan bahwa yahudi dikalahkan umat Islam.

Tidak akan terjadi hari kiamat hingga umat Islam memerangi yahudi, mereka akan berlarian sembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu dan pohon akan berkata, "Ya muslim, wahai hamba Allah, ada yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh dia." Kecuali pohon Gharqad, karena dia pohon yahudi. (HR Muslim)

Mengapa mereka bingung?

Karena sepanjang 14 abad ini, yahudi memang tidak pernah sekuat sekarang. Mereka adalah kelompok kecil yang minoritas, lemah, tertatih-tatih, hina, dan selalu dimusuhi oleh berbagai bangsa yang ada di muka bumi.

Yahudi pernah mengungsi ke negeri Fir'aun, alih-alih mereka dibantu, tapi malah dijadikan budak untuk kerja paksa membangun piramid. Di abad ke 20 pun, Hitler juga memusuhi kaum yahudi.

Sebaliknya, sepanjang 14 abad ini, bangsa yahudi justru selalu berada di bawah lindungan umat Islam. Di Spanyol ketika penguasa Kristen berkuasa dan umat Islam terusir, maka kaum yahudi pun juga ikut terusir. Ke mana lagi mereka mau berlindung?

Satu-satunya tempat yang paling aman bagi yahudi hanya di negeri muslim, yaitu di Istanbul, di mana pusat kekuasaan muslim berada.

Maka kalau umat Islam selama 14 abad ini membaca hadits tentang mereka akan memerangi yahudi sampai para yahudi itu berlarian dan sembunyi di balik batu dan pohon, rasanya kok aneh.

Apa urusannya umat Islam memerangi yahudi? Bukankah yahudi itu justru memang sangat lemah dan hina, sehingga tidak bisa hidup kecuali dalam keadaan selalu dilindungi umat Islam? Kok bisa-bisanya umat Islam malah memerangi mereka?

Kalau pakai logika yang anda gunakan, yaitu menolak apa yang tidak sesuai dengan selera dan logika subjektif, pastilah hadits ituakan diingkari juga kebenarannya. Walau pun sanad hadits itu shahih.

Dan tentu saja logika ini jelas keliru dan sama sekali tidak bisa diterima. Sangat aneh kalau ada hadits dianggap tidak shahih hanya karena kemampuan, wawasan dan keterbatasan akal kita belum mampu untuk menerimanya.

Dan hari ini, semua orang tahu bahwa yahudi telah menjadi super power dunia, tangan dan kakinya menggurita sampai ke urat nadi kita. Mulai dari wilayah politik, keamanan, ekonomi, bahkan sampai budaya kita, semua dikuasai oleh yahudi. Bahkan ketika yahudi menjajah bangsa Palestina di tengah hari bolong, kita pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Namun dengan adanya hadits tentang akan dikalahkannya yahudi oleh umat Islam sebelum hari kiamat, sampai mereka berlarian sembunyi di balik batu dan pohon, akhirnya kita pun tahu bahwa ternyata hadits nabi yang selama 14 abad ini menjadi misteri tak terpecahkan, telah menemukan relevansinya.

Jadi, jangan buru-buru mendhaifkan sebuah hadits yang telah disepakati keshahihannya oleh ulama hadits. Apalagi levelnya Bukhari dan Muslim.

Dan lagi pula kita pun juga harus pandai berkaca, siapakah diri kita? Apa benar kita ini juga ahlihadits? Tentu sangat lucu bin ajaib kalau dengan pongah kita sampai mengatakan bahwa hadits yang tercantum di dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim sebagai hadits yang dhaif? Dan alasannya terlalu sederhana, semata-mata karena otak kita belum mampu memahaminya.

Saran

Saran kami, sebaiknya kita tidak tersesat dalam belajar agama sampai harus mengikuti orang yang sama sekali tidak pernah belajar ilmu hadits dari ahli hadits.

Karena sekarang ini ada sosok-sosok orang yang sok mengaku sebagai ahli hadits, tapi lucunya, masih saja mengatakan bahwa hadits dalam shahih Al-Bukhari dan Imam Muslim sebagia hadits yang dhaif. Maka ungkapannya saja sudah sangat menjelaskan bahwa dia bukan ahli hadits.

Dan anak mahasiwa semester pertama fakultas ilmu hadits pasti tahu siapa Al-Bukhari dan Muslim. Dan tidak akan dengan bodoh berkata tentang sesuatu yang justru menggambarkan ketidak-pahamannya tentang ilmu hadits.

Seorang yang kerjanya hanya duduk di sebuah perpustakaan membolak-balik buku, tidak pernah ada ceritanya bisa jadi ahli hadits. Sebab ilmu hadits itu hanya bisa didapat dengan talaqqi langsung kepada seorang atau beberapa orang muhaddits.

Sungguh memilukan kita masih harus menemukan orang yang tidak pernah belajar hadits dengan cara yang benar, tiba-tiba mengaku sebagai satu-satunya ahli hadits di muka bumi yang masih tersisa. Tapi ilmunya justru aneh dan pendapatnya berseberangan dengan semua pendapat imam hadits. Tambah aneh lagi, ketika semua ahli hadits mengatakan bahwa dirinya telah salah dan menyimpang, tiba-tiba dia malah mengatakan dirinya sebagai satu-satunya ahli hadits yang masih tersisa di zaman ini. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Saran kami, sebaiknya anda berhenti belajar hadits dari orang yang salah. Belajarlah ilmu hadits dengan sistem talaqqi, kepada para masyaikh yang memang ahli hadits, di mana beliau punya sanad dan jalur periwayatan hadits. Atau setidaknya lewat sebuah fakultas ilmu hadits. Dan berhentilah dari belajar hadits kepada orang yang hanya sekedar baca buku di perpustakaan. Sungguh, ilmunya sesat dan menyesatkan.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

🌼🌼🌼

مختصر لمادة؛ علوم الحديث | Ringkasan Pembahasan Ilmu Hadist ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang