Shahihkah Semua Hadits Tentang Akhir Zaman
Thu 10 January 2008 | Hadits > Status Hadits
Pertanyaan :
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Hari ini ana membaca catatan terakhir dari Catatan Haji Eramuslim 1428H. Kemudian timbul pertanyaan, apakah sumber atau hadis yang digunakan untuk menceritakan kronologis peristiwa akhir zaman dan kemunculan Imam Mahdi, Dajjal dan Nabi Isa alaihissalam tersebut shahih?
Karena penulis kurang lengkap dalam menyertakan hadits dan sumbernya, sehingga ana yang awam ini menjadi bertanya-tanya. Dan semoga juga bagi pembaca awam yang lain mempunyai dasar dan pengetahuan yang jelas asal dan sumbernya.
Afwan jika pertanyaannya kurang berkenan.
Jazakallahu khairan katsiira.Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadits-hadits tentang akhir zaman memang banyak sekali jumlahnya, bisa mencapai ratusan ribu. Dari sekian banyak itu, sebagiannya telah dishahihkan oleh para ahli hadits, seperti Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim. Tetapi harus diakui bahwa sebagian lainnya ada yang bertatus hasan, dhaif bahkan ada yang sampai derajat palsu.
Dan hal yang sama berlaku juga dengan hadits-hadits tentang urutan kejadian menjelang hari kiamat. Klau hadits itu diyakini 100% keshahihannya, tentu saja wajib kita percaya. Sebaliknya, bila hadits itu jelas-jelas kedhaifanya, apalagi bila sampai derajat palsu, maka haram kita menggunakannya.
Tidak Jelas Kedudukannya
Namun bila kita membaca sebuah keterangan yang dianggap sebagai sabda Rasulullah SAW, namun tidak jelas apakah benar-benar hal itu datang dari beliau atau bukan, maka kita pun tawaquf. Maksudnya kita tidak boleh membenarkan begitu saja tetapi juga tidak lantas menolaknya.
Apalagi ada beberapa kitab yang dipastikan berisi hadits-hadits palsu dan dhaif, di mana didalamnya diceritakan tentang fitnah yang akan terjadi menjelang hari kiamat. Salah satunya kitab Al-Fitan yang ditulis oleh Nu'aim bin Hammad.
Maka ketika kita tidak yakin atas keshahihan suatu informasi tentang berbagai fitnah menjelang hari kiamat, untuk amannya kita bersikap tawaqquf.
Standar Pencantuman Kutipan Hadits
Sebenarnya kalau mau pakai standar penulisan ilmiyah, semua hadits yang dikutip dalam suatu tulisan harus disertai takhrij, yaitu penjelasan hadits tersebut ada di dalam kitab apa, pada bab apa dan halaman berapa.
Sehingga memudahkan para pembaca untuk melakukan pengecekan dan penelusuran ulang. Kalau sebuah hadits dikutip begitu saja tanpa sanad, maka akan menimbulkan banyak masalah, karena tidak ada jejak yang bisa dilacak untuk melakukan penelitian selanjutnya atas sebuah lafadz yang masih diasumsikan sebagai sabda nabi.
Takhrij vs Al-Hukmu 'alal Hadits
Dan kalau kita selami lebih jauh, sebenarnya ada dua hal yang jauh berbeda dalam pencantuman keterangan tentang hadits. Ada takhrij dan ada al-hukmu 'alal hadits.
1. Takhrij
Takhrij hanya sekedar menyebutkan sumber asal muasal hadits dengan menyebutkan bahwa suatu hadits ada di dalam kitab induk hadits tertentu.
Kesalahan yang sering terjadi adalah terkadang kitab yang dijadikan rujukan sebenarnya bukan kitab yang lantas menjelaskan jalur periwayatan. Sehingga masih belum dijamin keshahihannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/214102033-288-k577911.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
مختصر لمادة؛ علوم الحديث | Ringkasan Pembahasan Ilmu Hadist ✓
Espiritualبِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم الحمدلله وكفى، وسلام على عباده الذين اصطفى. وبعد... Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw. Untuk memudahkan mempelajari Sebuah Hadist, maka ditunt...