Gedung megah itu, kini sudah ramai oleh banyak orang. Janji suci telah diikrarkan sepasang manusia yang sedang berdiri dan tersenyum bahagia menyambut para tamu undangan diatas panggung sana. Dan aku, hanya duduk nggabut di sebuah kursi di tempat pernikahan ini.
Jujur, aku gak pernah setuju dengan pernikahan mama dengan pengusaha kaya itu. Tapi ini juga demi kebahagiaan mama. Yang penting mama bahagia, dan bisa melupakan papa, aku juga pasti ikut bahagia.
Ada banyak alasan kenapa aku gak menyetujui pernikahan ini, salah satunya adalah aku harus memiliki sodara tiri. Cowok pula. Dia sekarang lagi sekolah di London, bulan depan baru akan pulang. Aku selalu berharap dia gak akan pulang, pulang ke alam baka aja sana sekalian.
"Soorai?"
Aku yang lagi sibuk melamunkan sosok sodara tiriku pun tidak sadar kalau ternyata mama menghampiriku. Ia menunduk dan tersenyum kearahku.
"Iya ma?"
"Kamu kenapa merenung gitu?"
"Enggak papa kok ma,"
"Mama tau, kamu sebenernya gak setuju sama pernikahan ini, tapi--"
"Kata siapa ma? Aku setuju kok sama pernikahan ini, mama jangan khawatir."
Mama tersenyum, kemudian memelukku dengan erat. Akupun membalas pelukan mama. Mama kemudian berdiri dan berjalan kembali menuju panggung untuk menemui om, ah salah, papa maksudku.
~~~
1 bulan kemudian...
Hari ini, aku ikut mama sama papa ke bandara buat menjemput sodara tiriku itu. Jujur aku gak siap. aku berharap pesawatnya kecelakaan dan hilang di laut saat perjalanan. Aku bahkan gak mau ikut tadinya, tapi mama maksa. Yaudah aku iyain.
Setelah 20 menit perjalanan, kami sampai di bandara dan menunggu sodara tiriku itu sampai. Sejak tadi aku terus berdoa yang jelek-jelek tentang sodaraku itu, walaupun aku tau, doa jelek gak akan pernah di denger Tuhan.
"Ah itu dia!" Papa berdiri dan menghampiri sosok lelaki tinggi yang sedang menggeret kopernya itu. Mereka kemudian saling memeluk. Mama ikut berdiri dan menyapa lelaki itu.
"Soobin, ini mama barumu." Ucap papa pada lelaki genter itu. Ia lalu menyalami mama dan tersenyum bahagia.
"I'm so happy to see you mom,"
Hanjay, dia ngomong pake bahasa Inggris gak tuh. Mentang-mentang habis sekolah di London juga. Cowok itu tiba-tiba melirik kearahku yang diam berdiri di belakang mama. Papa yang sadar arah tatapan cowok itupun langsung menarikku pelan.
"Soobin, ini sodara tirimu."
Ia menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki, kemudian smirk. Ia mengulurkan tangannya kearahku.
"Choi Soobin."
Aku menjabat tangannya dengan malas.
"Kim- emm maksudnya Choi Soorai."
"Hmm? Namanya hampir sama."
Aku terdiam sebentar. Iya juga ya, namaku sama namanya hampir sama. Dia Soobin, aku Soorai.
"Jodoh kali." Aku denger gumaman Soobin barusan. Seketika aku langsung mendelik kearahnya.
"Apa?"
"Eee... Ma, Pa, ayo pulang, aku capek nih."
Soobin langsung menarik kopernya dan berjalan melewatiku. Aku hanya mendengus sebal. Apa maksudnya jodoh? Gak ada jodoh-jodohan!
To Be Continue
Salamm readersku yang baruu...
Semoga kalian suka cerita ini ❤❤❤
Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote dan comment
Follow me untuk cerita-cerita lainnya yang bakal gue up
Saranghaeee ❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother NC || Choi Soobin TXT (Hiatus)
RomanceHiatus dulu ya sebentar, author nya sedang pusing dengan project kuliah :) Kehidupan Choi Soorai harus berubah drastis semenjak ibunya menikah lagi dengan sosok pengusaha kaya yang ternyata duda beranak satu. Sejak saat itu, Soorai harus menjalani h...