🍦-Siraman Ka aurel

7 1 0
                                    

Hari berganti waktu.
Dimana saat ini kita semakin dekat.
Bukan sja dekat di hati melainkan dimata.




🍦🍦🍦

Sungkar Family.

Di kediaman Ahmad sungkar, rasanya baru kemarin kaka di lamar besok ia akan menikah dengan keluarga kaya raya.

Siraman ini bentuk adat istiadat di keluarga sungkar. Kakak sulungku itu besok sudah menjadi tanggung jawab suaminya. Nama belakangnya saja sudah di ganti menjadi Maholtra.

Aku mengikat rambur panjangku dan ti tutupi selendang. Aku memakai baju berwarna biru muda dengan sedikit polesan make up natural. Menambah kesan imut.

Acara pertama itu adalah pengajian dan terakhir siraman. Pengajian diikuti oleh anak panti asuhan dan teman-teman papa, ibu dan kerabat dekat maupun jauh.

"Kak" ucapku. Aku melihat ka aurel sedang bersiap.

"Iya adeku sayang" ucapnya

"Kakak pokoknya aku gak mau tau nanti malam kaka tidur bersamaku" ucapku

"Iya sayangnya kakak" ucapnya.

"Promise?" Aku mengulurkan tanganku

"Promise" balasnya memegang tanganku.

"I love you" ucapku

"Ilove you too"

Aku dan kakakku berjalan keluar kamar dan duduk berkumpul dengan semuanya. Lantunan ayat suci Al-qur'an pun terdengar merdu sekali dan di ikuti oleh semua orang.

Lalu kakaku meminta restu kepada papa untuk acara besok. Dan meminta rentus kepada yang lainnya. Aku menangis melihatnya.

Kalo saja ada ibuku di sini pasti ia akan senang melihat anak pertamanya mendapatkan damaan hati.

"Mellow banget ya loe dek" ejek ka jio

"Berisik loe" jutekku.

"Peluk" ucapnya melebarkan tangannya. Aku pun memeluknya dengan erat lalu oma pun datang dan ikut memeluk kita berdua.

"Pada akhirnya anak perempuan harus di relakan untuk pergi" ucap oma.

"Oma emang anak perempuan harus pergi?" Tanyaku sambil menghapus air mataku

"Gak semuanya"

"Terus kakak juga bisa tetap tinggal disini sama suaminya" ucapku

"Gak bisa gitu. Ini tradisi keluarga maholtra, anak  lelaki akan tinggal satu rumah ya rumah maholtra memang besar" ucap oma

"Gak adil" ucapku

"Minta tuh ke adilan sama kang mus" ejeknya. Aku pun tertawa. Masa iya aku meminta ke adilan ke kang mus. Kang mus adalah tukang jualan mie ayam depan rumahku.

"Ka jio" ucapku.   

Ternyata acara pengajian sudah kini tinggal sesi berfoto dulu bersama keluarga dan setelah itu siraman.

Aku pun berfoto bertiga bersama papa ka aurel. Lalu berempat bersama oma lalu aku berdua bersama kakakku dan lalu bersama keluarga inti dan keluarga besar.

Setelah itu aku antar kakaku menuju ruang ganti karena ia harus memakai samping untuk acara siraman.

Pertama papaku yang menyiram ka aurel dengan air bunga. Lalu oma di ikuti oleh Ua ku dan tante-tante dan terakhir aku.

"Selamat menempuh hidup baru kak" bisikku. Lalu kakakku meneteskan airmatanya.

"Don't cry" ucapku. Aku langsung mencium pipi kakaku dan langsung kembali ke posisi awalku. Ya aku duduk di sebelah oma.

Setelah acara siraman selesai semua tamu langsung makanan makanan yang sudah di sediakan. Setalah semuanya pulang mungkin keluarga besar aku akan pergi menginap di hotel.

"Ka jio" ucapku

"Kenapa?" Tanyanya.

"Ka caca dateng besok?" Tanyaku. Ka caca adalah pacarnya ka jio.

"Datang dong" ucapku.

"Auriss" teriak putri.

"Iya?" Ucapku

"Suruh oma kesana" ucapnya. Aku langsung menghampiri oma sedang duduk bersama yang lain tapi disini ada tante citra dan om anton.

"Hai om tante" ucapku sambil mencium tanggan mereka

"Hallo sayang" sapa tante citra.

"Nak kamu mau kan ikut dengan tante citra?" Ucap papa

"Kemana pah?" Tanyaku

"Ke hotel duluan" ucapnya

"Emangnya kenapa?" Tanyaku

"Ikut sama tante aja ya sayang. Tante kangen sama kamu" ucap tante citra. Aku langsung menatap mata papa. Lalu papa pun mengangguk menyetujuinya.

"Iya tante" ucapku.

"Aku ambil tas dulu ya"ucapku. Lalu aku langsung mengambil tasku dari kamarku dan berjalan menuju tante citra.

"Pak ahmad kita pinjam danianya dulu ya" ucap tante

"Iya, hati-hati" ucap papa.

Aku langsung masuk kedalam mobilnya. Hanya ada keheningan menyelimuti kita bertiga. Tapi kadang tante mengobrol dengan om anton.

"Dania" ucap tante citra.

"Iya?"

"Mau gak jadi putri tante" ucapnya

"Tante aku tuh udah jadi putri tante sejak umur 5 tahun" ucapku. Mereka berdua tertawa.

"Kau akan mengikuti olimpiade lagi?" Ucapnya

"Iya tante. Kesempatan ini buat dania bisa dapat beasiswa" ucapku

"Memangnya kamu mau sekolah dimana sayang?" Tanyanya.

"Dania mau di jerman tante. Tapi dania sayang sama papa. Nanti papa sendiri dirumah" ucapku.

Mereka berdua tertawa mendengar penjelasanku itu. "Mau ngambil jurusan apa?" Tanya om anton

"Gak tau om. Masalahnya dania masih binggung" ucapku

"Kedokteran aja sayang. Biar seperti alm. Ibumu" ucap tante citra.

"Gak boleh sama papa tan" ucapku.

Memang bingung memilih jurusan untuk perkuliahan. Seperti halnya memilih pasangan.

GELATOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang