🍦-Rumah Ashraf

6 1 0
                                    

Kini menunjukan pukul pukul 10.30

Auris terbangun dengan kepala sangat pusing. Tangannya di infus. Ia mengingat kejadiannya 2 jam yang lalu.

Auris melihat sekeliling ini masih dirumah Syam. Tapi auris harus pulang saat ini ia tak mau lagi melihat wajahnya.

Clekkk

Pintu terbuka ternyata Tante Citra yang datang membawa nampan di tangannya berisi air dan bubur. "Udah bangun ternyata" ucapnya.

"Iya tante" ucapku.

"Ayo makan dulu" ucapnya.

"Iya tante makasih" ucapku.

"Sini biar tante suapin" ucapnya. Aku menggeleng malu. "Ehh kenapa gak mau? Gak apa-apa sayang ayo aaaaaaaa" ucapnya menyodorkan sendok.

Empat kali tante citra menyuapiku tapi aku sudah mual, mungkin lambungku infeksi deh. Kalo di rumah ia pasti sudah sembuh karena ada obatnya.

"Ini minum dulu ya" ucap tante citra.

"Kalian kenapa sih? Kenapa kamu tdi pingsan nak?" Ucap tante citra.

"Emmm,, tadi aku mau kebawah tapi kepalaku sangat pusing" ucapku dengan berbohong.

"Kalo perlu apa-apa tinggal panggil syam" ucapnya.

"Gak apa-apa tante, kan udah" ucapku. Sambil tersenyum.

"Iya sayang kamu istirahat lagi aja" ucapnya.

Aku langsung kembali tidur, dan ternyata ponselku berbunyi aku mengambilnya dari nakas, ternyata papa telponku.

"Halloo pa"

............

"Masih pusing"

...........

"Papa kapan pulang?"

...........

"Iya, waalaikumsallam"

Aku menutup telponnya papaku pulang besok pagi, terpaksa aku harus menginap satu malam dirumah ini.

Auris berdoa semoga kakaknya akan segera pulang saat ini. Dan membawanya pulang dari rumah ini.

🍦🍦🍦

13.20

Aku terbangun ternyata sudah cukup siang, aku melepaskan infusan rasanya sudah membaik. Dan aku mencari keberadaan tante citra. Ternyata tante citra sedang memasak di dapur.

"Loh kamu sudah membaik?" Tanyanya. Aku pun mengangguk dan menghampirinya

"Kamu mau apa sana duduk aja" suruhnya.

"Dania bantuin tante" ucapku

"Gak usah kamu baru saja mendingan, sana duduk." Suruhnya. Aku pun mengikuti perintahnya

"Tante mau masak apa?" Tanyaku.

"Tante mau masak Rendang" ucapnya. Aku tau itu masakan kesukaan aku dan Syam

"Masakan kesukaan kalian" sambungnya.

"Wow makasih tante" ucapku dengan semangat.

"Wow kalian sedang apa?" Tanya seseorang dia adalah om Anton yang baru saja pulang kerja.

"Loh mas udah pulang?" Ucap tante citra menghampirinya

"Iya sayang kerjaanku sudah selesai" ucapnya.

"Dania gimana keadaannya nak?" Tanyanya dengan ramah.

"Membaik om" ucapku. "Makasih ya untuk semuanya" sambungku dengan tersenyum lebar.

"Kau tau? Kalo istri om itu ingin sekali memiliki mantu sepertimu?" Ucapnya membuatku tersenyum

"Kenapa om? Kan masih banyak wanita cantik diluaran. Aku----" ucapanku terpotong karena om anton memotong pembicaraanku

"Nah ini, alasannya" ucapnya sambil memeluk istrinya itu.

"Udahlah mas" ucapnya

"Ada apa ini?" Ucap seseorang. Suara Syam terdengar aku tidak mau menoleh sedikit pun padanya.

"Loh kok ayah sudah pulang?" Ucap Syam.

"Sudah kita makan siang dulu ya" ucap tante citra

"Bunda masak apa?" Tanya syam

"Rendang" ucapnya. Membuat syam menatapku.

Tante Citra membawa nampannya tapi melihat aku dan syam saling tatap membuat mereka tersemyum

"Loh kok saling tatap-tatapan sih" ucap tante citra. Aku membuang muka kesamping begitu pun dengan Ashraf.

Banyak sekali menu yang berada di meja makan. Tantenya itu memasak sebanyak ini? Syam bersyukur memiliki ibu yang sangat baik.

"Loh Dania kenapa diliatin aja?" Ucap om anton membuatku tersadar.

"Oh iya om" ucapku. Aku mengambil nasi sedikit, Rendang dan Sayur sop buatan tante Citra.

Setelah selesai aku membantu tante untuk membersihkan meja makan. Banyak sekali pembantu di rumahnya itu tapi urusan masak pasti tante citra yang turun sendiri.

"Tante eyang gimana kabarnya?" Tanyaku

"Eyang baik nak. Tapi umurnya sudah tidak muda lagi jadi ia meminta untuk menenangkan diri" ucapnya. Aku hanya mengangguk

"Tante" ucapku dengan keraguan

"Kenapa sayang?" Ucapnya dengan lembut.

"Boleh dania peluk?" Ucapku dengan lembut

"Dengan senang hati" ucapnya. Aku pun memeluknya dengan erat 'Kangen ibu'

"Makssih tante" ucapku. "Sama-sama sayang" ucapnya sambil mengelus kepalaku dengan sayang.

Tante citra memiliki hati yang sangat lembut. Tapi katanya Tante citra dan om anton itu dulunya di jodohin biasa orang kaya pasti di jodohin karena bisnis.

Aku sangat senang karena tante citra ada di dalam kesunyiannya itu. Meskipun temannya tak pernah berkata baik sekali pun.

Tapi ia yakin bahwa ashraf memiliki hati yang lembut. Tapi entah kenapa Syam begitu keras kepadanya. Apakah pergaulannya? Apakah aku salah meninggalkannya dulu? Sampai syam salah pergaulan? Tapi kalau iya, buat apa aku peduli padanya.

Delapan tahun yang lalu syam menamparku dengan keras sampai aku mengeluarkan darah dan sekarang itu terulang, syam menamparnya sampai aku tak sadarkan diri.

GELATOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang