Kediamana Maholtra
Syam memarkirkan mobilnya di halaman rumah. terlihat Dania tertidur pulas di sampingnya. Iya tak tega untuk membangunannya. Syam melihat kedepan rumahnya nampak sudah gelap. Mungkin orang tuanya sudah tertidur.
"Woyy, bagun" ucap syam sambil menepuk tangannya
"Cepet bangun, atau gue gendong loe" acamannya namun dania tidak mendengar. Tangan syam meraba keningnya itu ternyata sangat panas. Dengan cepat syam keluar dari mobilnya dan membuka pintu sebelah dan mengangkat dania.
Syam sulit untuk membuka pintu rumahnya. Akhirnya ada bibi yang membuka dari dalam. "Aduh den kenapa neng dania?" Ucapnya.
"Sakit bi" ucap syam.
"Syam kenapa dania?" Ucap bunda dari kamarnya.
"Panas bun" ucap syam. Lalu syam membawa dania kemar
"Bawa ke kamar sebelah kamu ya" ucap bunda aku mengangguk dan menaiki anak tangga yang begitu banyak.
Gue menurunkan tubuhnya dan menyelimutinya. Lalu gue langsung masuk kedalam kamar gue dan mandi terlebih dahulu.
Setelah selesai gue mengecek dania ternyata ia bersama bunda. Bunda sedang mengecek suhu tubuhnya dengan termometer.
"Kenapa sampai begini sih syam" ucap bunda penuh tanda tanya.
"Bunda kayanya dania itu Kecapean deh bun" ucapku.
"Bunda gak peecaya. Tadi bunda telpon Farrel katanya acaranya sudah selesai jam 01.00, lalu ini 03.00 kemana kalian berdua selama dua jam" cerocos bunda
Mampus.
"Bunda bunda gini nih" ucapku sambil duduk disebelah bunda.
"Dania itu ketos di sekolahnya dia yang pimpin acaranya" jelasku
"Ya sudah. Bunda mau shalat dulu. Kamu cek terus ya keadaannya 30 menit sekali" ucap bunda. Bunda melangkah pergi.
"Oh iya itu handuk sama air tinggin, kompresannya letakan dikening dania dan airnya harus di ganti oke" sambungnya. Lalu munda melangkah menuju pintu keluar kamar. Tapi bunda membalikan badanya
"Dan satu lagi. Jangan coba kamu-----" ucapan bunda aku potong karena aku tau ucapan bunda itu
"Iya bunda iya"
30 menit, Aku pun langsung mengganti airnya dan meletakan termometer. Ternyata panasnya sudah turun aku pun tertidur di sofa dekat kasdurnya itu.
🍦🍦🍦
Pagi ini Dania terbangun. Kamar berwarna dominan putih itu. Dania sempat binggung ini rumah sakit atau kamar siapa? Tapi dania melihat sosok seorang lelaki dengan wajah damainya. Iya Syam. Syam terlihat sangat tampan sekali.
Apa dia yang merawatku?
Otakku langsung memikirkannya. Buat apa dia melakukan semua ini? Tiba-tiba dania merasakan bahwa ponselnya berdering ia pun langsung mengangkat telponnya itu
Ka Aurell🖤
Halloo
.........
Iya kak.
..........
Gak apa apa
...........
Masih pusing. Kaka kapan pulang?
...........
Yaudah kalo masih lama aku pulang kerumah aja kak.
..........
Gak maau
..........
Iya kak
Aku langsung menutup telponku dan berbalik badan ternyata ada syam di hadapanku itu.
"Apa yang kalian rencanakan?" Ucapnya. Membuatku binggung
"Hh. Sandiwara apa lagi ini?" Sambungnya membuatku semakin binggung.
"Apa maksud loe?" Ucapku
"Iya, apa sandiwara keluargamu, pada keluargaku hah?" Ucapnya dengan nada penuh penekanan.
"Gue gak ngerti. Dan ya loe jangan bawa2 kelaurga gue" ucapku
"Oh oh oh. Kenapa marah? Oh iya marah karena terciduk. Bersandiwara dengan pura-pura sakit gitu" ucapnya
"Cukup, omongan loe ngelantur" ucapku ingin meninggalkannya.
"FAKTA, Gue tau loe itu ingin jadi pacar guekan untuk menguras harta guekan. Tapi gue tau semuanya akhirnya loe bawa-bawa nyokap gue kan untuk mengambil ua--- " ucapannya berhenti saat aku memotong pembicaraannya.ak
"SUDAH CUKUP" bentak aku
"KENAPA HAH KENAPA NANGIS? Gue tau kalo loe ke---" cukup batas kesabaranku sudah berakhir.
"HENTIKAN, gue gak habis pikir ya. Kemarin main cium gue, sekarang loe bentak gue? Bokap gue aja gak pernah seperti itu. Apa hak loe buat bentak gue?" Ucapku sambil menangis.
"Dan ya, loe sebagai pemimpin yang buruk. Gue gak habis pikir sama anak-anak di sekolah loe" ucapku
"Sudah" ucapnya tapi aku mengangkat tanganku menginstruksikan untuk tidak berbicara.
"Dan satu lagi, Ashraf Syam Maholtra. Maholtra, itu gak pantes di nama belakang loe" ucapku membuat syam memendam amarah.
Plak
Syam menampar dania begitu keras sampai dania mundur tak tahan. Dania pun masih sangat pusing lalu di tampar oleh tangan kekar Syam. Ini kedua kalinya. Dania pun tak sadarkan diri.
"Dinia" teriak bunda di balik pintu. Sejak kepan bunda disini.
"Syam angkat dania" ucap citra. Syam pun mengangkat tubuh ramping dania.
"Ya tuhan" ucapku melihat darah dari hidung dania
Apa tamparanku sekeras itu? Batin syam
"Syam panggil dokter" ucap citra
"Iya bunda" ucap syam. Lalu syam mengambil benda pipih itu, dan segera menelpon dokter keluarganya itu.
14 menit lalu datang dokternya itu dan memereksa dannia. Lalu dania pun di bericarian yang menempel di tangannya itu ya itu insufan.
Rasa bersalah syam menyelimuti. Tapi kenapa egi dan hati kecilnya bertolak belakang. Hati kecil seolah - olah merasa kalian dan penuh empsati tapi egonya ia benci pada dania saat 8 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GELATO
RomantizmSebuah dimensi waktu kembali terulang kemasa lampau. Ruanglah menjadi saksi hancurnya Persahabatan, Dan Waktulah yang mengijinkan mereka berdua di persatukan. Hadirnya, Membuatku Meresakan sangat perih di dalam jatungku ini. hatilah yang merasakanny...