04 || RISIKO GANTENG

108 66 4
                                    

Sepanjang jalannya menyusuri koridor menuju kantin, Alkana terus saja disapa dan dirayu oleh kaum hawa yang bahkan tak sungkan meminta nomor ponsel dan nama akun media sosial miliknya. Apa jangan-jangan ini yang dimaksud oleh Elysh sebagai risiko orang ganteng?

Sembari terus berjalan, Alkana mencoba untuk abai terhadap mereka. Alkana bukan tipe cowok yang suka dipuji. Bahkan ia tidak ragu menunjukkan dirinya yang dingin dan sinis pada orang lain jika merasa terganggu, daripada tersenyum palsu hanya untuk pujian dan kagum dari orang lain yang bahkan dirinya tak kenal.

Entah dari mana gerombolan kaum hawa itu muncul, tapi Alkana dengan nyata melihat jika mereka sedang berlari menuju ke arahnya dengan wajah seolah ingin menerkamnya.

Tidak ingin peduli, Alkana yang hendak berbalik dan kabur malah tertahan ketika gerombolan tadi mencegatnya dengan sangat agresif.

"Lo anak baru yang diceritain mereka itu, ya?" tanya salah satu cewek berambut pendek dari gerombolan itu.

Yang lain berusaha membaca name tag yang ada di dada bagian kanan seragamnya.

"Jadi nama lo Alkana?" Seorang cewek lainnya turut bersuara. Sisanya menjerit-jerit girang, seolah mendapatkan nama Alkana adalah hal yang luar biasa.

"Lucu banget namanya," komen yang lain. "Kayak yang ada di pelajaran Kimia, ya nggak?"

Alkana adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Bagi mereka yang mengambil jurusan IPA pasti akan sangat tahu istilah tadi, seperti nama Alkana tadi.

"Bisa gak sih kalian nggak usah dekat-dekat gue. Ganggu tau, gak," ucap Alkana dengan santai, tetapi sangat menohok.

Cewek-cewek itu seketika diam. Mereka merengut sebal karena dianggap sebagai mengganggu oleh Alkana.

"Ganteng-ganteng galak banget, sih," gumam cewek berambut pendek tadi.

Sedangkan Alkana bisa bernapas lega usai bisa melarikan diri dari gerombolan itu. Ia menggelengkan kepalanya, tak habis pikir. Bagaimana bisa mereka seagresif itu untuk bisa berkenalan dengannya. Sampai bergerombol segala lagi.

Matanya yang masih melirik ke belakang membuatnya tak sadar jika di depannya ada orang lain. Alhasil, bahu mereka saling bertabrakan satu sama lain.

"Sori, sori," ucap Alkana yang menyadari kesalahannya.

Gadis cantik berambut panjang di depannya itu tampak tak berkomentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik berambut panjang di depannya itu tampak tak berkomentar. Ia malah melamun menatap wajah Alkana. Temannya yang ada di disebelah lantas menyadarkan gadis itu dengan menyenggol lengannya.

"Eh? Iya, gak papa," ucapnya sambil tersenyum, masih memandangi wajah tampan milik Alkana.

Setelah itu Alkana berlalu meninggalkan gadis tadi bersama temannya. Gadis berambut panjang itu melirik Alkana yang sudah menjauh di depan sana. Senyumnya mengembang penuh arti.

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang