03 || TEMAN SEBANGKU

112 72 4
                                    

Kamu lagi nggak bercanda, tapi kok lucu ya?

ʕ•ε•ʔ

Bel telah berbunyi beberapa detik lalu. Sebentar lagi Elysh akan sampai ke kelas. Tapi tali sepatunya yang terlepas membuatnya terpaksa berhenti sejenak untuk mengikat tali sepatunya. Begitu selesai, ia kembali berdiri. Namun, matanya mendadak membulat saat ia melihat bahwa dari arah berlawanan Pak Damar, guru galak berkumis tebal itu berjalan menuju kelas.

Gawat! Ia tidak boleh didahului oleh guru itu. Bisa-bisa, dia dianggap telat dan tak diizinkan masuk untuk mengikuti jam pelajarannya.

Dengan cepat ia melangkahkan kakinya. Sayangnya, dia kalah cepat. Pak Damar sudah lebih dulu masuk ke kelas. Ketika ia hendak berhenti berlari, kakinya justru lupa cara mengerem. Hingga ia menabrak seseorang yang muncul dari balik punggung Pak Damar usai pria itu masuk ke kelas.

Alhasil, bokong Elysh mendarat lebih dulu ke lantai, disusul rasa sakit yang mulai menjalar di sekujur tubuhnya.
“Auuu!!!” Elysh mengaduh kesakitan.

Parahnya, ia jatuh tepat di depan pintu kelas. Jelas saja seisi kelas dapat memerhatikannya. Sebagian besar lebih menunjukkan ekspresi keheranan, sisanya tertawa.

Begitu Elysh hendak marah, ia justru mendadak bungkam saat yang dilihatnya, yang sedang berdiri di hadapannya ini adalah sang tetangga yang sempat ia tumpangi mobilnya.

Alkana hanya melihatnya dengan sorotan tajam dan sinis. Tanpa peduli terhadap Elysh, ia malah berjalan melewatinya memasuki kelas. Membiarkan Elysh yang masih terduduk di lantai.

Mendengus sebal, dengan segera Elysh bangkit dan melangkah masuk ke kelas.

“Dari mana kamu? Kenapa baru datang sekarang? Bikin heboh lagi,” tanya Pak Damar dengan tatapan menyelidik.

“Anu, Pak. Saya, saya tadi...,” Elysh mendadak gagap sendiri.

“Banyak alasan. Udah, duduk sana. Kalau lain kali kamu seperti ini lagi, saya usir kamu dari kelas.”

“Maaf, Pak.” Kemudian ia menuju tempat duduknya.

Dari tempatnya, ia memerhatikan Alkana. Gadis itu heran, mengapa bisa ada Alkana di sini? Bukankah tadi cowok itu tidak turun di sekolahnya? Dan anehnya, mengapa Elysh bisa kalah cepat ke kelas, sedangkan Alkana jika dipikir-pikir pasti datang lebih lambat darinya.

Seisi kelas mulai berbisik-bisik membahas Alkana. Salah satunya Della, teman sebangkunya. Elysh melihatnya menahan jeritan sendiri melihat Alkana di depan.

Cewek itu langsung melirik Elysh dan mengguncang bahunya dengan kencang. Elysh sampai pusing dibuatnya.

“Ya ampun, itu cowok gemesin parahhh!!!”

Di depan sana, Alkana mulai memperkenalkan diri usai dipersilakan oleh Pak Damar.

“Saya Alkana. Salam kenal,” ucapnya dengan sangat singkat. Walau begitu, kaum hawa sudah sangat gembira bisa mendengar suara beratnya yang indah itu.

Tiba-tiba Alkana mendekatkan diri pada Pak Damar, lalu berbisik. Setelah itu, Pak Damar menunjuk Della dari jauh.

“Della.”

“Iya, Pak?” Della baru saja berhenti menggoyangkan tubuh Elysh. Membuat Elysh agak pening sedikit.

“Kamu silakan pindah dan duduk di sebelah Juna.”

Della pikir ia akan ditunjuk untuk duduk bersama Alkana, tapi nyatanya ia malah disuruh duduk bersama Juna. Dengan berat hati ia membawa tasnya untuk pindah ke kursi kosong di sebelah Juna.

AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang