Malam ini konser musik yang akan digelar oleh band favorit Elysh akan resmi dibuka. Beberapa hari lalu Elysh belum berkesempatan untuk memberikan tiket konser yang lebih itu pada Alkana.
Begitu hendak memberikannya, Elysh baru tersadar bahwa dua hari ini Alkana mendadak lebih diam dan jarang bicara padanya. Apa Alkana sedang memiliki masalah?
Memberanikan diri, Elysh memanggilnya dengan setengah berbisik, “Al.”
Karena sedang sibuk menulis, Alkana tidak menggubrisnya walau ia mendengar.
“Alkana,” panggil Elysh yang masih tetap mencoba. Hasilnya sama saja. Dia tetap tidak mau menggubris.
Elysh memanyunkan bibirnya. Pikirannya terbayang pada kejadian dua hari lalu saat Alkana menariknya pergi dari ruang musik dan tiba-tiba meminta maaf. Mungkinkah pada saat itu juga Alkana sedang bermasalah? Mendapat ide cemerlang, Elysh tahu bagaimana cara untuk menghibur cowok itu.
ʕ•ε•ʔ
Sedang asyik-asyik membaca buku, panggilan Oma Leni dari lantai bawah mengharuskan dirinya untuk berhenti membaca sejenak dan menemuinya.
“Ada apa, Oma?” tanyanya.
“Tuh, Elysh cariin kamu,” kata Oma.
Wajah menyebalkan cewek itu muncul dari balik pintu utama rumahnya. Tampak deretan giginya ditunjukkan pada Alkana sembari melambaikan tangan, menyapa.
“Ngapain lo malam-malam ke sini?”
Dilihatnya Elysh yang berpakaian rapi dan menenteng sebuah tas mini di bahunya.
“Mau ngajak jalan,” jawab Elysh dengan senyum manisnya. “Plis, jangan ditolak, ya?”
Baru ingin menolak, Oma Leni sudah lebih dulu buka suara. “Ikut aja, Al. Daripada kamu cuma di rumah mulu. Gak bosen?”
Sebelumnya, Elysh sudah menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya ke rumah Oma Leni. Elysh menceritakan Alkana yang dua hari ini lebih murung dari biasanya. Oma Leni tentu mengerti apa yang dimaksud oleh Elysh. Ia bahkan bisa menebak apa yang menyebabkan kemurungan sang cucu.
“Tapi Oma—“
“Alkana, masa kamu tega nolak ajakannya si Elysh?” kata Oma yang lagi-lagi membungkam Alkana.
Menghela napasnya, Alkana mengangguk dengan terpaksa. “Ya udah, gue ganti baju dulu.”
Elysh langsung memekik kegirangan ketika cowok itu masuk ke dalam untuk bersiap-siap. Ia kemudian memeluk Oma Leni.
“Makasih ya, Oma. Oma bisa aja bikin Alkana nurut.”
“Yang seharusnya berterima kasih itu Oma. Alkana itu memang sedikit penyendiri orangnya. Dengan adanya kamu pasti bisa bikin dia jadi lebih mau berbaur dengan orang lain.”
Elysh tersipu malu. Ia menyelipkan anak rambut ke telinganya, “Ah, Oma bisa aja.”
“Oma rasa kamu cocok jadi pacarnya Alkana.”
Dengan cepat Elysh menoleh. Apa Oma Leni baru saja memberikan restu untuk hubungannya dengan Alkana?
“Oma... Oma serius ngerestuin hubungan Elysh sama Alkana?”
“Kamu itu anak yang baik. Jadi, Oma rasa Alkana memang pantas punya pacar seperti kamu.” Lagi-lagi Oma Leni memuji.
Rasanya Elysh ingin terbang tinggi ke langit. Persetujuan sudah didapatkannya, sekarang tinggal menunggu hati Alkana untuk ia dapatkan.
Alkana keluar dengan pakaian kasual namun menyihir siapa pun yang melihatnya. Cowok itu tampak memesona malam ini.
“Lo tunggu di depan gerbang, gue mau panggil Pak Jali dulu,” kata Alkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkana
Teen FictionAlkana membenci segala sesuatu yang bersangkutan dengan musik. Termasuk Elysh, si cewek aneh nan menyebalkan yang selalu bernyanyi dengan suara buruknya, serta memainkan alat musik dengan sangat sumbang, dan sialnya satu sekolah dengannya. Demi apa...