Mengingat kembali kejadian tadi, saat ia berada dalam jarak yang sangat dekat dengan Alkana. Elysh bisa merasakan getaran aneh di dalam dadanya. Bahkan saat ini ia tidak bisa untuk tidak tersenyum. Di sampingnya, Alkana tampak fokus mengikuti pembelajaran.
Ketika hendak menulis apa yang tercatat di depan papan tulis, Alkana tak sengaja melihat Elysh yang senyam-senyum sendiri.
“Kenapa lo?”
Elysh membelalak dengan wajah salah tingkah. “Ng-nggak, gak papa.”
Wajahnya yang merah padam tak bisa membohongi Alkana. Namun, cowok itu tidak peduli pada apapun yang sedang Elysh rasakan. Ia malah melanjutkan kegiatannya.
ʕ•ε•ʔ
Membuka pintu usai mengucapkan salam, Megan masuk dan melepas sepatunya. Kemudian menuju kamar yang ia tempati untuk sementara ini bersama Elysh. Sesaat setelah membuka pintu kamar, ia dikejutkan oleh teriakan seseorang.
“Megan!!!” pekik Elysh yang kemudian menghampirinya, lalu dengan tiba-tiba memeluknya erat.
“Eh, eh, eh. Ada apaan, nih?” tanya Megan panik sendiri melihat kelakuan sepupunya yang aneh.
Elysh menarik Megan sampai di atas kasur dan menatapnya lekat-lekat. “Lo tau? Tadi pas di sekolah... Gue dipeluk sama Alkanaaa!!!”
Tidak mengerti apa yang sedang gadis itu ucapkan dan siapa yang sedang ia bicarakan, Megan mengerjapkan mata beberapa kali.
“Gue gak ngerti.”
“Gue, Gan.” Megan menunjuk dirinya sendiri. “Gue tadi dipeluk sama tetangga sebelah yang gantengnya luar biasa itu!” katanya menjelaskan ulang.
“Oh ya? Emang di sekitaran kompleks sini ada cowok ganteng?”
“Oh iya, lo kan belum pernah lihat dia, ya. Tapi, gak papa. Kalau ada kesempatan, gue bakal kenalin lo sama dia.”
“Oke.”
“Btw...” Elysh memerhatikan Megan sejenak. “Lo habis dari mana? Kok, jam segini baru pulang?”
“Biasa, numpang wifi di kafe,” balas Megan yang bangkit dan meletakkan tas laptopnya di meja.
“Loh, emangnya wifi di rumah gue kenapa?”
“Yeee... Gimana gue mau pakai kalau kata sandinya udah lo ganti. Malah lo pulang sekolah lama banget lagi. Sampai bosan gue nungguin lo di rumah. Ya udah, gue cabut aja.”
“Elysh! Megan!” teriak Clara dari bawah.
Tanpa bertele-tele, dua gadis muda itu segera turun ke dapur dan menemui Clara.
“Iya, Ma?”
“Kamu bantuin Mama bersihin sayurnya, terus nanti dipotong, ya. Megan tolong bantuin tante balurin ayamnya ke adonan yang udah tante bikin tadi, ya. Tante mau ke toilet, udah nggak tahan, nih,” terang Clara sembari terkekeh kecil. Lantas meninggalkan mereka.
Megan melihat beberapa menu yang sudah jadi di atas meja makan. Belum lagi yang sedang dalam proses dimasak. “Kok, nyokap lo banyak banget bikin makanan? Mau bikin acara santunan anak-anak yatim, ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkana
Teen FictionAlkana membenci segala sesuatu yang bersangkutan dengan musik. Termasuk Elysh, si cewek aneh nan menyebalkan yang selalu bernyanyi dengan suara buruknya, serta memainkan alat musik dengan sangat sumbang, dan sialnya satu sekolah dengannya. Demi apa...