لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri". (H.R. Muslim no 2626).
Pukul 6 pagi adalah waktu yang sangat pas untuk melakukan lari pagi, baik sendiri, bersama keluarga, bersama teman, ataupun yang lain. Seperti yang Aza lakukan saat ini. Ia sedang melakukan pemanasan di depan rumahnya, 5 menit lagi ia akan melakukan lari pagi di taman komplek.
Setelah selesai pemanasan, ia melakukan lari pagi di taman kompleknya. Setelan yang Aza kenakan kali ini adalah celana training hitam panjang yang dipadukan dengan kaos hitam polos yang menampilkan lekukan perut kotak-kotaknya, wanita mana saja yang melihatnya akan meleleh seketika. Pastinya jaket abu polos menempel di tubuhnya, agar perut kotak-kotaknya tak menjadi perhatian perempuan manapun. Bagaimana itu akan menggoda iman para perempuan. Tak lupa headset yang menempel apik di telinganya.
Ia berlari menuju ke arah taman komplek, sesampai di taman komplek ia memutari jalanan taman komplek yang sudah ramai. Di sana sudah ada seorang kakek-kakek yang sedang dituntun oleh seorang anak muda, ada juga anak-anak remaja yang sedang lari pagi. Bahkan berbagai macam umur sudah berada di taman komplek. Taman komplek perumahannya memang selalu ramai.
Selang 30 menit ia memutari taman komplek, Aza memutuskan untuk beristirahat di bangku taman yang terdapat di bawah pohon yang menghadap ke arah danau. Di taman komplek memang terdapat danau buatan yang di tengahnya terdapat air mancur. Sesekali ia mengelap keringat yang bercucuran di mukanya dengan handuk kecil yang ia bawa, tak lupa ia meminum air mineral yang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga apabila ia merasa haus.
Setelah selesai beristirahat ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan berjalan santai di taman komplek. Sesekali ia melirik arloji yang menempel apik di pergelangan tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia harus cepat-cepat karena ia sudah memiliki jadwal bimbingan skripsi bersama dosen pembimbingnya pukul 8 pagi nanti. Untung saja keluarganya meminta dijemput pukul 10 pagi, yang berarti setelah ia selesai mendapatkan bimbingan skripsi dari dosen pembimbingnya.
Sesampainya di rumah, ia bergegas untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Tak lupa ia memakan sarapan paginya yang sengaja ia buat tadi pagi, agar ia tak terlalu tergesa-gesa ketika ia telat nanti. Selesai sarapan ia berangkat ke Istanbul University. Tempat dimana ia belajar selama 3 tahun hingga saat ini.
Musik-musik Turkey yang dinyanyikan oleh Tamer Hosney menjadi temannya untuk menghilangkan rasa sunyi yang ia rasakan saat ini. Sesekali ia bersenandung mengikuti musik yang sedang di putarnya itu. Musik tersebut mengingatkan dengan masalalunya itu.
Lampu lalu lintas menunjukkan tanda pemberhentian untuk semua kendaraan bermesin itu. Orang-orang yang menunggu berhentinya kendaraan, segera bergegas untuk menyeberangi jalanan tanda penyeberangan pejalan kaki. Sesekali ia memperhatikan orang-orang yang sedang menyeberangi jalan.
Tak sengaja ia melihat seorang perempuan berkhimar navy. Ia merasa tak asing dengan perempuan tersebut, hingga beberapa saat perempuan tersebut sudah menghilang dari hadapannya. Perempuan tersebut sudah menyeberangi jalan tersebut dan mulai berjalan di trotoar jalanan tersebut.
"Azera...", gumamnya.
Tiinnn...
Suara klakson kendaraan di belakangnya terdengar tak sabaran karena tanda lampu lalu lintas menunjukkan semua kendaraan bermesin untuk melaju. Ia baru saja tersadar dari lamunannya, hingga ia akhirnya menginjak pedal gasnya sebelum tanda lampu lalu lintas berganti warna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati
De Todo#Hak cipta dilindungi Allah SWT Baca aja ya, tanpa mereka ketahui, takdir berkata lain. Pertemuannya di kota byzantium adalah takdirnya. Baca dulu nanti baru menyimpulkan :) Jangan lupa apresiasikan kritik dan saran kalian :), semoga cerita ini me...