~Semoga kamu bahagia~
Acara di panti asuhan Kasih Bunda berjalan dengan lancar, ya walaupun acara pertunjukan dari anak-anak panti belum sepenuhnya selesai. Sekarang anak-anak panti sedang mempersiapkan diri untuk tampil di depan para donatur dan mahasiswa Istanbul university. Ada beberapa anak yang merasa gugup, ada juga yang merasa percaya diri.
Seperti Fatimah gadis kecil berumur 5 tahun yang sedang menghafal Al-Qur'an beberapa juz. Azera merasa gemas sendiri ketika memperhatikan tingkah lucu Fatimah. Ia tertawa sendiri ketika melihat Fatimah yang merasa kesal karena ditanggu temannya, sungguh muka Fatimah sangat imut sekali.
Azera sekarang sedang duduk di kursi bagian depan bersama Katrin, Defney, dan Cerry. Di bagian belakang ada beberapa para donatur dan teman-temannya yang lain. Ia baru teringat ternyata orang yang ia kenal juga menjadi donatur di panti asuhan Kasih Bunda. Tak menyangka rasanya bisa bertemu kembali dengan masa lalu yang ia kubur dalam-dalam itu.
*Flashback
Azera sedang berada di aula bersama Zara dan ustadzah Anisa. Mereka bertiga sedang mempersiapkan data untuk acara perlombaan di bulan ramadhan, bagi para akhwat dan ikhwan yang masih berumur di bawah 15 tahun. Artinya mereka yang berumur sekitar SD sampai SMP.
Ustadzah Anisa memang meminta bantuan kepada Azera dan Zara. Karena mereka berdualah yang sedang tidak terlalu sibuk, sedangkan teman Azera yang lain sedang sibuk mempersiapkan acara yang lain. Tak lupa sifat rajin yang dimiliki Azera dan Zara yang paling bisa diandalkan oleh ustadzah Anisa.
Acara perlombaan serta berkah Ramadhan lainnya di pesantren Al-Ikhlas itu sudah biasa di adakan setiap tahunnya. Itu merupakan salah satu acara yang paling dinantikan oleh para santriwan dan santriwati. Jangan berfikir jika ada acara seperti itu maka Ikhwan dan akhwat akan digabungkan. Tentu saja tidak, akhwat dan Ikhwan memiliki tempat sendiri.
Ikhwan dan akhwat akan bertemu jika memang situasi sangat mendesak atau penting, contohnya seperti saat ini Azera tidak hanya bertiga saja . Tetapi di ruangan aula juga ada beberapa Ikhwan yang sedang mengerjakan pekerjaan yang berat, yang pastinya yang hanya bisa dikerjakan oleh para ikhwan.
Di pesantren Al-Ikhlas memang tidak ada pesuruh yang bekerja untuk membersihkan atau melakukan hal-hal berat, itu memang karena Ikhwan dan akhwat dituntut untuk mandiri, tidak sedikit-sedikit meminta bantuan kepada pesuruh. Kecuali saptam itu memang harus ada.
"Azera", panggil ustadzah Anisa.
"Iya ustadzah?".
"Perlengkapan untuk menulis para santriwati masih kurang, kebetulan ana masih sibuk. Ini anti saja ya yang ke toko perlengkapan sekolah". Ujar ustadzah Anisa dengan rasa tidak enak, karena sudah menyuruh Azera.
"Ana sendiri ustadzah?", tanya Azera.
"Zara", panggil ustadzah Anisa kepada Zara. Lantas pemilik nama yang sedang duduk melamun langsung menoleh ke ustadzah Anisa.
"Iya ustadzah?",
"Anti temenin Azera ke toko perlengkapan sekolah ya, anti lagi nggak terlalu sibuk kan?.
"Hmm kebetulan ana lagi nggak sibuk ustadzah", ujar Zara menghampiri Azera dan ustadzah Anisa.
"Ayo Azera", lanjut Zara sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati
Random#Hak cipta dilindungi Allah SWT Baca aja ya, tanpa mereka ketahui, takdir berkata lain. Pertemuannya di kota byzantium adalah takdirnya. Baca dulu nanti baru menyimpulkan :) Jangan lupa apresiasikan kritik dan saran kalian :), semoga cerita ini me...