«قَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلاَّ هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ»
Artinya : Wahai Asma', sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya). (HR Abu Dawud).
Mereka bertiga sekarang sedang merasakan kesejukan pepohonan di halaman belakang rumah Aza yang luas itu. Mengingat-ingat tentang masa lalu mereka bertiga ketika berada di pondok pesantren Al-Ikhlas. Tak jarang mereka bertiga tertawa dengan kekonyolan yang dibuat oleh Yusuf.
Yusuf memang orangnya penuh humor, tak jarang siapa saja yang berada di dekatnya merasa terhibur. Bahkan orang yang belum kenalpun bisa saja merasa terhibur.
Yusuf Ghifari bin Malik Ghifari, Ibunya bernama Zahra Arifah. Yusuf, anak pertama dari 3 bersaudara. Yusuf itu orangnya cepat tanggap terhadap hal baru. Ia juga orang yang bertipe sederhana dalam mengikuti perkembangan zaman modern ini.
Meskipun ia dari keluarga berada, namun ia tetap tidak ingin selalu meminta hal yang berlebihan kepada orangtuanya. Keluarga Yusuf merupakan keluarga yang mengerti Agama, dan pastinya untuk menempatkan Yusuf di pondok pesantren adalah pilihan yang tepat.
Orangtuanya pun dengan ikhlas mengirim Yusuf ke pondok pesantren Al-ikhlas. Mereka merasa khawatir, jika Yusuf tidak dimasukkan ke pondok pesantren. Karena perkembangan zaman yang modern ini sangat membahayakan jika tidak diimbangi dengan keimanan. Kehidupan di pesantren juga dapat melatih siapa saja agar lebih mendalami ilmu Agama.
"Yusuf, antum memang suka sekali membuat orang tertawa ya", ujar Aza sembari terkekeh.
"Sudah hobi Ane ini Za, padahal si Ane biasa saja. Tapi kok kenapa setiap orang yang berbicara sama Ane selalu tertawa", sahut Yusuf terkekeh geli.
"Antum ini seperti tidak kenal Yusuf saja Za", ucap Ahmed terkekeh.
Ahmed yang selalu bersama Yusuf sifatnya tak kalah konyolnya, memang menyenangkan mempunyai teman yang humornya tinggi. Tak perlu memikirkan beban hidup yang pasti semua manusia pasti punya.
"Assalamu'alaikum, günaydın" (Assalamu'alaikum, Selamat Pagi), ucap seorang perempuan berkhimar cream panjang .
"Wa'alaikumsalam, günaydın da balqis", (wa'alaikumsalam, selamat pagi juga balqis). Jawab ketiga pria itu bersamaan. Walaupun mereka orang Indonesia, tetapi mereka bisa mengerti bahasa turki. Walaupun hanya sedikit saja yang mereka tahu.
"Kamu kapan ke sini aqis?", tanya Aza lembut kepada sang adik.
"Aqis buraya geldi kardeşim", (Aqis baru saja kesini bang). Jawab Balqis lembut.
"ooh, qis kampüsüne gitmedin mi?", (ooh, kamu tidak ke kampus qis?).
"Bugün Aqis öğlen girdi kardeşim", (Hari ini Aqis masuk di jam siang bang).
"Oooo", jawab Aza, sedangkan kedua temannya hanya bisa melihat interaksi antara kakak dan adik itu.
"Evet, zaten odama gitmek istiyorum kardeşim"(ya sudah, Aqis mau ke kamar Aqis dulu ya bang), ucap Balqis lembut.
"Iya qis", jawab Aza dan aqis beranjak dari tempatnya. Namun belum sempat Balqis masuk ke dalam rumah terdengar suara sumbang dari salah satu teman Aza.
"Aqis ada salam dari bang Ahmed nih", ucap Yusuf bercanda. Namun langsung saja dihadiahi double timpukan bantal dari kedua temannya.
"Apaan antum ini, bercandanya nggak lucu tau nggak", kesal Ahmed. Namun Balqis yang melihat itu hanya tersenyum dan tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati
Random#Hak cipta dilindungi Allah SWT Baca aja ya, tanpa mereka ketahui, takdir berkata lain. Pertemuannya di kota byzantium adalah takdirnya. Baca dulu nanti baru menyimpulkan :) Jangan lupa apresiasikan kritik dan saran kalian :), semoga cerita ini me...