15. Bertemu kembali

98 10 1
                                    

"Beautiful aren't always good, but good people are always beautiful".
(Ali bin Abi Thalib)

Sebuah keluarga yang terlihat bahagia sedang makan malam bersama, celotehan kecil dari mulut seorang bocah menjadi hiburan tersendiri bagi mereka semua. Sesekali salah satu dari mereka menanggapinya.

Aza bersama keluarganya sedang berada di meja makan, tawa bahagia terlihat dari raut wajahnya. Berkumpul dengan keluarganya adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Kapan lagi ia bisa berkumpul seperti sekarang.

Satu minggu sudah keluarganya tinggal di kota Byzantium ini. Mereka semua menikmati liburan bersama di negara yang mempunyai banyak cerita tentang masa kejayaan Islam itu. Dua hari berlalu mereka baru saja berlibur ke kota Bursa, menikmati keindahan destinasi wisata di kota Bursa.

Tentu saja liburan dua hari yang lalu tanpa Aza, karena saat itu Aza masih di panti. Mereka semua menikmati liburan dengan kebahagiaan. Balqis kali ini juga ikut liburan. Padahal ia juga tinggal di Turki, namun beda kota katanya.


Selesai makan mereka semua berpindah tempat ke ruang keluarga. Menikmati kebersamaan keluarga, bergurau, saling meledek satu sama lain. Hal ini memang sangat jarang bagi Aza mendapatkannya. Karena selama ini Aza tinggal sendirian. Kesendirian sudah terbiasa ia rasakan. Semuanya ia lakukan sendirian tanpa ada yang menemaninya.

Sesekali Alean putri Aydin menjadi salah satu target kelucuan bagi keluarga. Tingkah balita berumur 3 tahun itu sangat menggemaskan di mata mereka semua. Tak lama kemudian mereka semua menyebar dengan kegiatan masing-masing.

Balqis yang sudah kembali dengan makalah yang menumpuk di kamarnya, Bunda yang sudah mulai mengantuk sehingga memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Tak lupa Alean yang sudah terlelap manis. Aydin bersama istrinya tentunya sudah berada di kamar bersama putri mereka.

Sekarang tinggalah Aza yang sedang duduk di lantai dan menyibukkan diri dengan laptop yang sudah berada di atas meja. Meskipun keheningan menyelimuti ruang keluarga, Aza masih tetap sibuk dengan pekerjaannya yang sudah menumpuk.

"Bagaimana kuliahmu za?", tanya Hans tiba-tiba memecah keheningan.

"Alhamdulillah seperti biasa yah". Jawab Aza sembari menoleh ke arah Hans yang sudah duduk di samping Aza di atas sofa.

"Berapa lama kamu akan wisuda za?",

"Sebentar lagi yah", jawab Aza seadanya. Lalu ia sibuk kembali dengan pekerjaannya, suasana menjadi hening kembali.

Hans juga mulai sibuk dengan pekerjaannya, walaupun ia liburan tetap saja ia membawa laptopnya kemana-mana yang berisikan dengan pekerjaan. Keluarganya memanglah terkenal dengan pekerja keras.

"Bagaimana dengan perusahaan za?", Suara Hans yang menandakan pertanyaan.

"Alhamdulillah yah, perusahaan semakin lama semakin berkembang dengan cepat. Laju grafik pendapatanpun naik dengan apik", jelasnya dengan menunjukkan grafik pendapatan perusahaan serta laju pertumbuhan perusahaan.

"Alhamdulillah, hebat juga kamu ya za. Tidak salah ayah milih kamu di cabang Turki", tanggap ayahnya terlihat bangga kepada anaknya.

"Alhamdulillah yah".

"Bagaimana dengan masalahmu za?", tanya Hans lagi mencoba menggoda putranya itu.

"Alhamdulillah yah, sudah malam ini yah. Ayah nggak tidur? Kasian bunda juga sendirian tuh yah", ledek Aza kepada ayahnya.

Lentera HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang