كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ"Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati," sudah mencukupi bagi orang yang mendengar dan melihat.
Pukul 05.00 pagi Azera sudah siap di depan rumahnya bersama ke tujuh temannya. Mereka berencana menginap 3 hari di panti asuhan Kasih Bunda. Persiapan kemarin benar-benar matang bagi mereka.
Di rumah Azera hanya ada Bunda. Jadilah Azera hanya berpamitan dengan bunda saja.
"Marilah teman-teman sebelum melakukan perjalanan kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai", pimpin Leon.
Kedelapan mahasiswa psikologi berdoa dengan khusyuk dan tenang. Semoga saja kegiatan mereka berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
Kedelapan mahasiswa psikologi tersebut berpamitan dengan Bunda Azera. Yang didahului oleh tuan rumah.
"Bunda Azera berangkat ya", ujar Azera sembari bersalaman dan menghambur ke pelukan bundanya.
"Iya sayang, hati-hati ya. Kamu di sana jaga kesehatan. Jangan telat ibadahnya", nasehat bunda dengan tersebut lembut dan mengelus kepala Azera yang tertutupi oleh khimar. Khas seorang ibu yang menasehati anaknya, siapa saja yang diperhatikan oleh ibunya pasti sangat bahagia.
"Iya bunda, bunda hati-hati ya di rumah. Jaga kesehatan bunda, jangan terlalu capek", ujar Azera sembari melepaskan pelukannya.
"Iya sayang", jawab Bundanya tak menghilangkan senyumnya.
"Tante kami berangkat ya Tante", ujar teman-teman Azera serempak.
"Iya hati-hati ya kalian", ujar Bunda Azera sembari tersenyum lembut.
"Assalamu'alaikum Tante", salam teman-teman Azera.
"Assalamu'alaikum bunda", ujar Azera.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh", jawab Bunda.
Lalu kedelapan mahasiswa tersebut mulai melakukan perjalanannya menuju ke panti asuhan Kasih Bunda. Mereka berdelapan membawa 2 kendaraan beroda empat.
Di mobil pertama terdapat dua perempuan dan dua laki-laki, begitupun dengan mobil ke dua sama.
Di mobil pertama ada Leon yang menjadi supir, Kibo yang duduk di sebelah Leon. Ada Azera dan Defney yang berada di kursi penumpang belakang.
Suasana di mobil pertama sangat rusuh karena Defney dan kibo yang selalu mempermasalahkan hal-hal kecil. Terkadang mereka berempat bercanda dan bercerita, terkadang mereka juga bernyanyi-nyanyi.
Azera hanya diam dan terkadang menanggapi pembicaraan ketiga temannya. Sesekali Leon memperhatikan Azera, namun Azera tidak merasa bahwa ternyata Leon selalu memperhatikan Azera dari kaca spion.
Di mobil ke dua lebih ramai lagi karena diisi oleh orang-orang yang bar-bar dan menyenangkan. Di mobil ke dua beranggotakan Hendri sebagai supir, Kemal yang berada di samping Hendri. Di kursi penumpang belakang ada Katrin dan Cerry yang sangat cerewet.
Mereka berempat selalu cocok jika sudah dipertemukan jadi satu. Tingkahnya yang selalu bar-bar membuat siapa saja yang melihat bergeleng-geleng kepala tanda heran dan pusing.
Hingga 2 jam perjalanan mereka mahasiswa psikologi Istanbul university sampai di Panti asuhan Kasih Bunda, pukul 07.00 pagi mereka sampai. Mereka disambut senang oleh anak-anak panti dan juga ibu panti (nyonya Damla)
"Assalamu'alaikum bunda, selamat pagi", salam mereka berdelapan kepada perempuan paruh baya berkerudung hitam panjang.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh", jawab nyonya Damla sembari tersenyum lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati
Random#Hak cipta dilindungi Allah SWT Baca aja ya, tanpa mereka ketahui, takdir berkata lain. Pertemuannya di kota byzantium adalah takdirnya. Baca dulu nanti baru menyimpulkan :) Jangan lupa apresiasikan kritik dan saran kalian :), semoga cerita ini me...