Maaf teman-teman, karena sekarang lagi model pembelajaran daring, author tugasnya makin banyak. Tahu sendiri kan yaa… kalo di rumah juga tambah mager, jadi ya gitu hehe, author males mikir. Maaf teman-teman. Makasih juga buat temen-temen yang mau stay nunggu cerita ini update lagi.
.
.
.
.Malam pun tiba, dan Sri sudah selesai dengan makan malamnya. Kenyataan pahit harus ia terima setiap hari, sudah seminggu ini meja makan hanya ditempatinya seorang diri. Aksa pun sekarang tak pernah lagi menyentuh masakan buatannya. Menyedihkan memang.
Lain halnya dengan Aksa, ia seakan-akan menghindari Sri. Bukan karna ia sedang bermesra-mesraan dengan Reta, malah ia jarang bertemu dengan Reta seminggu ini. Ia memang ingin sendiri, merenungkan segala hal dalam hidupnya dan merenungkan bagaimana kehidupannya kedepan.
back
Setelah selesai mencuci peralatan dapur dan peralatan makan, ia bergegas membuat susu hamilnya. Kadang kali ia mual, tapi ia paksa untuk minum. Itu semua demi calon anaknya agar tetap terpenuhi nutrisinya.
“Srii…” Suara di belakangnya mengagetkannya. Ia segera berbalik dan menyembunyikan kardus susu dibelakang punggungnya.
“Mm..mas Aksa udah pulang to?” ucap Sri gugup. Tak sadar, tangannya sedari tadi memegang kardus susu dibelakang punggungnya.
“Bukan, gue arwah yang lagi gentayangan.” Sri bergidik ngeri.
Aksa memutar bola matanya. “Ya gue Aksa lah.”
Sri heran dengan Aksa, mengapa tiba-tiba dia berubah menjadi hangat kembali. Padahal sebelum-sebelumnya dia bersikap dingin kepadanya. Apa mungkin Aksa sedang kemasukan Jin BTS? eh salah.. maksudnya jin penunggu pohon beringin dekat taman komplek.
“Buatin gue telur mata sapi dong. Gue mau makan”
“Ehh…” Sri sadar dari lamunannya.
“Ka..katane mas Aksa makan diluar?” Ucap Sri masih dengan kegugupanya.
“Yee…suka-suka gue lah mau makan dimana.” Ini lagi, kenapa tiba-tiba Mas Aksanya mau main bercandaan dengan dirinya. Aneh memang.
“Yyyaudah mas tunggu di meja makan aja.”
“Nggak mau..gue maunya nunggu lo disini.”
Sri panik. Bagaimana ia menyembunyikan susu miliknya kalau Aksa tak mau pergi. Ia mulai gelisah. Aksa melihat tingkah Sri yang aneh, seperti menyembunyikan sesuatu.
“Cepet! Tunggu apa lagi?”
“Mm..mas tunggu di meja makan aja yo.”
“Gue bilang nggak mau ya nggak mau. Lo kenapa sih?” Aksa mulai menaruh kecurigaan karna tingkah aneh Sri.
“Emm..anu mas, itu..”
“Lo lagi nyembunyiin apa?” Aksa menaikkan sebelah alisnya, kemudian ia mendekat kearah Sri.
“Gue tanya sekali lagi. Lo. lagi. nyembunyiin. apa?” Ucap Aksa penuh penekanan.
Sri hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Matanya mulai berkaca-kaca karna terlalu takut.
“Siniin tangan lo!”
“Ndak mau mas.” Sri makin merapatkan tubuhnya ke meja dapur.
“Jujur! lo pasti habis nyuri barang dirumah ini kan?!” Gemas, ia malah menuduh Sri yang tidak-tidak. Santai pemirsa, sebenarnya itu hanya gertakan saja, agar Sri mau jujur.
Kalau kalian pikir Aksa percaya dengan omongan Reta waktu itu, yang bilang Sri cuma mau hartanya (read part sebelumnya) itu salah. Aksa pikir, kalau Sri cuma mau hartanya kenapa nggak dari awal ia minta?. Yang membuatnya kecewa waktu itu karena Sri berbohong, mau dinikahhi karna harta saja. Bahkan uang, barang-barang mewah, liburan ke luar negri saja ia tak minta. Aksa kan jadi yakin kalo Sri orangnya nggak neko-neko.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Ndeso
Romance"Mass...iki corone pake piye toh??" ~ Asri Larasati "Gilaa...bini gua ndeso banget!!" ~ Aksa Delano Hendrawan 16/01/2019