a.D.d.D.24

112 17 0
                                    

Maaf jika ada typo🍎

_?_

Setelah diperiksa dokter, Sin B dipindahkan ke ruang rawat. Gadis itu masih memejamkan matanya. Sedangkan Jungkook dan Hyunjin hanya saling diam. Mereka ladut dalam pikiran mereka masing-masing.

Sampai orang tua Sin B datang dan memecah keheningan diantara mereka.

"Kenapa lagi?"

"Kemarin adiknya, sekarang kakaknya" cerocos ibu.

"Maaf tante, saya nggak bisa jagain anak tante," ujar Jungkook merasa bersalah.

"Loh... kamu lagi? Kamu yang waktu itu bawa Hyunjin juga kan?" Ibu memastikan.

"I-iya tante,"

"Makasih ya.. kamu selalu bantu kita" ayah tersenyum dan menepuk bahu Jungkook.

"Gue mau ngomong sama lo," ujar Hyunjin datar yang ditujukan pada Jungkook. Laki-laki itu keluar dan kemudian diikuti Jungkook. Tapi sebelumnya, Jungkook membungkuk sopan kepada kedua orang yang lebih tua darinya itu.


_?_

"Kira-kira siapa ya yang bawa hpnya Sin B?" Minghao mencoba berfikir.

"Gue yakin ini pasti udah direncanain," Bang Chan.

Mereka masih mencari tahu tentang kejadian tersebut. Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Murid-murid segera berhamburan keluar kelas. Tetapi mereka justru tak menghiraukannya. Mereka tetap berada didepan ruang musik sambil ingin mencari tahu masalah ini.

"Yang rencanain ini pasti salah satu anak musik," ujar Dahyun.

Semuanya pun menatap Dahyun.

"Nggak mungkin kan, kalo tiba-tiba Sin B di dalam dan pintunya kekunci dari depan. Terus, Sin B diiket dan hp nya ilang. Dan lagi. Ruangan ini kedap suara sama cctv nya kan lagi rusak," jelas Dahyun.

"Lo bener sih, soalnya setahu gue juga, kinci ruangan ini tuh dibawa sama anak-anak ekskul musik kan?" Han.

"Kita tanya anak musik. Siapa yang bawa kuncinya," saran Changbin.

"Tunggu! Kita harus minta bantuan bk juga," Hyunjae.

"Oke,"

Sedari tadi Caya dan Inka mendengar obrolan mereka. Kedua gadis itu pun memutar lagi otaknya. Memikirkan bagaimana caranya agar mereka tak ketahuan.

"Gimana nih Cay?"

"Gue juga lagi mikir!"

"Ah.. lo taro aja hp nya di dalam. Jadi, seolah-olah hpnya jatuh gitu," saran Inka.

"Pinter juga lo," Caya langsung masuk ke ruang musik dan melempar hp itu asal.

"Tapi kuncinya?" Caya bingung.

"Kalian sedang apa disitu?" Tanya suara berat yang merupakan guru bk. Caya dan Inka gelagapan dibuatnya.


_?_

"Ada apa?" Tanya Jungkook.

"Jujur gue masih nggak suka sama lo. Tapi kali ini gue mau lo bener-bener bisa jagain kakak gue. Gue tau kok, lo suka kan sama kakak gue?" Hyunjin datar.

"Diem berarti iya." Simpul Hyunjin karena Jungkook hanya diam.

"Kalo lo suka sama kakak gue, lo cari tau siapa yang lakuin itu. Gue punya dua orang tersangka dipikiran gue. Tapi gue nggak akan kasih tau ke lo. Gue mau lo buktiin kalo lo serius sama kakak gue, dan bisa lindungin kakak gue," ujar Hyunjin dan langsung meninggalkan Jungkook.

Sekarang yang Jungkook pikirkan adalah 'dua tersangka Hyunjin' seperti yang diucapkan laki-laki itu tadi. Tapi, siapa?

"Kak... bangun, Hyunjin disini kak," Hyunjin berbicara pada gadis yang masih terbaring lemah itu.

Tadi dokter bilang, mungkin Sin B akan sadar ketika nafasnya sudah teratur. Tapi, sampai sekarang gadis itu tak kunjung membaik. Nafasnya masih tidak teratur, dan matanya yang belum terbuka.

Kedua orang tua itu kembali ke rumah sebentar untuk mengambil pakaian gantu untuk Hyunjin. Karena laki-laki itu tak mau pulang, dan ingin terus menjaga kakaknya.

"Mbih, bangun..." cicit Jungkook berada disebelah kanan Sin B. Sedangkan Hyunjin disebelah kiri.

"Mbih... bangun, buka mata kamu,"

"Senyum, jangan gini," Jungkook tampak lesu.

Hyunjin diam.

Seakan tak perduli dengan keberadaan Hyunjin, Jungkook menggenggam tangan Sin B dan mengecup punggung tangan itu berkali-kali.

"Bangun, aku janji bakal jagain kamu kalo kamu buka mata kamu." Ucap Jungkook.

"Mending lo pulang dulu," saran Hyunjin.

"Boleh gue disini aja? Gue pengen nemenin kakak lo. Lagian, besok libur kan," pinta Jungkook.

"Terserah,"







T. B. C.
See you:)
Minta vote nya🍎

antara Dia dan Dirinya-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang