a.D.d.D.22

123 16 0
                                    

Maaf jika ada typo🍎

_?_

Sejak tadi, Hyunjin hanya diam. Sin B jadi bingung, adiknya itu kenapa? Apa ada masalah? Sin B sudah menanyakannya, tetapi Hyunjin hanya menjawab dengan deheman saja.

"Cerita sama kakak," tuntut Sin B pada adiknya. Kini mereka sedang dikamar Hyunjin.

"Yakin?" Hyunjin menaikkan sebelah alisnya.

"Iya,"

"Aku mau tanya sama kakak,"

"Apa?"

"Gimana perasaan kakak ketika lihat Jaehyun babak belur?"

"Maksud kamu?"

"Jawab aja kak!"

Sin B diam. Adiknya ini sungguh tak terduga.

"Aku tau semua tentang kakak. Tentang Jaehyun, Aisha dan cinta segitiga kalian. Jaehyun udah nyakitin kakak, dia belum lupain Aisha, dan kakak malah jadi benci sama Aisha,"

Deg! Dari mana Hyunjin tahu? Apa tadi ia bertanya pada tiga temannya itu? Itulah yang ada dipikiran Sin B sekarang. Bingung, mengapa adiknya bisa tahu. Marah, kenapa ia jadi mengingat hal-hal yang dulu.

"Kak," Hyunjin memegang kedua pundak Sin B dan menatap kakaknya.

"Jika kakak pikir aku tahu dari tiga temen kakak tadi, kakak salah"

"Aku tau dari seseorang yang kakak benci,"

"Kak..."

"Dia nggak salah, yang salah itu mantan kakak. Jadi tolong, maafin dia,"

Sedari tadi Sin B hanya diam. Ia mencerna kata-kata Hyunjin.

"Dan aku pikir, kalau kakak bahagia deket sama Jungkook. Aku ijinin,"

"Tapi aku bakal hajar dia kalau suatu saat dia juga nyakitin kakak," Hyunjin memeluk kakaknya. Entah mengapa, Sin B jadi merasa jika adiknya itu benar-benar sangat menyayanginya dan sangat mengerti dirinya.

Tanpa sadar, Sin B meneteskan air matanya. Ia menangis dipelukan Hyunjin.

"Makasih," cicitnya.

Hyunjin tersenyum dan mengeratkan pelukannya. Ia sangat menyayangi kakaknya.

"Aku bakal lindungin kakak kok,"



_?_

Hari ini Sin B dan Hyunjin nerangkat agak kesiangan. Itu karena tadi malam mereka terus bercerita hingga larut. Sesampainya di sekolah, Hyunjin langsung berlari ke ruang osis untuk menyerahkan berkas yang kemarin ia kerjakan.

"Pagi...." sapa Jungkook.

"Pagi juga," balas Sin B.

"Masih sakit?" Tanya Sin B sambil melihat siku Jungkook.

"Nggak kok, kan kamu yang ngobatin," Jungkook tersenyum.

Sin B jadi bingung, sejak kapan Jungkook pandai membuat pipinya dai memerah? Memang dasar Jungkook! Ada-ada saja kelakuhannya yang bisa membuat Sin B menunduk malu.

"Kak Jungkook?" Seorang gadis menghampirinya.

"Iya?"

"Maaf kak ganggu, tapi kakak dipanggil ke ruang osis buat bantuin anak osis,"

"Eum..." Jungkook menatap Sin B, dan Sin B mengangguk. "Oke," ujar Jungkook.

Gadis itu tersenyum pada Sin B dan Jungkook lalu ia pergi.

"Aku kesana dulu ya," Jungkook berpamitan pada Sin B dan dibalas anggukan.

Koridor sekolah begitu ramai ketika waktu sudah mulai mendekati bel masuk seperti ini. Sin B berjalan dengan santai, tetapi saat ia berbelok, seseorang menarik tangannya dengan keras kedalam ruang musik.

"Awh.." Sin B dihempas kasar ke lantai.

"Segitu doang?"

"Terus lo bisa dapetin Jungkook?!"

"Asal lo tahu ya! Gue marah sama lo! Gue nggak suka lo dapetin cowok yang udah gue suka tau! Lo inger kemarin? Gue kena bola basket gara-gara lo! Gara-gara Jungkook lebih milih lo daripada gue! Dan, hari ini gue nggak bakal biarin lo ketemu sama Jungkook!" Ujar Caya.

Caya mengikatkan tali pada tangan dan kaki Sin B. Lalu ia mengambil ponsel Sin B.

"Gue pastiin gak akan ada orang yang bisa nemuin lo secepat mungkin,"

Plakk
Plakk
Plakk

"Itu buat lo"

Caya dan Inka keluar dari ruangan itu dan menguncinya dari luar.

"Caya? Inka? Ngapain kalian?"

Bisa Sin B dengar jika itu suara Jungkook.

"Ooh... gapapa kok Jung, tadi kita cuma cek ruang musik aja," jawab Inka.

"Iya, mending kita ke kelas yuk!" Caya menarik tangan Jungkook.

"Sorry. Bisa lepas?" Pinta Jungkook.

Ingin rasanya Sin B berteriak sekeras mungkin. Tetapi ruangan ini kedap suara. Ia juga sedang diikat dan tak bisa bergerak. Yang ia bisa sekarang hanya menangis.









T. B. C.
Minta bintangnya dong:)🍎

antara Dia dan Dirinya-endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang