(53) pahit.

794 76 20
                                    


Happy reading~

Mulmed : the truth untold.

Jihyo sedari tadi menduduk kan diri nya di bawah sebuah pohon.

Pohon yang berada di belakang taman.

Sama seperti sana dan mina , seusai ia menuntaskan makanan nya , ia langsung pergi ke taman.

Jihyo menghirup nafas nya dalam lalu memejam kan matanya sembari tersenyum.

Menikmati segar nya angin segar yang sebentar lagi akan berganti menjadi musim salju.

Ia juga sudah dapat melihat embun embun dan tetes tetes salju yang mulai berjatuhan.

Rasa nya sedikit dingin , tapi ia menyukai nya.

Perkataan nayeon dan chaeyoung benar , taman sekolah adalah tempat yang paling baik untuk berdiam diri.

Biar saja lah , sebentar lagi masuk dan dia ketinggalan pelajaran , dia bisa membuat alasannya nanti.

Lagi pula bu suzy bukan lah guru yang jahat.

Saat sedang senang senang nya tersenyum karena angin yang sangat segar ini , tiba tiba saja ia merasa kan sebuah tangan dingin menyentuh pundak nya.

Ia menoleh , mendapati wendy yang tengah tersenyum kepada nya.

Jihyo ikut tersenyum , seraya memerhatikan gerak gerik wendy yang ternyata ikut duduk di bawah pohon itu.

Pohon itu pendek , tapi ranting ranting beserta daun daun nya sangat luas dan besar.

Belum lagi , jika kalian berada di pohon ini pasti akan merasakan sejuk yang luar biasa.

Ah rasa nya jihyo ingin sekali menanam pohon ini di belakang dorm nanti.

Hanya saja masalah nya ia tak tahu nama pohon ini.

Mungkin ia bisa menanyakan nya nanti dengan penjaga sekolah.

Ternyata wendy ikut memejamkan mata nya , dama seperti nya , ikut menghirup hembusan angin yang sangat segar ini.

"Angin nya sejuk ya..."kata wendy yang hanya di angguki jihyo.

Jujur saja , ia masih tidak terlalu terbuka dengan seulgi maupun wendy.

Entah lah , apa yang membuat nya seperti itu.

"Bentar lagi musim salju."kata wendy.

Jihyo terdiam.

"Festival nya...tetap berjalan kan...?" Tanya jihyo pelan.

Wendy mengangguk pelan.

"Tapi festival nya diadain gak bisa kalo musim salju gini..."

Jihyo mengerutkan keningnya.

"Jadi...gimana? Kan 2 minggu lagi festival nya."kata jihyo.

Wendy mengangkat bahunya pelan.

"Biasa nya , waktu festival nya bakalan diundur , sampe musim nya selesai."

Jihyo mengangguk pelan.

Keheningan kembali menyelimuti kedua nya , hingga jihyo melihat arloji di tangan nya.

Ia mengerutkan kening nya heran.

"Lah.....kok belum lonceng sih...?"tanya jihyo heran. Karna biasa nya jika jam segini pasti bel akan berlonceng bertanda para siswa harus memasuki kelas.

Tapi...malah tidak ada tanda sama sekali. Dan lagi terlhat para murid masih berhamburan di sekolah.

Wendy tersenyum tipis.

B.O.Y.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang