salah paham

775 115 0
                                    

Jisoo merasa aneh setelah mendapat telepon, tidak biasanya sang ayah yang super penyabar itu terdengar bernada tinggi dan tiba-tiba saja memintanya untuk datang dengan segera. Cepat-cepat ia menekan ctrl+s menutup laptopnya dan bergegas meninggalkan rumah Yujin.

"Kemana?"

"Aku harus pulang"

"Ada masalah?"

"Entahlah, semoga tidak" jawab Jisoo usai menenggak segelas minuman dingin di tangan Yujin

"Kau mencuri uang ayahmu?"

"Apa kau pernah digigit oleh ku Yujin?

"Buas sekali"

•••••

Sementara itu sang ayah masih sibuk memandangi foto ditangannya. Ia menunggu putri kesayangannya datang. Tak lama setelahnya Jisoo terlihat membuka pintu dan memasuki ruang kerja sang ayah. Jisoo hanya melihat ekspresi ayahnya yang tidak biasa, tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata. Ayahnya tampak aneh.

"Kau sudah datang? Apa ayah mengganggumu?"

"Tidak yah, apa ada sesuatu?"

"Apa maksudnya ini, jelaskan pada ayah?

Ayahnya menyodorkan beberapa lembar foto, fotonya di Australia. Tangan Jisoo mulai dingin, jantungnya berdetak kencang seolah sedang berhadapan dengan hiu ganas yang siap melahapnya. Jisoo menunduk tak bisa berkata, ia kembali melihat beberapa foto yang lain. Sial, foto dirinya bersama Christian di parfume store dan saat dirinya berada di basement hotel. Dari mana ayahnya mendapatkan ini.

"Ayah, ini.."

"Bawa lelaki itu menemui ayah secepatnya. Bagaimana bisa kau keluar negeri bersama dengan lelaki yang terlihat seperti berandalan. Lihat saja bagaimana tangannya yang di penuhi tato itu"

"Ayah, ini bukan seperti yang ayah pikirkan. Jisoo berani bersumpah"

"Jisoo, ayah hanya ingin kau membawa dia ke sini secepatnya"

"Tapi yah?"

"Bagaimana kalau kau hamil? Apa dia mau bertanggung jawab? Jisoo, ayah tidak bisa membayangkannya"

"Tidak yah, tidak seperti itu sungguh"

Keadaannya yang semakin runyam, ayahnya sudah terlanjur salah paham. Bahkan ayahnya juga berfikiran sama dengannya, bagaimana kalau ia hamil lalu lelaki itu tidak mau tanggung jawab. Ketakutan itulah yang menganggu pikirannya selama hampir dua minggu ini.

Jika sudah seperti ini Jisoo tidak mungkin bisa mengelak lagi karena merasa sungkan sekaligus takut pada sang ayah. Baru saja beberapa bulan ia menjadi tanggung jawab ayahnya Jisoo tidak ingin membuat ayahnya kecewa. Tidak, ia harus segera menanganinya.

Selama ini Jisoo tinggal dengan ibunya setelah perceraian orangtuanya. Jisoo hanya akan tinggal dengan sang ayah beberapa minggu atau beberapa hari saja saat libur sekolah. Sekitar setahun sekali atau dua kali saja.

Setelah ibunya meninggal 7 bulan lalu Jisoo resmi menjadi tanggung jawab ayahnya meskipun Jisoo tinggal di rumahnya sendiri. Jisoo hanya tidak terbiasa saja hidup bersama ayahnya karena itu ia lebih memilih menempati rumah lamanya. Karena meskipun dokter Kim adalah ayah kandungnya sendiri ia masih canggung jika harus hidup serumah.

Jisoo mengangguk dan meninggalkan ayahnya. Gelisah, resah dan harus berbuat apa Jisoo tidak tahu. Ia bahkan tidak pernah menyangka liburan yang dihadiahi ibunya akan diketahui sang ayah. Terlebih lagi ia harus membawa Christian, kepalanya hanya dipenuhi kebingungan dan perasaan tak tenang.

"Aku tak sengaja mendengarnya tadi, apa kau akan membawanya kesini sayang?"

Jisoo hanya terdiam tak memberi kepastian pada ibu tirinya, untung saja ibu tirinya bukan ibu yang jahat seperti di kebanyakan drama. Ibu tirinya cenderung lembut dan sangat pengertian padanya.

CALL ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang