🎵ON
Australia - april 2020
Sudah hampir 2 jam jisoo menunggu sang guide yang pergi mengantar salah satu teman rombongannya untuk belanja. Ia mulai bosan duduk berdiam diri apalagi dirinya adalah gadis yang tidak bisa diam dan mudah bosan. Jisoo yang merasa hampir mati bosan berjalan meninggalkan kursinya sambil memandangi layar ponsel yang sedari tadi tidak mau diam. Siapa lagi kalau bukan klien-klien yang sibuk menganggu dirinya untuk konsultasi. Berjalan sembrono dengan memandangi layar ponsel rupanya memang tidak baik karena pada akhirnya jisoo menyebabkan kekacauan karena menabrak seseorang.
"Oh shit" Ucapnya.
Lelaki itu tampak mengaduh merasakan kepanasan karena kopi ditangannya kini sudah membasahi separuh dada yang menembus kemeja abu-abunya. Mendengar adanya kegaduhan, pelayan dengan cepat menghampiri kami dan menanyakan sesuatu dalam bahasa inggris. Ini lah kondisi yang tidak jisoo suka, karena ia tidak terlalu bisa berbahasa inggris akhirnya hanya berakhir dengan gerakan isyarat diselingi dengan sepatah dua patah kata yang tidak jelas. Susah sekali untuk berkomunikasi dalam bahasa inggris padahal dirinya hanya ingin meminta tisu atau kain apapun itu untuk membersihkan tumpahan kopi. Terlalu panik, spontan jisoo melepas scaf yang melingkar di rambutnya kemudian menjadikannya lap untuk membersihkan lengan dan baju lelaki itu yang terlihat basah.
Terlihat tidak baik-baik saja, scaf ditangan jisoo dengan cepat di sahut oleh sang lelaki yang kemudian pergi ke arah toilet. Karena merasa tidak enak jisoo lantas mengikutinya sampai didepan toilet. Menunggu lelaki itu keluar karena ia merasa harus meminta maaf tapi apa yang harus dikatakannya untuk menunjukan penyesalan, sedangkan ia hanya bisa berkata "i'm sorry". Apapun itu konsekuensinya ia bertekad untuk menunjukan ekspresi yang mendalam agar lelaki itu mengerti dan memaafkannya.
Tak lama ia berdiri didepan toilet kemudian lelaki itu keluar, kakinya terhenti setelah melihat jisoo yang berdiri memasang wajah bersalah yang bercampur dengan kegelisahan. Beberapa kali jisoo mengatakan "i'm sorry, i'm sorry" sambil membungkuk khas adat negara ginseng. Tak ada perkataan atau jawaban dari lelaki itu sudah pasti lelaki itu marah padanya.
"you clothes, i loundry" dengan bahasa inggris yang sangat terbatas jisoo mencoba untuk bertanggung jawab.
Lelaki itu hanya diam dan berkata "no no it's okay" sedangkan jisoo yang merasa tidak enak terus saja memaksa untuk membersihkan bajunya. Lelaki itu kembali melihat layar ponselnya beberapa kali dan terlihat gusar.
"lepaskan jaket mu" ujar lelaki tersebut seperti memberi perintah.
"apa? Oh iya" Jisoo dengan cepat melepas hoodie pink dari tubuhnya.
Tepat didepan matanya jisoo melihat lelaki itu melepas bajunya yang bernoda kopi. Jisoo merasa heran sekaligus salah tingkah, bagaimana bisa lelaki ini sembarangan melepas pakaiannya didepan wanita yang tidak ia kenal.
"hey apa yang kau lalukan?" ujar jisoo sedikit terkejut dengan tingkah tiba-tiba dari lelaki di depannya itu.
"kemarikan jaketmu!" jisoo hanya diam berdiri memeluk dadanya sendiri didepan lelaki yang kini tengah bertelanjang dada.
"bukankah kamu sendiri yang mengatakan ingin mencucikan bajuku?" christian memperjelas maksud dari perkataannya.
Jisoo dengan cepat memberikan jaket dalam genggamannya dan tanpa sengaja matanya melihat ciptaan indah dari Tuhan yang selama ini hanya bisa ia lihat di drama dan majalah saja. Roti sobek itu seakan tertata rapi di perutnya dengan hiasan tattoo di pundak dan beberapa lagi yang hampir memenuhi seluruh lengan kirinya. Sungguh pemandangan Sydney yang menawan, sepersekian detik tampak jisoo tenggelam dengan imajinasi dewasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALL ME!
FanfictionChristian Yu X Jisoo Kim Aku tak pernah punya ini sebelumnya Dari semua orang yang aku temui Seperti angin dimana aku bisa bersandar dan beristirahat Merasa seperti hanya kita di alam semesta ini Kau dan aku, Kemarilah, datanglah ke dalam pelukanku ...