Chingu Annyeong
Klik Bintang dipojok kiri bawah gratis loh...
고마워용
___________________________________________~
Sudah beberapa hari berlalu, ponselnya masih sepi tidak seperti sebelumnya. Biasanya ia akan kerepotan mengurus ponselnya karena ulah seseorang yang setiap saat menghubunginya.Jisoo merasa lega tapi juga merasa kesal karena tidak dihubungi oleh Christian. Bahkan tidak sekalipun dalam beberapa hari ini ia bertemu dengannya. Terdiam, lamunannya dibuyarkan seketika oleh ponselnya yang berbunyi nyaring.
"Halo?"
"Apa kau di rumah nona cantik? Aku butuh bantuan mu-?"
"Hey, bukankah kau yang asistennya? kenapa harus aku, kau pikir aku kurir jasa antar jemput barang?"
"Please! Kali ini saja. Aku juga minum banyak tadi. Kalau aku yang menyetir bisa gawat kan"
"Huft" Jisoo menghela napas panjang. kenapa harus dirinya yang selalu terlibat dengan hal-hal yang tidak ia inginkan.
"Ayolah, ya ya?"
"Apa dia separah itu?"
"Kau dengar itu? Dia mulai tersenyum dan tiba-tiba menangis sendiri. Kau tau kan itu artinya apa" Mendengarnya samar melalui telepon sudah cukup menjawab pertanyaan Jisoo. Bisa di pastikan bahwa saat ini Jinyoung sedang mabuk berat. begitulah, ia akan tersenyum dan menangis bersamaan jika sudah di tenggelamkan oleh cairan panas itu.
"Beri aku alamatnya?" Jisoo menyerah dan memilih pergi karena merasa iba
"88-Club gangnam, segera ya!"
"No no tunggu, aku tidak ma- "
"Tuut tuut tuut!" Belum selesai ia merampungkan kata-katanya, sambungan telepon di genggamannya sudah terputus lebih dulu.
Jisoo gusar, ia tidak tenang setelah mendengar 88-Club. Kembali duduk setelah ia mondar-mandir beberapa kali didepan pintu. Ia hanya tidak ingin berangkat karena takut bertemu dengan seseorang disana. Jarung panjang terus bergerak mengelilingi tiap detiknya, tidak ingin berangkat saja rasanya tapi terlanjur mengiyakan dan tentu saja Jinyoung menunggunya.
"Aaaaaaaakkh terserah saja lah" Jisoo menggaruk rambut yang tidak berkutu bahkan tidak sedikitpun gatal.
Menyadari dirinya tengah diperhatikan oleh supir taxi dengan tatapan aneh dari balik kaca, Jisoo segera beranjak pergi keluar taxi setelah beberapa menit lalu ia sibuk memaki dirinya sendiri dikursi penumpang yang ia duduki.
"Ahjussi saya bukan orang gila, tolong jangan melihat saya seperti itu" Ucap Jisoo merasa malu pada sang supir taxi.
Berdiri tepat di depan gedung bertuliskan 88-Club menyala terang berwarna merah, Jisoo memasukkan topi dan masker yang sudah ia siapkan sejak dari rumah kedalam tasnya. Kepalanya mulai celingukan, syukurlah ia tidak melihat ada sosok yang harus di hindari di luar Club. Segera Ia masuk setelah menunjukan sebuah pesan kepada security club mengingat ini bukanlah club untuk sembarang orang.
Security itu tampak tidak begitu percaya padanya, setelah Jisoo melepas cardigan panjangnya dan menyisakan celana jeans ketat dan ruched croptop putih memperlihatkan sedikit perut dan pinggang. Tak menunggu lama Jisoo langsung saja di persilahkan masuk. Jelas saja, mana ada orang mengunjungi club malam dengan pakaian super tertutup dari ujung kepala sampai kaki.
Lantai atas dan tentu saja VIP+VVIP room pastinya. Sedikit sangsi, kakinya ia paksa masuki ke sebuah ruangan yang terlihat sepi di paling ujung. Di sana ia sudah mendapati Jinyoung seorang diri tanpa asistennya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan, Jinyoung bernyanyi sambil terus menangis beruraian air mata dengan iringan soundtrack lagu pororo.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALL ME!
FanfictionChristian Yu X Jisoo Kim Aku tak pernah punya ini sebelumnya Dari semua orang yang aku temui Seperti angin dimana aku bisa bersandar dan beristirahat Merasa seperti hanya kita di alam semesta ini Kau dan aku, Kemarilah, datanglah ke dalam pelukanku ...