••••
"Aku hanya perlu menjadi kekasih mu di depan orang tua mu dan begitu juga sebaliknya didepan orang tua ku"
"Bukan hal yang sulit menangani orang tua ku" jawab Christian santai dengan menyeruput americano di tangannya.
"Untung saja malam itu aku belum meminta bantuan padanya lebih dulu"
Tapi percayalah jauh di dalam hatinya Christian merasa kegirangan Jisoo menawarkan kesepakatan itu karena ia tidak perlu menurunkan harga dirinya.
Jisoo mulai gelisah, melihat ekspresinya sepertinya lelaki di depannya ini tidak begitu tertarik dengan timbal balik yang ia tawarkan. Jisoo terdiam memikirkan sesuatu setelah mencicipi caramel macchiato miliknya. Situasi seperti ini yang paling tidak ia sukai, otaknya seolah membeku di saat situasi sedang membutuhkan pertolongan.
Ditambah dengan suasananya canggung yang semakin membendung kepalanya untuk berfikir. Kini Jisoo salah tingkah tidak tau harus berbuat apa setelah menyadari lelaki di depannya tajam memperhatikan.
Christian memandangi wanita didepannya penuh tanya, ia teringat telepon dari miss joo beberapa hari yang lalu. Sekarang ia yakin kalau itu adalah masalahnya sendiri. Ujung bibirnya terangkat, senyum tipis seolah menjadi sebuah awal.
"Ada syaratnya"
"Syarat, apa itu?"
"Tinggal dengan ku"
Jisoo tersentak, cairan coklat berbau kopi itu berhamburan membasahi seisi meja, lantai, hingga bajunya sendiri. Bagaimana tidak, Jisoo bagaikan tersambar petir di siang bolong dan teramat sangat kaget. Matanya berulang kali berkedip dengan wajah polosnya ia mencoba mencerna ucapan yang baru saja telinganya dengar.
"What? apa yang dia bilang" Batin Jisoo
Jisoo mencubit pahanya keras memastikan. Ia mengaduh kesakitan dan benar ini bukan halusinasi atau mimpi.
-------
Bagaimana bisa ide seperti itu muncul dari kepalanya begitu saja, Christian pun tidak pernah menyangka mulutnya akan mengatakan hal semacam itu.
Apa yang ia katakan rupanya membuat perempuan yang duduk didepannya itu beraksi aneh. Hampir saja perempuan cantik itu mati karena tersedak.
"Tinggal bersama mu? kau gila?"
"Tidak mau?"
"Dasar mesum" Jisoo berucap lirih
Christian diam mengamatinya sembari sesekali menikmati minuman yang mulai berembun. Tidak setenang penampilan luarnya, di dalam diamnya seorang Christian berharap wanita didepannya ini tidak menolak permintaannya.
"Ok tawaran terakhir, tinggal dengan ku atau tidak sama sekali"
Sudah lewat dari 5 menit ia berfikir dan masih tidak menemukan solusi lain. Jisoo menggaruk belakang telinganya tak bersuara. Sejenak terngiang wajah sang ayah yang memintanya membawa Christian. Entah pilihan benar atau salah Jisoo menyetujui persyaratan Christian.
Mendengar jawaban Jisoo, smirk di bibir Christian muncul kembali dan kini senyum itu berubah mencurigakan. Dibalik sikap cuek yang ia tampilkan sebenarnya ia sedang tersenyum lebar. Kalau saja ia sedang sendirian saat ini sudah pasti ia akan melompat kegirangan, rolling dan lain sebagainya. Sayangnya Jisoo masih ada didepannya dan ia harus menyembunyikan perasaan gembiranya sekarang. Ia hanya tidak menyangka ide spontan itu akan disetujui oleh Jisoo meskipun ini tidak akan lama tapi Christian tak perduli.
Saat mobilnya keluar dari grown parking, Christian melihat Jisoo sedang berdiri didepan cafe dengan ponsel yang menempel ditelinga. Hendak ia pacu mobilnya mendekati Jisoo namun mobil putih yang mengantarnya tadi kembali datang menjemput. Kali ini Christian melihat seseorang dengan topi hitam yang diselimuti tudung hoodie berwarna putih menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALL ME!
FanfictionChristian Yu X Jisoo Kim Aku tak pernah punya ini sebelumnya Dari semua orang yang aku temui Seperti angin dimana aku bisa bersandar dan beristirahat Merasa seperti hanya kita di alam semesta ini Kau dan aku, Kemarilah, datanglah ke dalam pelukanku ...