Chapter VI

9.3K 645 5
                                    

Kepala Ming Hao menelisik kanan kiri, dimana penghianat itu berada? Bunyi pintu terbuka membuat Ming Hao menoleh kearah Jia Yu yang membawa obat, tanpa bicara apapun Jia Yu menyibak kain yang menutupi punggung sang suami.


"Apa yang kau lakukan!" bentak Ming Hao saat kain yang menutupi dadanya di lucuti oleh Jia Yu.

Mata jernih dan polos Jia Yu menatap Ming Hao, "Mengobati lukamu, apalagi?"

Ming Hao yang berprasangka buruk pun mengiyakan Jia Yu untuk mengobati lukanya tadi pagi.

"Apakah sakit?" tanya Jia Yu meringis melihat luka lebam di punggung Ming Hao.

Ming Hao tidak membalas ucapan Jia Yu, tapi pikirannya berkelana entah kemana.

Mata Jia Yu jatuh ke pundak kiri Ming Hao, tanpa sadar Jia Yu menyentuh simbol itu, sentuhan tangan Jia Yu yang begitu lembut membuat tubuh Ming Hao membatu.

Sadar apa yang telah ia lakukan Jia Yu akhirnya melanjutkan untuk mengoles luka lebam Ming Hao.

Setelah mengoles luka lebamnya Ming Hao Jia Yu berkata, "Sudah selesai."

Ming Hao tidak mengatakan apapun kepada Jia Yu, malah laki-laki itu dengan santainya memakai jubah kebesarannya dan berlenggang pergi dari kamarnya yang membuatnya muak.

Jia Yu memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sakit ketika bayangan simbol itu yang terasa samar di otaknya, dengan napas memburu Jia Yu memilih untuk merebahkan dirinya sejenak untuk mengusir pusing yang menderanya.

Hari ini adalah hari dimana Jia Yu akan pindah ke Paviliun Phoenix, bukan tanpa alasan Jia Yu pindah, karena itu sudah menjadi peraturan bagi seorang istri raja dan juga para selir.

Di sinilah Jia Yu berada, tempat yang asri dengan pohon Magnolia mengayomi tubuh mungil Jia Yu yang berada di bawahnya, dengan bola matanya yang jernih Jia Yu menatap langit, hawa saat ini lumayan dingin karena dua Minggu lagi, kerajaan Liu Feng akan di guyur dengan putihnya salju yang turun dari langit.

Dengan mulut mengunyah manisan mangga Jia Yu sesekali menyuwir bunga yang berjatuhan, An Fen yang disampingnya pun tersenyum tipis melihat Jia Yu yang menikmati manisan buatan dari ibu Suri.

"An Fen? Apakah aku salah jika aku dan Yang Mulia tidak mengunjungi ibu Suri?" tanya Jia Yu tanpa menoleh.

"Ehm, sebenarnya itu salah Yang Mulia karena di sini selalu menerapkan jika pengantin baru esoknya akan memberi salam kepada ibu Suri," balas An Fen.

Dagu Jia Yu mengkerut, paham jika dirinya telah membuat salah.

"Nanti sore kau siapkan pakaian karena aku akan ke Paviliun milik ibu Suri."

An Fen mengangguk sebagai jawaban, kemudian meletakkan piring bekas manisan diatas akar pohon yang menonjol.

"Fen-fen?" panggil Jia Yu menoleh kearah An Fen berada.

"Aku ingin menanam bunga, tapi ehm—" Jia Yu agak ragu untuk mengucapkan nya.

An Fen tertawa kecil lantas berucap, "Yang mulia bisa meminta kepada paman Dong-dong."

Kening Jia Yu mengernyit, "Siapa itu paman Dong-dong?"

"Dia adalah paman yang mengurusi taman istana bagian selatan," balas An Fen dengan senyum lembut.

"Ayo kita kesana!" seru Jia Yu, dirinya bebas karena semua lembaran kerja sudah Jia Yu kerjakan.

Jia Yu baru saja belajar menjadi seorang permaisuri atas didikan dari Madam Xiaren begitu banyak tata Krama, besok dirinya akan menjalani les privat kedua bersama Madam Xiaren, juga di temani ibu Suri.

Empress Zhuang [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang