Chapter XIX

8.7K 496 21
                                    

Terdengar bunyi gong yang di pukul, di alun-alun Kerajaan Liu Feng mereka semua berada di lingkaran alun-alun, karena hari ini adalah hari dimana paman Kaisar akan di eksekusi mati, jangan lupa dengan menteri istana lain yang berkhianat dengan mengambil uang rakyat.


"Liu Zu Fang, telah berkhianat kepada negara dengan mengadu domba antar dua Kerajaan dan menteri keuangan pertama Choi Mo juga melakukan tindakan kekerasan dan memalsukan uang negara dengan ini mereka dijatuhi hukuman mati."

Kaisar juga mengundang Kaisar dari Kerajaan Shao Zhang dan istrinya untuk menyaksikan bahwa peristiwa pembantaian di desa Xin Yu adalah fitnah, karena paman Kaisar belum memiliki seorang pendamping jadi hukumannya tidak beserta keturunannya, lain halnya menteri keuangan ia di hukum dengan menyeret keturunannya hingga 4 turunan.

Dari kursinya Jenderal Shao Zhe Yu dapat melihat Yue Yin duduk bersanding dengan Kaisar Liu, ada rasa sakit yang tak bisa di jabarkan olehnya, sakit melihat senyuman Yue Yin yang hanya untuk Kaisar.

"Apakah ada kalimat terakhir untuk kau ucapkan?" tanya algojo yang siap menebas leher paman Kaisar.

Paman Kaisar mendongak melihat langit yang begitu cerah, banyak burung berterbangan dan angin pun seolah-olah mendukung acara eksekusinya sendiri, menyedihkan.

"Ada."

Algojo itu mengangguk mempersilahkan paman Kaisar berbicara sebelum ajal menjemputnya.

"Permaisuri Zhuang kau diberkati, salam untukmu, aku ingin membuka siapa kau sebenarnya, maafkan aku jika kau memiliki dendam yang begitu besar karena aku kau merasakan kesakitan yang begitu dalam," jedanya sebelum mengambil napas untuk memenuhi paru-parunya.

"Ada seorang wanita yang menaiki sebuah kereta, membelah di tengah hujan yang begitu deras, wanita itu berjuang untuk melahirkan putrinya walaupun tanpa di temani sang suami, di belakang keretanya terdapat gerombolan pembunuh bayaran yang ingin membunuh wanita itu, karena di depan mereka terdapat jurang maka sang kusir menerjunkan keretanya hingga kereta itu mendarat di tepi sungai, wanita serta anak buahnya terus melangkah hingga ke suatu desa dan mereka meminta bantuan untuk bersembunyi---"

Ucapan paman Kaisar terpotong oleh suara wanita yang sedari tadi duduk disamping suaminya.

"Kau? Kau tahu siapa anak perempuan itu? Dimana dia? Katakan!" wanita paruh baya itu berteriak histeris sembari menggoyang-goyangkan baju paman Kaisar.

Paman Kaisar menunduk sebentar sebelum mengangkat sebelah tangannya dan menunjuk tepat kearah Jia Yu berada, wanita yang tadi berteriak syok seketika dan pingsan di dekapan sang suami.

Para pelayan mendekat dan mengikuti Kaisar mereka yang membawa Permaisuri untuk di obati oleh tabib.

Sedangkan Kaisar yang melihat Jia Yu membeku dan tidak lama berkaca-kaca pun mendekat dan mendekap sang istri, berniat menenangkan, karena posisi kepala Jia Yu berlawanan dengan paman Kaisar maka Kaisar Liu mengkode untuk dimulainya eksekusi.

Jia Yu sesenggukan dan menggenggam hanfu bagian belakang Kaisar kala suara pedang bertabrakan dengan kulit seseorang.

Selepas eksekusi tadi Kaisar membawa Jia Yu pergi ke taman bunga, di sana Jia Yu lebih tenang dari sebelumnya, satu persatu masalah selesai hal itu diam-diam membuat Kaisar tersenyum lega.

Tak lama kemudian datanglah pelayan, "Salam Yang Mulia! Permaisuri dari Kerajaan Shao Zhang memanggil Permaisuri."

Jia Yu menoleh antusias dan mengangguk, "Aku akan kesana."

Pelayan pun pamit.

"Mari, Zhen tuntun."

Jia Yu tersenyum tipis lalu mengangguk dan berjalan bergandengan menuju kamar tamu yang di huni oleh tamu dari Kerajaan Shao Zhang.

Empress Zhuang [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang