Chapter XII

8.1K 576 17
                                    

Malam harinya Jia Yu dan An Fen sudah tiba di desa Chao Mi, ketiganya di sambut ramah oleh ketua desa tak lupa mereka bertiga yang termasuk sang kusir di bawa ke tempat persinggahan sementara mereka untuk tinggal di desa Chao Mi selama beberapa hari kedepan.

"Ternyata warga di sini sangat ramah, ah Fen-Fen jadi menyukainya," kata An Fen setelah membereskan pakaian Jia Yu.

Jia Yu yang sedari tadi fokus dengan buku obat-obatan pun melirik sejenak ke arah An Fen, "Fen?"

An Fen menoleh ke arah Jia Yu dan mendekat untuk duduk di samping Jia Yu.

"Desa ini jauh dari Kerajaan bukan? Bahkan kita tadi melewati dinding bebatuan, jadi? Di dekat sini ada hutan?" tanya Jia Yu dengan kening mengkerut bingung.

"Desa Chao Mi memang di kelilingi oleh hutan yang mulia, dan desa ini memang sudah lama tapi yang mulia Kaisar tidak menganak tirikan desa ini."

Jia Yu mengangguk paham lalu menguap ketika kantuk menerjangnya, "Ah Fen-Fen aku ingin tidur, selamat malam."

***

Pagi harinya warga sudah berkumpul dan berbaris rapi untuk mendapatkan gandum dan pakaian yang telah di rajut oleh Jia Yu, Kaisar memang membawakan gandum sedangkan Jia Yu pakaian karena ini akan memasuki musim dingin.

"Terima kasih Yang Mulia!!" ucap mereka serentak setelah mendapat bagian mereka.

Jia Yu tersenyum manis dan mengangguk.

Saat Jia Yu dan An Fen akan membereskan karung ada seorang nenek-nenek yang mendekat ke arah Jia Yu.

"Yang mulia! Yang mulia!"

Jia Yu mendekat.

"Kau adalah putri dari seorang yang begitu bijaksana dan agung, kelak kau akan mendapatkan kebahagiaan yang tiada terkira namun jagalah kau harus menahan ego mu untuk mencapai kebahagiaan itu, aku hanya berpesan agar kau menghindar dari paman suamimu."

Jia Yu yang membawa sweater di tangannya pun kaget, dan merasa bingung dengan ucapan wanita paruh baya di depannya ini.

"Maksud nenek?" beo Jia Yu yang masih linglung begitupun dengan An Fen yang memengang sekantung gandum untuk nenek itu.

Jia Yu menyerahkan pakaian ditangannya dan di terima oleh nenek itu, Jia Yu berbalik untuk menerima gandum yang berada di tangan An Fen dan saat akan memberikannya tiba-tiba nenek itu hilang dalam sekejap.

"Apa tadi itu arwah?" tanya An Fen ketakutan sedangkan Jia Yu masih mematung ditempat menatap sebuah kalung yang berbandul giok berwarna biru sebiru air laut, sangat cantik.

Sebelum kembali ke penginapan Jia Yu mengambil kalung giok itu tanpa sepengetahuan siapapun.

Hanya Jia Yu yang melihatnya tidak yang lain.

***

Dua minggu kemudian

Selama dua minggu ini Jia Yu bekerja dengan keras, bahkan lingkaran hitam di bawah matanya kini semakin ketara karena kurang tidur, lain dengan An Fen yang sekarang terbaring lemah diatas keranjang dikarenakan tertular wabah itu, Jia Yu sendirian tidak tidak Jia Yu bekerja keras dengan para tabib untuk menyembuhkan wabah itu.

"Sebaiknya Yang Mulia istirahat, hamba sudah membuatkan Yang Mulia bubur kacang."

Jia Yu hanya mengangguk dan mulai menyiapkan bubur itu kedalam mulutnya, rasanya memang enak jika orang sehat yang memakannya namun di lidah Jia Yu rasanya sama, hambar dan pahit.

Empress Zhuang [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang