[Flashback]
15 tahun yang lalu"Ber-Berhenti!!" ucap wanita yang berada di dalam kereta dengan tersendat-sendat, hujan deras begitu menyamarkan suaranya, pelayan pribadinya yang sedang tidur pun terperanjat kaget saat melihat air pekat berwarna kekuningan membasahi kakinya.
Pelayan itu pun berteriak kepada sang kusir, "PAMAN BERHENTI!"
Sang kusir yang namanya disebut pun terkejut lantas menarik kekang kuda dengan spontan, sang kuda pun memekik dan berhenti.
Hujan begitu deras menjatuhi bumi, disertai bunyi gemuruh petir yang menyambar.
Raut kesakitan begitu ketara di wajah sang permaisuri nya, dengan terpaksa mereka bersalin di atas kereta kuda dengan ditemani dinginnya air hujan.
"Tarik napas yang mulia."
Wanita dengan peluh membasahi keningnya mengikuti instruksi pelayan pribadinya.
"Akhhhhhhhh!!" teriak wanita itu sekuat tenaga, mengejan demi melahirkan sang buah hati, napasnya tersengal-sengal.
"Ayo yang mulia, kepalanya sudah mulai terlihat!" seru pelayan pribadinya.
Wanita itu pun kembali mengejan dengan mengerahkan sekuat tenaga, "Akhhhhhh!!!" jeritnya dengan di barengi oleh suara petir yang begitu keras.
"Oekkk-oekkk-oekk!!!" setelah itu bunyi tangisan terdengar begitu merdu.
"Selamat yang mulia, bayi anda perempuan, putri ya seorang putri!" girang pelayan itu dengan raut wajah senang.
Wanita yang kini telah menyandang gelar sebagi ibu itu tersenyum tipis, melihat wajah sang putri yang begitu duplikat dengan wajah sang suaminya yang kini sedang berada di istana.
"Yu'er!" panggil wanita itu melihat bagaimana semangatnya meminum ASI.
Kusir yang berada di luar pun tersenyum senang, melihat pewaris tahta Kerajaan lahir, namun kebahagiaan itu harus lenyap kala sang kusir melihat rombongan seseorang.
Dengan cepat sang kusir mengendalikan kuda, wanita dan pelayan pribadi yang berada di dalam pun tersentak kaget saat tiba-tiba kereta berjalan dengan cepat.
"Hati-hati paman!" kata pelayan pribadi yang bernama Ni Lao dengan raut wajah panik.
Rombongan kuda itu terus mengejar kereta, namun naas di depan kini terdapat jurang yang di bawahnya terdapat sungai dengan aliran sedang, sang kusir panik setengah mati.
"Terjun saja paman! Tidak apa-apa!" tekan wanita itu yang masih menggendong anaknya, mereka tak punya pilihan lain, tanpa berpikir panjang kereta mereka terjun bebas, mata wanita itu tertutup bibirnya bergumam sesuatu seperti doa.
Brakkkk
Kereta itu jatuh dengan kasar, bahkan sang kusir sudah berguling-guling, kedua roda kereta penyok mereka jatuh di pesisiran sungai yang bertaburan batuan, wanita itu merasakan sakit di punggungnya.
Oekk oekkk
"Yu'er bertahanlah nak," ucap wanita itu, dengan sedikit di bantu oleh pelayan pribadinya.
Kedua wanita itu pun keluar dari kereta yang sudah tak terbentuk, sang kusir yang masih tiduran di atas batu pun terbatuk-batuk.
"Paman, apakah ini sudah baikkan?" tanya pelayan pribadi itu sembari mengobati sang kusir dengan dedaunan seadanya.
"Kita akan pergi ke selatan, Yang Mulia, di sana ada pedesaan kita bisa menginap dan bersembunyi dari mereka."
Mereka bertiga berjalan dengan pelan menuju arah selatan, dan ya tak lama kemudian hiruk pikuk desa dan anak-anak sedang bermain menyambut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhuang [New Version]
Ficción históricaTerkena skandal buruk Zhuang Bee merasakan guncangan hebat, pada malam setelah dirinya melihat postingan para haters di akun Weibo miliknya, Zhuang Bee merasa tertekan tanpa berpikir panjang Zhuang Bee mengambil obat penenang di laci miliknya dan la...