Sekali lagi Kaisar memijat pelipisnya yang terasa sakit, melihat beberapa tumpukan dokumen di depannya.
"Kasim Cheng bagaimana dengan keadaan ibu Suri?" tanya Kaisar setelah menelan cairan bening berwarna hijau yang di bawakan oleh pelayan.
Kasim Cheng menghadap dan menjawab, "Menjawab Yang Mulia, keadaan ibu Suri masih sama Yang Mulia, tapi ibu Suri sudah bisa menyulam kembali."
Kaisar mengangguk sekilas, "Kalau begitu siapkan kain dan benang yang terbaik dan juga jarum yang berkualitas untuk ibu Suri."
Kasim Cheng pamit untuk menyiapkan apa yang diperintahkan oleh Tuannya, selepas punggung Kasim Cheng menghilang barulah Kaisar melamun kembali, merenung sejenak sebelum beranjak dari tempatnya untuk pergi ke markas, tak lupa berganti baju agar orang-orang tidak mencurigainya.
Kaisar tidak memakai kuda dikarenakan bisa terlihat mencurigakan, malam ini penjagaan memang sudah ketat apalagi gerbang istana sudah di tutup satu jam yang lalu, dengan terpaksa Kaisar memilih memanjat tembok besar di sisi kiri taman, dan hap! Kaisar dapat mendarat dengan sempurna di tanah.
Dengan mengendap-endap Kaisar berjalan dengan hati-hati takut prajurit akan mengetahuinya, walaupun Kaisar masih menggunakan caping bambu untuk mengurangi kecurigaan seseorang, setelah menempuh jalan yang begitu lumayan jauh Kaisar akhirnya tiba di markas, bentuknya bukan sebuah rumah pada umumnya melainkan sebuah gubuk kecil dengan guci besar berisi air namun di bawahnya terdapat sebuah pintu kecil dan Kaisar membukanya lalu menutupnya kembali dengan guci besar itu.
Bau basah tanah sudah menjadi aroma familiar Kaisar selama dua tahun ini, lorong-lorong panjang serta gelap menjadi rute jalan Kaisar, namun sepuluh langkah Kaisar dapat melihat cahaya yang berasal dari sumbu api di pasang di setiap dinding dindingnya.
"Salam, Yang Mulia!"
Kaisar hanya mengangguk sekilas sebelum membuka pintu kayu dan masuk, di sana sudah ada beberapa orang, tidak banyak hanya ada lima orang saja dan di tambah Kaisar menjadi enam orang.
"Bagaimana? Kalian sudah memastikannya?"
Mereka bukan hanya membahas tentang Jia Yu saja namun membahas tentang persengkongkolan diantara para menteri dan masalah penting lainnya, Kaisar dapat melihat gelagat aneh dari pamannya itu seolah-olah sedang mengibarkan bendera perang untuk Kaisar.
Namun Kaisar lebih memilih mencari tahu sendiri dari pada mengandalkan orang lain karena Kaisar merasa ini adalah urusan pribadinya.
"Semua bukti sudah lengkap Yang Mulia tinggal mencari data yang lainnya," kata dari salah satu orang di sana.
"Baiklah jangan lupa berjaga-jaga dan hati-hati."
"Salam Yang Mulia!"
Seorang prajurit dengan tergesa-gesa menghadap Kaisar yang heran menatap prajurit itu.
"Ad--hah Ada kabar buruk Yang Mulia! Ada seorang penghianat yang memakai baju prajurit kerajaan kita dan mereka membantai penduduk desa Xin Yu."
Lalu tatapan Kaisar menjadi serius tak lupa tangannya terkepal erat, "Desa Xin Yu? Bukankah itu desa Kerajaan Shao Zhang?"
Hampir saja Kaisar mengumpat bagaimana tidak, hubungan antara dua kerajaan itu memang belum akur karena masalah sungai Pou lima tahun yang lalu sampai sekarang, apalagi masalah satu ini bisa saja menimbulkan peperangan hebat antara dua Kerajaan yang memang kuat di bidang persenjataan dan peperangan.
"Kita kesana sekarang!" titah Kaisar lalu bergegas keluar untuk pergi ke desa Xin Yu, amarah pun kini sudah tidak bisa menguasai Kaisar, urat-urat pun mulai menonjol disekitar lehernya hingga prajurit tadi bergidik ngeri melihat Rajanya.
Malam itu Kaisar membelah hutan yang lebat tanpa kenal waktu, menunggangi kuda dengan cepat hingga dedaunan kering menjadi berhamburan, dan kini tibalah Kaisar di desa Xin Yu, di sana Kaisar dapat melihat banyaknya kerusakan parah hingga banyak rumah terbakar tak lupa banyak mayat yang berceceran di atas tanah, Kaisar mendekat dan memastikan salah satu prajurit penghianat yang memakai baju prajurit Kerajaannya, Kaisar dapat mencium bau racun yang sangat Kaisar kenali, Kaisar mendecih.
"Aku dengar istana sedang menyiapkan bala tentara untuk menuju Liu Feng, aku melihat Kaisar sedang dalam keadaan tidak baik lebih tepatnya sedang menahan amarah," salah satu prajurit Kerajaan Shao Zhang berbisik satu sama lain dan Kaisar dapat mendengar jelas, dengan cepat Kaisar menunggang kuda kembali meninggalkan desa Xin Yu yang porak-poranda.
Tibalah Kaisar di depan gerbang Liu Feng, salah satu prajurit di sana menghampiri Kaisar untuk bertanya karena gerbang sudah di tutup sejak tadi.
"Gerbang sudah di tutup anda bisa kembali lain waktu."
Dengan kesal Kaisar membuka tutup kepala dan membuat prajurit di depannya terkejut, mereka pun bersujud meminta maaf karena perilaku mereka. Dengan tergesa-gesa Kaisar berjalan untuk memberi tahu jika mereka harus siap berperang malam ini ataupun besok pagi, Jenderal Xiang yang memang sudah menyiapkan segalanya pun menghadap Kaisar.
"Pasukan sudah siap Yang Mulia!"
Kaisar mengangguk lalu berjalan menuju kediamannya untuk berganti pakaian, malam ini keadaan sudah mulai memanas sehingga Kaisar pikir tidak ada gunanya untuk mengatakan jika ini adalah jebakan ke kerajaan Shao Zhang, mereka menganggap itu adalah lelucon.
Namun langkah Kaisar terhenti ketika melihat seseorang mengendap-endap lalu Kaisar bersembunyi dari balik pilar yang berada di sayap kiri istananya, keningnya agak mengkerut melihat sosok itu berjalan menuju kediaman pamannya, karena rasa penasaran Kaisar yang tinggi, ia pun mengikuti sosok itu.
"Bagaimana?" Kaisar kenal suara itu, suara pamannya.
"Sudah tuan, mereka semua sudah mati dan jejaknya sudah hilang."
Lalu tawa pamannya menggelitik telinga Kaisar, tawa yang terdengar puas dan bahagia, kenapa pamannya merasa bahagia di waktu yang salah.
"Bagus! Itu akan menjadi perang yang paling mengesankan dalam hidupku, kasihan sekali keponakanku harus menanggung bebas sebesar itu, apalagi jika ia berhadapan langsung dengan istrinya, mungkin ia akan mengalah."
Kening Kaisar menjadi lebih mengkerut karena tak paham dengan ucapan pamannya, istri? Bukankah Jia Yu masih---? Kenapa pamannya tahu? Dan apakah itu berhadapan langsung??
"Ming Hao akan mundur ketika Jia Yu maju dalam perang itu, aku makin tidak sabar melihat Istana ini akan tunduk dengan Shao Zhang."
Mata Kaisar membulat, apakah ini perbuatan pamannya? Shit! Jia Yu akan ikut serta dalam perang itu? Kepala Kaisar terasa ingin pecah, namun ia paham, dengan tergesa-gesa Kaisar berlari menuju kediamannya untuk berganti pakaian, hari semakin pagi karena matahari sudah akan terbit, pasukan Shao Zhang sudah stan by di Padang pasir perbatasan antara Liu Feng dengan Shao Zhang.
Di bawah sinar keperakan matahari Kaisar mengendarai kuda dengan cepat, bunyi gemeruduk dari pasukan Kaisar mengalihkan atensi bala tentara Shao Zhang, dari sana Yue Yin dapat melihat Kaisar Liu Feng yang mengendarai kuda paling depan, kulitnya yang hitam eksotis menarik sudut bibir Yue Yin, ini pasti mengejutkan mereka.
Ya, Yue Yin ikut serta dalam perang itu di sampingnya ada Shao Zhe Yu yang duduk gagah diatas kudanya yang berwarna cokelat, namun perhatian Yue Yin terpaku pada Kaisar Liu yang terdiam ditempat menatapnya penuh syarat akan makna, kedua pihak itu sama sekali belum membuka suara, Yue Yin terpaku kala kuda hitam Kaisar Liu menghampirinya, hingga bunyi pedang yang bergesekan dengan sarung pedangnya pun terdengar, karena Kaisar Liu menghampiri mereka.
***
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhuang [New Version]
Historical FictionTerkena skandal buruk Zhuang Bee merasakan guncangan hebat, pada malam setelah dirinya melihat postingan para haters di akun Weibo miliknya, Zhuang Bee merasa tertekan tanpa berpikir panjang Zhuang Bee mengambil obat penenang di laci miliknya dan la...