Dua tahun kemudian
Bunyi pedang yang bertabrakan dengan angin begitu terdengar nyaring, bahkan angin seolah-olah tak mau kalah dengan menghembuskan angin yang begitu kencang hingga daun yang kering menjadi bertebaran karena ulah angin, perempuan itu bermain pedang dengan lihai seolah-olah seperti panglima perang, hanfunya yang berwarna putih sedikit usang karena tersapu oleh lembutnya tanah di bawah, rambutnya yang hitam panjang begitu seperti benang sutera yang halus, manik matanya yang cokelat bening menatap tajam kearah angin yang menjadi musuhnya, alisnya yang sedikit tebal berbentuk seperti bulan sabit terlihat indah jika dipandang, gadis yang berumur delapan belas tahun itu memiliki paras yang begitu tegas dan di barengi oleh lembut dan juga hangat.
"Berhenti! Latihanmu selesai!"
Seorang laki-laki paruh baya muncul dari balik batu besar, meminta agar murid kesayangannya itu agar berhenti untuk berlatih, sang guru sedikit tersenyum ketika melihat senyuman muridnya.
"Terima kasih guru!" kata perempuan dengan tangan yang masih memegang tajamnya pedang.
Gurunya yang bernama Shang Ni itu mengangguk lantas berjalan menuju asrama dengan diikuti oleh perempuan tadi.
"Oh kalian sudah pulang? Niang telah memasakkan kalian makanan, dan tentu itu khusus untuk Yue Yin," kata wanita paruh baya dengan menuntun perempuan tadi yang bernama Yue Yin itu.
Yue Yin tersenyum sekilas saat istri dari gurunya itu tersenyum ke arahnya, lalu mereka bertiga makan siang dengan diam, Yue Yin mengunyah daging rusa yang telah ia buru sebelum matahari terbit.
"Niang sudah menyiapkan bekal untuk Yin'er, jadi berhati-hatilah saat kau sampai di sana!" ujar istri gurunya dengan tangan yang membawa buntalan berisi makanan untuk Yue Yin, hari ini Kerajaan Shao Zhang sedang ada pendaftaran untuk menjadi panglima dan prajurit, hal itu membuat Yue Yin tertarik dan hari ini ia akan berangkat dengan membawa kuda, kuda berwarna coklat itu merupakan hadiah dari gurunya saat Yue Yin berhasil dalam gerakan pedangnya.
Selepas berpamitan kepada mereka berdua, Yue Yin melakukan kudanya untuk sampai di Kerajaan Shao Zhang sebelum matahari terbenam, hari ini lumayan cukup panas sehingga Yue Yin menghentikan kudanya di setengah jalan untuk makan dan minum, tak lupa mandi.
[Sumber: Pinterest]
Yue Yin mengikat kekang kuda di pohon agar kudanya itu tidak lari sementara ia mandi karena gerah, selepas mandi Yue Yin memakan bekal yang telah di siapkan oleh Istri gurunya, dan tak lupa Yue Yin mengambil air dengan wadah untuk berjaga-jaga jika kehausan di perjalanan, berdiri lalu menepuk hanfunya yang berwarna abu-abu itu dan bersiap untuk melanjutkan perjalanannya kembali.
[Sumber: Pinterest]
Saat akan naik ke ke kudanya sebuah pin jatuh ke tanah karena merosot, Yue Yin yang melihat itu pun tak jadi naik, mengambil pin itu dan mengelus nama pemiliknya, pin itu ia dapatkan tiga tahun yang lalu, kini ia akan datang ke sana untuk mendaftar menjadi asisten panglima.
Tak terasa kini Yue Yin telah sampai di ibu kota Shao Zhang, Yue Yin dapat melihat barisan yang begitu panjang di depan gerbang istana, huh sepertinya ia harus menggunakan kemampuan merayunya agar dapat sampai terlebih dahulu.
Yue Yin menitipkan kudanya ke paman yang berjualan kosmetik, lalu Yue Yin berjalan mendekat ke antrian itu.
"Permisi! Aku perempuan jadi, kau harus mengalah!" kata Yue Yin dengan berkacak pinggang melihat beberapa laki-laki di depannya yang menatapnya tanpa kedip.
"Biarkan aku dahulu! Misi-misi! Perempuan harus di dahulukan!" teriak Yue Yin lalu mendorong barisan laki-laki di depannya, mereka tentunya protes namun ada juga yang terpesona dengan kecantikan Yue Yin.
Panitia yang berjaga di gerbang pun membiarkan Yue Yin masuk karena Yue Yin lah yang perempuan seorang, selepas mendaftar mereka semua di boyong ke sebuah stadion untuk adu kekuatan, pangkat asisten panglima memang begitu tinggi di sana diatasnya prajurit biasa, mata Yue Yin menatap lekat pertandingan adu kekuatan di depannya, jujur Yue Yin tidak nyaman karena tatapan jorok yang dilayangkan beberapa laki-laki di sana untunya ia sabar.
Yue Yin mendesis kecewa karena dirinya adu kekuatan paling akhir, tapi tak apa karena Yue Yin dapat berjalan-jalan di sekitaran Kerajaan Shao Zhang, mata Yue Yin terpaku kala melihat bunga cantik yang berjejer di sepanjang koridor, sampai Yue Yin tidak sadar jika dirinya sudah jauh dari stadion.
Yue Yin terpaku kala melihat rombongan wanita paruh baya yang memakai hanfu bermotif Phoenix, jujur Yue Yin merasa gugup sekaligus takut, saat dirinya akan bersembunyi rombongan itu lebih dulu berhenti di depannya.
Karena Yue Yin masih membeku, salah satu dayang dari rombongan itu menegurnya, "Hei! Beri salam kepada Yang Mulia, apakah kau tidak tau sopan santun?"
Yue Yin kembali sadar dan membungkuk untuk memberi salam.
"Apakah kau calon prajurit disini?" suara lembut begitu menusuk gendang telinga Yue Yin, seketika Yue Yin dan wanita di depannya terpaku, saling memandang, namun dengan segera Yue Yin mengenyahkan segala pemikiran yang mustahil.
Belum sempat Yue Yin berkata seseorang lebih dulu merangkulnya dan tersenyum kepada wanita paruh baya didepannya.
"Dia muridku kakak ipar jadi? Aku harap kau memaafkan keburukannya," Yue Yin terkejut dan syok melihat laki-laki didepannya, ini adalah pertemuan kedua setelah kejadian di sungai itu, Shao Zhe Yu?
Wanita paruh baya tertawa kecil hingga kedua matanya menyipit, suara tawanya pun tidak terdengar dibuat-buat dan merdu.
"Yu'er terlalu menganggap ini serius, tidak masalah dan dia murid barumu kan? Jadi bawa dia ke arena pelatihan."
Dada Yue Yin sedikit bergetar kala wanita di depannya berucap 'Yu'er', nama itu? Ah lupakan saja!
Namun Yue Yin lebih bingung melihat dayang muda dari rombongan itu saling berbisik-bisik dan ada yang pipinya memerah karna melihat laki-laki yang merangkulnya, Yue Yin menggeleng-geleng kepalanya samar.
Laki-laki yang merangkul bahu Yue Yin mengangguk dan membawa Yue Yin pergi dari tempat itu, setelah merasa jauh Yue Yin menghempaskan tangan laki-laki itu yang bernama Shao Zhe Yu.
"Hei kau tidak tau terima kasih! Lebih baik kau mentraktir ku minum anggur di kedai Ling!"
Yue Yin memutar bola matanya jengah saat laki-laki di depannya super cerewet mengalahkan istri gurunya.
"Terima kasih! Oh ya aku ingin mengembalikan pin yang kau beri saat tiga tahun yang lalu!" kata Yue Yin dengan menyodorkan pin yang sedikit meleleh karena kejadian tragis itu, menyedihkan dan Yue Yin tidak ingat selanjutnya.
Zhe Yu mengernyitkan dahinya, "Aku memberimu itu karna kau telah menyelamatkanku! Jadi simpanlah dan ikut aku pergi makan-makan!"
Yue Yin menolah mentah-mentah ajakan Zhe Yu, tapi laki-laki itu seolah-olah tidak mendengarkan ocehannya, ingin rasanya Yue Yin adu kekuatan dengan laki-laki yang kini menyeretnya, tapi mendengar jika Zhe Yu memanggil wanita tadi kakak ipar, Yue Yin berpikir kalau Zhe Yu ini punya kekuasaan, jadi Yue Yin tidak mau menambah masalah.
"Bagaimana dengan daftaranku? Kau bisa menggagalkan usahaku untuk menjadi asisten Panglima!" desis Yue Yin kesal.
Zhe Yu menghentikan langkahnya, "Aku bisa mengangkatmu tanpa kau bertarung."
Untung saja stok kesabaran Yue Yin masih ada, jika tidak mungkin sebuah lebam akan menghiasi wajah menyebalkan Zhe Yu.
***
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhuang [New Version]
Historical FictionTerkena skandal buruk Zhuang Bee merasakan guncangan hebat, pada malam setelah dirinya melihat postingan para haters di akun Weibo miliknya, Zhuang Bee merasa tertekan tanpa berpikir panjang Zhuang Bee mengambil obat penenang di laci miliknya dan la...