Tujuh belas tahun kemudian...
Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun, begitulah waktu, semakin tambah umur seseorang maka semakin luas juga pikirannya begitupun dengan pikiran Zhuang Bee a.k.a Jia Yu yang kini usianya sudah memasuki angka tiga puluh lima, kecantikannya pun tidak pernah pudar hanya saja cerewet serta tegasnya pun semakin bertambah.
"Niang! Kenapa Niang malah melamun?" suara kecil nan renyah terdengar begitu menggemaskan siapa saja jika bertemu dengan pangeran Liu Chang Yi yang baru saja berumur sepuluh tahun, mata bulat jernihnya pun menatap penuh heran kearah sang ibu yang kini sedikit terkejut menatapnya.
"Ah ya, Yi'er maafkan Niang karena mengabaikanmu," kata Jia Yu dengan tersenyum lembut lalu kembali mengikat tali hanfu sang anak yang baru saja mandi, karena sang adik sudah di bawa pergi oleh sang nenek, ibu Suri.
Bocah laki-laki yang di panggil Yi'er itu mengangguk polos, lalu kembali memainkan sebuah patung mainan yang ia dapatkan disaat umurnya bertambah.
Pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki remaja yang eskpresinya datar namun Jia Yu tahu jika anaknya itu baru saja tersenyum kecil.
"Kakak!" panggil Chang Yi ketika kakak laki-lakinya baru saja masuk ke dalam kamarnya.
"Salam, ibunda." Jia Yu mengangguk lalu tersenyum lebar.
"Harumnya... Baiklah ayo kita main, ayahanda sudah menunggu kita di taman sana," ajak Pangeran mahkota, Liu Ji Wen.
Kedua anak laki-laki Jia Yu pun pamit untuk ke taman kepada Jia Yu.
Selepas kedua anaknya pergi Jia Yu pun menoleh kearah ranjang dimana putera laki-lakinya yang baru saja berumur dua tahun itu sedang terlelap dalam tidurnya, Jia Yu pun menggendong dengan hati-hati agar Pangeran Liu Zhe Yu tidak terbangun, kenapa dengan nama Zhe Yu? Itu adalah nama pemberian sang paman untuk si kecil, awalnya Kaisar menolak mentah-mentah dengan nama itu tapi karena itu adalah permintaan Shao Zhe Yu sebelum ajal menjemputnya karena meninggal dengan sebab ginjal Zhe Yu mengalami kerusakan.
Jia Yu tersenyum lembut ketika mengingat masa-masa itu, hingga langkah kaki seseorang membuat Jia Yu menoleh ke arah pintu, Jia Yu tersenyum lebar ketika tahu siapa yang baru saja datang.
"Kenapa kau lama sekali? Mereka menunggumu," kata laki-laki yang usianya baru saja empat puluh tiga tahun menatap Jia Yu dengan tatapan cinta yang tidak pernah sekali pun pudar walaupun waktu sudah terkikis banyak.
"Maafkan aku, aku sedikit tidak tega dengan Yu'er," kata Jia Yu tulus dan di angguki paham oleh Kaisar.
"Biarkan aku yang menggendongnya."
Lalu keduanya pun berjalan menuju taman bunga yang sudah di sulap menjadi tempat berkumpul yang nyaman, terlihat di sana ada ibu Suri Liu Feng dan kedua orang tua Jia Yu yang datang, mereka saling berbincang satu sama lain dan itu menimbulkan senyum tipis Jia Yu.
"Lihat siapa yang baru saja datang," kata Ibu Suri dengan menatap Jia Yu dan Kaisar yang baru saja datang.
Dari kejauhan anak-anak Jia Yu menatap orang tuanya dengan raut bahagia dan mereka bertiga menghampiri kedua orang tuanya dan adik kecil mereka, Jia Yu tertawa ketika anak perempuannya memeluk kakinya, dari kejauhan ibu Suri dan orang tua Jia Yu menyaksikan betapa bahagianya pasangan dan keluarga kecil itu, tanpa sadar ibu Suri menitihkan air matanya, menyimpan memori hari ini hingga ajal menjemputnya, menyaksikan senyum bahagia sang anak, hati ibu Suri sungguh bahagia melihatnya.
Kaisar Liu memiliki empat anak,
1. Liu Ji Wen pangeran mahkota Kerajaan Liu yang umurnya baru saja tujuh belas tahun.
2. Liu Chang Yi pangeran kedua yang umurnya sepuluh tahun.
3. Liu Lin Ji Puteri pertama Kerajaan Liu yang merupakan adik kembar Chang Yi.
4. Liu Zhe Yu Pangeran terakhir Kerajaan Liu yang umurnya sekitar dua tahun.
Zhuang Bee bahagia...
Tentu saja, dia bahagia karena seseorang pasti akan memiliki kesempatan kedua, walaupun itu jarang terjadi tapi sungguh Zhuang Bee bersyukur.
Dirinya dianugerahi keluarga yang begitu menyayangi dirinya hingga sekarang dan curahan cinta yang begitu dalam untuknya.
Karena cinta tidak pernah memandang waktu ataupun masa, cinta tetaplah cinta karena masa tidak akan pernah menghalanginya.
Cinta? Juga butuh perjuangan serta tetesan keringat, Zhuang Bee tidak akan melupakan itu sampai waktu menutup usianya, biarkan angin berhembus dengan semestinya.
*
**
done...
terima kasih telah membaca dan mengikuti cerita ini hingga tamat, sampai bertemu di work sebelah 💘
kalau ada yang request Extra chapter, sebelumnya maaf ya, cerita ini hanya akan sampai di epilog aja, kenapa?
karena menurutku kehidupan seseorang gak akan ada habisnya, kecuali dengan jurang kematian.
so, jangan sedih ya guis, karena targetku sampai di epilog aja, kalau kalian suka sama genre ini tolong dong, ketuk komen disini...
written by pancaseroja
30/05/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhuang [New Version]
Historical FictionTerkena skandal buruk Zhuang Bee merasakan guncangan hebat, pada malam setelah dirinya melihat postingan para haters di akun Weibo miliknya, Zhuang Bee merasa tertekan tanpa berpikir panjang Zhuang Bee mengambil obat penenang di laci miliknya dan la...