"Dira Sayang bangun udah subuh nih, cepat solat nak" Teriak seorang wanita dari luar sebuah kamar.
"Iya bun" ia segera bangun agar bundanya segera diam tidak berteriak teriak.
Setelah beberapa menit Terdengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga "Pagi bundaku" Sapanya dengan memberikan senyuman khasnya.
"Pagi kembali putri bunda tersayang" jawabnya.
"Oh ya bunda, Ayah kemana tumben pagi-pagi udah pergi?" tanyanya sambil menuangkan air kedalam gelas.
"Ayah udah pergi ke kantor soalnya ada urusan penting, Jadi hari ini kita sarapan berdua doang sayang"
"Yahh..Yaudah deh bun biarin"ucapnya.
Setelah beberapa saat mereka menyelesaikan sarapan paginya "Dira mau gak bantuin bunda?"tanya seorang wanita cantik berjilbab itu
"Bantuin apa bun" jawabnya sambil memakan buah buahan
"Tolong temenin bunda ke pasar ya soalnya bunda mau belanja bulanan jadi pasti banyak"
"Kenapa gak ke Indomaret aja bun kan lebih praktis" ungkap Nadira dengan memasang wajah melas jujur saja Dira sangat tidak suka terhadap pasar.
"Ke pasar aja sayang soalnya pasar lebih komplit hehe" celetuknya sembari memperlihatkan gigi rapinya.
"Yaudah bundaharaku sayang ayo dira antar".
"Ish kamu kenapa manggil bunda dengan sebutan Bundahara?" tanyanya dengan memasang wajah penasaran.
"Kan bunda mau ke pasar jadi bunda bawa uang banyak kan jadi aku panggil bundahara aja deh" ungkap Nadira sambil mengacungkan tangan ke udara yang hampir membentuk hurup V.
"Kamu nih ada ada saja, cepet gih ganji baju setelah itu kita berangkat"serunya
"Siap bundaharaku"
Dirapun kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap, tak lama diapun keluar dari kamarnya dengan baju yang berwarna Biru langit
"Masya Allah, anak bunda cantik banget." Puji Nida bundanya
"Anak siapa dulu dong kan anak bunda"
Nida pun hanya membalas perkataan Nadira a dengan pelukan yang erat.
"Udah ah bun peluk pelukannya udah kaya Telletubies aja kita haha" ungkap Nadira sambil berlali membawa kunci mobil kesayangannya
setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya merekapun sampai di Pasar Baru Bandung.
"Dir kamu mau ikut atau mau nunggu di sini" tanya nida sembari ribet memegang keranjang untuk barang barang pembeliaanya di pasar nanti.
"Aku tunggu disini aja deh bun soalnya panas hehe".
"Kamu nih ya, yaudah iya bunda belanja dulu ya" dengan cepat Nida meninggalkan dira di parkiran.
Setelah beberapa menit berlalu mata gadis tersebut menangkap seorang laki laki yang sedang kewalahan membawa barang barang belanjaan nya yang tak lain laki laki itu adalah Fariz.
"Haha aduh ada bu ibu yang repot ni, habis belanja bu" teriak Nadira sambil tertawa keras, Fariz hanya menanggapi dengan mata tajam "seorang ketua basket nyamar jadi bu ibu nih".
"Apaan si lo berisik amat" jawab Fariz
"Lucu banget biasanya bawa bola kok sekarang bawa kangkung sama sawi haha" ejeknya.
Tak lama seorang wanita parubaya berjilbab hitam itu menghampiri mereka yang tak lain dia adalah ibu dari Fariz.
"Sayang kamu lagi ngobrol dengan siapa?" tanyanya dengan melirik gadis tersebut. "eh eh masya allah siapa nama kamu cantiknya" tanya nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika Menjadi Cinta
JugendliteraturBagaimana jadinya jika harus berpura-pura mencintai demi menjalankan sebuah misi? Dan bagaimana Akhir misi tersebut? Akankah misi itu berujung gagal? Ataukah berhasil dengan rasa cinta yang muncul dengan secara tiba-tiba? Kuy baca yu🤗