Hari adalah hari senin hari dimana paling membosankan, jam menunjukan pukul 06.30 Seorang gadis tengah berjalan santai di area gerbang sekolah.
Gadis itu terus saja berjalan dengan santai, meskipun terdapat luka di kakinya tetapi langkah kaki gadis itu tidak gontai. Dia terus berjalan menembus kerumunan orang-orang yang sedang melihat mading entah informasi apa yang sedang trent hari ini.
Ya, gadis itu bernama Nadira, gadis yang dua hari lalu baru saja keluar dari rumah sakit.
"Eh eh ada orang yang selalu cari perhatian datang nih" pekik Elsa. Nadira hanya menatap dengan santai dan tidak berniat membalas perkataan laknat dari Elsa.
"Haha iya sampe pura-pura ilang di hutan lagi" pekik Vira yang sukses membuat Nadira kesal tidak kepalang.
"Gue gak pura-pura gue emang nyasar, dan gue mohon kalian stop ngebacot ini masih pagi!" Pekik Nadira kesel "Dan gue mau lo semua pergi dari hadapan gue!"
"Siapa lo berani nyuruh-nyuruh gue ha?" Tanya Elsa yang mencoba mendekat ke arah Nadira.
"Heem siapa lo?" Pekik Devi
"Kalian gak ada kerjaan apa? Ini masih pagi, bangsat!" Teriak Nadira murka.
"Apa lo?" Tanya Elsa sambil mencengkram kerah baju Nadira kuat.
Fariz yang sedang berjalan mencoba menghentikan kegilaan cewek-cewek itu. "Stop atau kalian semua gue laporin ke bk!"
Elsa melepaskan cengkramannya dan mencoba merapihkan baju nya yang mulai kusut karena pergerakan barbarnya.
"Dia yang mulai duluan riz, bukan aku" Adu Elsa.
"Najis, so lembut banget si lo!" Pekik Fariz yang sukses membuat Elsa memanyunkan bibirnya.
Fariz menatap Nadira dalam dan menarik alisnya sebeleh seolah-olah bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Fariz memang sengaja bertanya kepada Nadira karena menurutnya bertanya kepada Elsa tidak akan ada habisnya. Elsa bukan menjawab malah sok kegenitan.
"Ini semua gara-gara lo!" Pekik Nadira "lo yang udah bikin gue di hujat di sekolah, gara-gara lo gue nyasar niat gue baik gue pengen nyelamatin regu kita, tapi apa pandangan mereka terhadap gue ha? Mereka semua mikirnya gue cari sensasi!" Pekik Nadira yang berhasil membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Emang lo suka cari sensasi kan!" Pekik Elsa.
"Lo diem! Gue gak ngomong sama lo!" Tegas Nadira sambil menunjuk-menjuk ke arah Elsa.
"Gue minta maaf, tapi gue gak ada niat buat buat lo celaka!" Pekik Fariz
"Halah, lo emang gak bertanggung jawab, lo laki-laki berengsek mana ada cowok yang berani ninggali cewek di hutan sendirian ha?" Ujar Nadira.
"Iya gue salah tapi lo juga salah! Gue udah ngomong lo jangan pergi tapi apa? Lo pergi juga kan, gue udah bilang lebih baik kita balik ke tenda tapi apa hah?".
"Terserah lo!" Pekik Nadira yang langsung melangkah ke arah kelas.
Fariz menatap Nadira dengan merasa bersalah, lagi-lagi rasa bersalahnya membalutnya kembali.
***
Nadira telah sampai di pintu kelas, dia bisa melihat dengan jelas seisi kelas telah di penuhi oleh penghuni kelasnya, karena ini memang hari senin hari hari upacara bendera, jadi tak heran murid datang pagi."Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Nadira!!!" Teriak Zahra.
"Asikk sakola euyy" pekik Humaira.
Nadira tidak menanggapi sahabat-sahabatnya dia masih kesal dengan perdebatannya dengan Fariz.
Nadira duduk di meja sebelah Zahra, memang benar Zahra teman sebangku Nadira. Awalnya si Zahra memang duduk sendiri tapi akibat permasalahan dulu meja Nadira di ambil alih oleh Fariz dan Nadira terpaksa duduk bersama Zahra.
Salwa tersenyum manis ke arah Nadira "gue seneng lo udah sehat!" Pekik Salwa.
Nadira melirik sekeliling dan matanya tidak menangkap sosok Hasna yang selalu tertawa manis khas miliknya ke arah Nadira.
"Si Hasna mana?" Tanya Nadira.
Jleb!
Semua sahabat-sahabat Nadira saling tatap dan bingung harus menceritakan dari mana.
"Kenapa diem?"
Satu pertanya belum sukses membuat sahabat-sahabatnya bergeming menjawab.
"Hasna mana?" Desak Nadira.
Pertanyaan kedua masih saja belum sukses.
"Gue nanya buat di jawab, bukan buat di kacangin!" Desaknya lagi.
"Maafin gue Dir!" Pekik Salwa.
"Ngapain lo minta maaf?" Nadira memang tidak mengerti apa maksud sahabatnya ini.
"Lo aja deh yang ngomong" pekik Salwa sambil mencolek lengan Talita.
"Lo aja deh hum, pasti si Dira bakal lebih ngerti!" Pekik Aliza
"Lo aja ta!" Pekik Aliza.
"SI HASNA PINDAH!" Teriak keras Zahra yang sukses mengundang tatapan tajam dari Sahabat-sahabatnya.
Nadira celingak celinguk "Maksud- maksudnya si Hasna pin-"
"Maafin kita Dir, kita gak ngasih tau lo apa yang sebenarnya terjadi. Si hasna pidah ke Lampung" Jelas Humaira.
"Kenapa lo semua gak ngasih tahu gue ha? Tanya Nadira dengan nada suara yang mulai memelan.
"Maafin kita Dir, kita sengaja gak ngasih tahu lo, kita takut lo kepikiran, kita semua pengen lo pokus ke kesembuhan lo dir! Kita gak maksud apa-apa!" Jelas Talita
"Gue ngerti maksud kalian, gue hanya sakit biasa bukan sakit berat, gue sahabat Hasna sama kek kalian, seharusnya meskipun gue sakit lo harus ngasih tahu tentang ini!" Pekik Nadira yang mencoba menahan air matanya.
"Gue kecewa sama kalian!" Pekik Nadira.
Nadira berdiri dari duduknya dan berlari tujuan dia saat ini adalah UKS, dia hanya ingin istirahat dan tidak ingin mengikuti upacara.
Nadira berlari dan melewati Fariz. Fariz semakin merasa bersalah, dia berfikiran kondisi Nadira saat ini adalah kesalahnya di pagi tadi.
Kringgg, bel masuk berbunyi tapi Nadira tidak menghiraukan suara bel itu.
Nadira telah sampai di UKS dan membuka pintu UKS perlahan dan dia dapat melihat Bu Via "permisi bu"
"Iya silahkan" ujar bu Via.
"Bu saya izin tidak mengikuti Upacara bendera ya bu, kepala saya pusing!" Pekik Nadira.
"Oh iya, ibu telah dengar kejadian beberapa hari lalu, harusnya kamu tidak bersekolah dulu!" Ujar bu Via yang mencoba mendekat ke arah Nadira.
"Saya gak papa bu, cuman pusing!" Pekik Nadira sambil berbaring di atas Matras UKS.
"Kamu istirahat saja ya, ibu keluar dulu" pamit Bu Via.
Bu via keluar dan meninggalkan Nadira sendirian di ruang UKS.
Air mata Nadira mulai membasahi Bantal, Nadira menangis dan menguluarkan kesakitan hatinya. Dia masih kecewa terhadapat sahabat-sahabatnya, dia tidak tahu sama sekali dengan kepindahan Hasna. Dia mencoba membuka hp nya dan mulai mencari nomor telpon atas nama Hasna, setelah menemukanya dia mulai menelpon.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau sedang berada di luar jangkauan"
Suara operator itu semakin membuat Nadira terluka dan kembali menangis.
"Kalian semua jahat, gue kecewa sama kalian!" Batin Nadira.
Halo akhirnya setelah sekian lama bisa Up lagi!!!
Makasih ya buat kalian, yang udah setia baca cerita aku dari Part pertama sampe ke Part 30 ini! Authot terharu!.
@midawulan_
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika Menjadi Cinta
Teen FictionBagaimana jadinya jika harus berpura-pura mencintai demi menjalankan sebuah misi? Dan bagaimana Akhir misi tersebut? Akankah misi itu berujung gagal? Ataukah berhasil dengan rasa cinta yang muncul dengan secara tiba-tiba? Kuy baca yu🤗