Seorang Gadis terbangun dari tidurnya dan melirik Jam Dinding yang menunjukan Pukul 05:00 pagi.
"Gue mandi dulu deh udah mandi sholat biar bunda gak teriak teriak lagi"batinnya
Tak butuh waktu lama untuk dia mandi dan juga berwudhu gadis itupun keluar dari Kamar mandi yang ada di kamarnya itu.
Tok...tok..
"Nadira bangun nak!" Teriak sang bunda
"Udah kali bun" teriak gadis itu dan membuka Pindu kamarnya
"Eh.. anak bunda udah rapih aja nih" ungkap Nida
"Iya bun dira udah mandi sholat Subuh juga udah" pekik Nadira sambil keluar dari kamarnya.
"Masya allah Sholehahnya Anak bunda ini, yaudah sekarang kita sarapan ya, ayah kamu udah nunggu kamu" pinta Nida
Dira dan Nida pun bergegas turun ke lantai satu, untuk sekedar Sarapan bareng
"Eh Gadis kecil ayah udah wangi aja nih" goda Arief
"Iya ya mas udah rapih aja, nah ini baru namanya Gadis bunda sama ayah" pekik Nida
"Ih bunda ayah bisa aja, udah ah ayo makan" rengek Nadira
Selama mereka makan tidak ada suara di antara mereka, hanya terdengan suara Sendok dan garpu yang seolah berdansa di atas piring.
"Hemm" deham Arief yang seolah mencairkan suasana
Dira dan Nidapun langsung menatap Arief
"Dira, Sekolah Kamu bekerjasama dengan Restoran kita" ungkap Arief
"Oh yaa? Ya bagus deh yah" ungkap Nadira sambil tersenyum ke arah Arief
"Yang PKL juga ada loh di Restoran kita" jelas Arief
"Cabang mana yah?" Tanya Nadira sambil meminum susu
"Cabang Bandung dan Jakarta" jelas Arief lagi
"Ohh iya, nanti dira juga dong kalo PKL di Restoran kita?" Tanya Nadira penasaran
"Iya lah, nanti kamu ayah tepati di Jakarta biar ayah kordinasi sama pihak sekolah kamu"ungkap Arief.
"Gak mau yah dira gak mau ke Jakarta, Jakarta panas Bandung sejuk, disini Adem yah" ungkap Nadira sambil tertawa kikuk ke arahnya.
"Kamu nih, yaudah berangkah gih, nanti kesiangan loh" ungkap Nida.
"Iya bundaku sayang, bundaku yang cerewet" goda Nadira
"Apa bunda cerewet?" Tanya Nida tidak terima jika dirinya di katakan Cerewet oleh Putrinya
Dirapun hanya tersenyum dan menyalami tangan sang ayah dan sang bunda. "Assalamualaikum Ayah Bunda" pamit Dira
"Waalaikumsalam" jawabnya serentak
"Bi Dira berangkat dulu ya" pamit Nadira kepada Bi Ida asisten rumah tangga yang sudah Nadira Anggap sebagai keluarganya
"Iya, hati hati ya non" jawab Bi Ida
Nadirapun berlari menuju laci besar yang di dalamnnya terdapat kunci motor maupun mobil milik keluarga Gadis itu, setelah dia menemukan Kunci Mobil miliknya gadis itupun berlari seperti anak kecil untuk menuju garasi, gadis itupun melihat kembali motor KLX Biru Muda miliknya yang sudah lama dia tidak pakai karena ribet memakai rok panjang dan harus menaiki motor KLX yang sangat tinggi itu.
"Nanti gue pake motor ini aja waktu pakai celana PDL dan baju organisasi aja biar ga ribet" batinnya.
"Selamat pagi Non, mau berangkat pake Motor?" Tanya Pak Asep
"Enggak pak, dira pake mobil aja, oh ya pak tolong bukain gerbang ya Dira mau berangkat" pinta Nadira.
"Iya non sebentar" ungkap Pak Asep
Tak lama gerbang rumah Kediamanan keluarga Ariefda terbuka lebar. Dan mobil Honda Brio berwarna putihpun kerluar
"Makasih ya Pak Asep, oh ya ini pak buat beli Rokok Bapak, anggap aja ini tanda terimakasih Dira karena Bapak udah selalu bantu Dira" ungkap Nadira sambil memberi Uang kepada Pak Asep
"Gak usah non, kan bapak udah di gaji sama ayahnya non, gak enak bapak" ungkap Pak Asep
"Gakpapa Pak Dira ikhlas ko, lagian bapa itu udah dira anggap kaya keluarga dira sendiri" jelas Nadira kepada pak asep
"Makasih non makasih banyak" pekik Pak Asep sambil menerima uang pemberian Nadira
"Yaudah ya pak, dira berangkat dulu, jangan lupa tutup lagi gerbanya" pinta Nadira
"Iya non hati hati ya" ungkap pak asep
Dan tak lama Mobil yang di kendarai oleh Nadira melaju meninggalkan Rumahnya
"Masya Allah, Gadis itu sangat baik sekali, walaupun kaya dia gak sombong, walaupun dia terlahir di keluarga yang sangat berkecukupan gadis itu tidak angkuh, semoga dia dan keluarganya selalu dalam lindunganmu Ya Allah" ungkap pak asep
*************
Ok Next Part ya, happy reading😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika Menjadi Cinta
Teen FictionBagaimana jadinya jika harus berpura-pura mencintai demi menjalankan sebuah misi? Dan bagaimana Akhir misi tersebut? Akankah misi itu berujung gagal? Ataukah berhasil dengan rasa cinta yang muncul dengan secara tiba-tiba? Kuy baca yu🤗