Jam menunjukan Pukul 4 Malam tapi Nadira sudah keluar dari tenda miliknya dan menyalakan Api kecil untuk menghangatkan tubuhnya.
Nadira tidak sendirian, memang sudah banyak teman yang lain berlalu lalang, untuk sekedar mempersiapkan untuk sholat subuh nanti dan ada juga yang iseng sudah bangun seperti yang di lakukan Nadira.
"Dingin banget deh sumpah, gak kuat gue!" Pekik Nadira bermonolog sendiri.
Nadira saat ini sedang memandangi api yang berada di hadapannya dan sesekali dia mengusap badanya sendiri ketika udara dingin sukses menembus tulangnya.
"Nih!" Pekik seorang dari belakang sambil menyodorkan Susu Hangat kepada Nadira.
Sontak Nadirapun melirik ke belakang dan gadis itupun bisa melihat dengan jelas, siapa orang itu.
"Eh Thanks, sini lo duduk!" Pekik Nadira.
Seseorang itupun duduk di dekat Nadira dan sesegera mendekatkan telepak tangannya di api yang berada di hadapan mereka.
"Lo ko udah bangun?" Tanya seseorang itu yang tak lain adalah Talita
"Iya nih, gue gak bisa tidur" pekik Nadira sambil meminum susu yang di bawakan Talita tadi.
"Lo juga ko udah bangun?" Tanya Nadira sambil melihat Talita yang masih anteng mendekatkan telapak tangannya di dekat api.
"Gue gak sengaja bangun, terus dari dalam gue liat lo nyalain api, sendirian lagi" Ungkap Talita
"Emm, Dir gue ke dalam lagi ya, gue masih ngantuk nih, sebenernya gue mau ngasih susu aja sih" pekik Talita.
"Oh, yaudaha sana lo tidur lagi aja" pekik Nadira.
Talita hanya menganggukan kepalanya dan segera ngacir ke tendanya.
Nadira menatap kosong ke arah api yang berkobar menghanguskan kayu yang berada di bawahnya, tak terasa setetes air berwarna bening jatuh dari kelopak mata milik Nadira.
"Hiks..!" Nadira menangis dalam diamnya, entah apa yang membuatnya menangis tapi hatinya sangat takut.
Langkah gontai seseorangpun mendekat ke arah Nadira "Lo kenapa?" Tanya seseorang itu.
"Hiks..!" Nadira menjawab pertanyaan seseorang itupun dengan isakannya.
"Lo kenapa sih?" Tanya Fariz, ya seseorang itu adalah Fariz.
Nadira tidak menghiraukan pertanyaan dari Fariz, dia masih nyaman dengan isakanya.
"Dir lo liat gue!" Pinta Fariz namun masih tetap tidak berhasil. Nadira masih saja menangis sambil menatap kosong ke arah api.
"Lo kenapa sih? Coba cerita sama gue!" Pekik Fariz.
"Hiks.. gue gak tau kenapa Riz, hati gue rasanya sakit, takut. semuanya jadi satu hikss..!" Pekik Nadira sambil terisak.
"Lo cuman terlalu mikirin hal yang gak bakalan terjadi, percaya sama gue gak bakalan ada apa-apa ko!" Pekik Fariz yang mencoba menenangkan gadis yang sedang menangis di hadapannya.
"Tapi gue-"
"Syuttt!" Pekik Fariz yang mendekatkan Nadira, dan akhirnya Nadira bersandar di bahu kekar milik Fariz, dan Fariz pun mengelus ngelus pucuk kepala Nadira
"Gue gak bakalan ngebiarin sesuatu buruk terjadi sama lo!" Bisi Fariz.
"Maafin gue Riz, dulu gue sering mikir lo yang enggak-enggak" Batin Nadira.
"Asatagfirullah Nadira!" Teriakan nyaring dari Zahra.
"Kalian ngapain sih, mau ngelakuin perbuatan yang tidak senonoh ya!" Pekik Zahra lagi yang tidak sengaja melihat Nadira dan Fariz
"Ck, apaan si lo kalo ngomong suka gaje" decak Fariz.
"Liat noh tadi temen lo nangis jadi gue ten-".
Plakk!
Satu tamparan cukup keras, sukses mendarat di pipi milik Fariz "sssttt" ringis Fariz
"Astagfirullah!" Ungkap Nadira
"Elo kan yang bikin teman gue nangis?!" Tanya Zahra
"Zahra lo kasar banget!" Bentak Nadira.
"Kenapa lo bentak gue?!, harusnya lo berterimakasih sama gue!" Pekik Zahra.
"Tapi lo salah Zah!" Ungkap Nadira yang sukses membuat Zahra kebingungan bukan main.
"Ma-maksud lo?" Tanya Zahra.
"Pertama bukan Fariz yang bikin gue nangis, kedua kita gak melakukan perbuatan yang tidak senonoh, tadi Fariz nyoba buat tenangin gue, dan gue bersandar ke bahunya si Fariz" jelas Nadira dengan Nada suara naik satu oktaf.
"Yah gue salah dong?" Polos Zahra.
"Lo tu polos atau bego sih?" Tanya Fariz.
"Ck, iya iya gue minta maaf deh, gue salah!" Pekik Zahra sambil melengos pergi.
"Ko lo bisa tahan si, punya temen kaya dia" pekik Fariz.
"Haha gatau gue!" Pekik Nadira sambil terkekeh geli.
"Senyuman yang selalu gue rindukan!" Batin Fariz.
"Riz, gue ke tenda dulu ya!" Pamit Nadira yang hanya mendapat anggukan dari Fariz.
Halo Rindu gak sama Author:v?
Jangan Rindu ah berat mending baca aja story author hhe.Next Part😍
![](https://img.wattpad.com/cover/218794160-288-k439725.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika Menjadi Cinta
Dla nastolatkówBagaimana jadinya jika harus berpura-pura mencintai demi menjalankan sebuah misi? Dan bagaimana Akhir misi tersebut? Akankah misi itu berujung gagal? Ataukah berhasil dengan rasa cinta yang muncul dengan secara tiba-tiba? Kuy baca yu🤗