Fariz dan Nadira berjalan menyusuri hutan, setelah berhasil lolos dari Post 1. Ya, Post Bu Viona.
"Riz".
"Hm" jawab Fariz sambil menghentikan langkahnya.
"Riz, post 2 jauh ya? Ko kita gak nyampe-nyampe sih" pekik Nadira.
"Mana gue tahu, lagian kalo gue tahu dari tadi gue udah ngajak lo kesana" sungut Fariz.
"Tapi gu-".
"Lo tu jangan banyak ngeluh deh, jalan aja terus!" Ketus Fariz.
Nadira hanya mengekori Fariz dari belakang. Dan sesekali dia melirik jam tangan yang melingkar di tangan sebeleh kirinya, ternyata sudah lebih dari 3 jam dia dan Fariz muter-muter mencari post 2 yang tak kunjung mereka temukan.
"Riz, kita udah 3 jam muter-muter, jangan bilang kita nyasar?" Tanya Nadira yang hanya di anggapi bahu acuhnya Fariz.
"Riz, kayanya kita beneran nyasar deh, gue gak liat Regu lain disini!"
"Fariz lu tu punya kuping gak si!"
"Fariz!!!"
"Ck, berisik Anjir!" Tegur Fariz.
"Jalan aja napa, berisik lo kek bocah!" Ujar Fariz.
Nadira hanya memanyunkan bibirnya. "Gue yang nunjukin jalan ah, lo gak bener!" .
"Ck, iya-iya" decak Fariz mengalah.
Mereka terus saja berjalan sambil berharap anggar bisa menemukan post 2.
"Riz, gue cape!" Keluh Nadira sambil memasang wajah Pupy eyes.
"Yaudah kita istirahat dulu" ujar Fariz.
Nadira hanya melamun dan sesekali dia menguap.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Fariz.
"Jam 2 siang!" Jawab Nadira.
"Oh".
"Apa lo bilang? Jam 2 siang?" Tanya Fariz Shok.
"Lo tuli beneran dah keknya, kan gue udah bilang sekarang jam 2 masih aja lo nanya lagi, bego lo!" Pekik Nadira sambil melirik tajam ke arah Fariz.
"Kita harus balik ke tempat Camping jam berapa?" Tanya Fariz
"Jam 4" singkat Nadira.
"Ayo kita berangkat lagi, post yang kita harus datangi masih banyak banget" ujar Nadira sambil berdiri dari duduknya.
"Ck, waktu kita 2 jam lagi, mana cukup elah" decak Fariz.
"Terus?"
"Kita balik aja ke Tempat Camping, lebih baik kita gagal dari pada kita makin tersesat jauh!" Jelas Fariz.
"Gak! Gue gak mau, kita harus berhasil!" Kekeuh Nadira.
"Yaudah, lo pergi sendiri, gue mau balik!" Ujar Fariz.
"Ko lo gitu sih?" Tanya Nadira.
"Kita berjuang disini buat Regu kita!" Jelas Nadira.
"Bodo amat!" Samber Fariz.
"Gue kecewa sama lo! Gue pikir lo setia kawan lo mau berjuang dan berkorban demi Regu kita, nyatanya engga!" Pekik Nadira.
"Lo kalo mau balik, gpp balik aja, gue mau lanjut jalan!" Pekik Nadira sambil berjalan meninggalkan Fariz.
Fariz hanya mengangkat bahunya acuk tidak peduli, ia hanya menatap punggung milik seorang Gadis yang tadi berdebat dengannya dan tidak lama kemudian punggung gadis itu menghilang dari pandangannya.
Fariz masih setia dengan duduknya ia tidak memikirkan tentang Regu dan Nadira Gadis yang sedang berjuang demi Regunya.
"Ck, goblok banget si gue, gue biarin si Dira jalan sendiri, gimana kalo terjadi apa-apa dengan tu anak" pekik Fariz bermonolog sendiri.
"Ck ahhh! Gue kejar lagi aja dia!" Pekiknya sambil terbangun dari duduknya dan berlari mengejar Gadis itu.
"Lo harus bisa dir! Lo harus kuat!" Pekik Nadira sembari menyemangati diri sendiri.
"Dirrrrr!!!!!! Tunggu gua!" Teriak Fariz sambil mencari-cari Nadira.
"Dir lo dimana?" Teriak Fariz.
"Nadira!!!"
"Ck, cepet banget tu cewek jalannya!" Ujarnya.
"Nadiraaaa!!"
"Lo jangan bercanda lo dimana?" Teriak Fariz semakin menjadi-jadi.
***
Sedangkan di tempat lain seorang gadis tengah berjalan sendirian di dalam hutan.
"Ah gimana nih udah jam 4 lagi, waktunya gue pulang ke tenda!" Pekiknya.
"Gue gatau gue dimana"
"Atau gue jalan aja terus, siapa tau gue bisa nemuin Post yang ada gurunya!".
Gadis itupun kembali berjalan menyusuri hutan.
***
"Oke Anak-anak apakah semua ketua regu dan wakilnya sudah berhasil menjalankan misinya dan sudah berkumpul kembali disini?" Tanya Bu Adel
"Fariz dan Nadira belum kembali bu!" Pekik Diki.
Deg! Perasaan ke-6 sahabat Nadira tidak haruan saat ini.
"Oke kalo sampe jam 6 belum kembali, kita cari saja mereka ke hutan!" Pekik Bu Adel.
"Ok bu!"
***
"Riz, Hikss..hikss" itulah nama yang saat ini gadis itu ucapkan di tengah tangisannya.
"Riz tolongin gue!"
"Hikss....hikss!"
Tak terasa waktu menunjukan pukul setengah 6 sore, sang senja tengah bersiap untuk tenggelam. Nadira masih setia berjalan.
"Fariz!" Teriakan pertama gadis itu.
"Fariz plis tolongin gue!"
"Bunda...Hiksss..."
***
Fariz berlari menuju tenda.
"Pak Ahmad Pak!" Teriak Fariz.
"Loh, Fariz!" Tanya Pak Ahmad.
"Pak. Nad-Nadira pak.. tol-tolongin saya!" Pekiknya sambil terenggah enggah.
"Riz Nadira mana?" Tanya Humaira.
"Gue sama Nadira pisah!" Jawab Fariz sambil berusaha menormalkan Nafasnya.
"Dia sekarang dimana Riz?!" Tanya Salwa.
"Gue gatau dia ada dimana, yang pasti dia sendirian!.
"Fariz jelaskan sama bapak kenapa ini bisa terjadi dan kenapa kamu sama Nadira terpisah?".
Fariz menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Ini salah saya pak!" Pekik Fariz.
"Lo cowok apaan sih hah? Lebih mentingin diri sendiri?" Pekik Aliza.
"Gara-gara lo teman gue ilang di hutan, kalo dia kenapa-napa lo mau tanggung jawab hah?" Jawab Humaira.
"Iya gue minta maaf, gue salah!" Pekik Fariz.
"Gampang banget lo minta maaf! Kalo ada apa-apa sama Dira gue gak akan pernah mau kenal sama lo!" Pekik Hasna.
"Sudah sudah jangan bertengkar, kalian sholat magrib dulu aja, setelah sholat magrib kita rundingkan lagi tentang hilangnya Nadira.
"Maafin gue Dir gue nyesel! Seandainya gue pergi sama lo tadi mungkin kejadiannya gak kaya gini!" Batin Fariz.
Maaf ya kalo ceritanya garing, dan gak jelas. Author bingung mau nulis apa.
Jangan lupa ya Follow Akun Wp author dan jangan lupa Vote and coment! Biar author tambah semangat!.Ok next Part😍
![](https://img.wattpad.com/cover/218794160-288-k439725.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika Menjadi Cinta
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika harus berpura-pura mencintai demi menjalankan sebuah misi? Dan bagaimana Akhir misi tersebut? Akankah misi itu berujung gagal? Ataukah berhasil dengan rasa cinta yang muncul dengan secara tiba-tiba? Kuy baca yu🤗